Jumat, 23 Mei 2014

Ekologi Rotifera

Arsip Cofa No. C 176

Ekologi dan Persebaran Habitat Rotifera

Menurut Hickman et al. (2001) rotifera merupakan kelompok kosmopolitan (ditemukan di seluruh dunia) dengan jumlah anggota sekitar 1800 spesies. Sebagian besar spesies menghuni perairan tawar, sedikit rotifera hidup di laut, dan beberapa spesies mendiami habitat darat, dan ada yang bersifat epizoic (hidup pada tubuh binatang lain) atau parasit. Rotifera beradaptasi terhadap berbagai kondisi ekologis. Kebanyakan spesies bersifat bentik, hidup di dasar perairan atau pada tumbuhan air kolam atau sepanjang tepian danau air tawar di mana mereka berenang atau merayap pada vegetasi. Banyak spesies penghuni lapisan tipis air antar butir-butir pasir pantai (meiofauna) adalah rotifera. Rotifera pelagis adalah umum dijumpai di perairan permukaan danau tawar atau kolam, dan mereka kadang menunjukkan fenomena siklomorfosis, yaitu variasi bentuk badan akibat perubahan musiman atau perubahan nutrisi. Rotifera penghuni laut sangat sedikit. Beberapa spesies rotifera yang ditemukan di pantai laut mungkin adalah spesies air tawar yang dapat beradaptasi terhadap air laut. Banyak spesies rotifera sanggup bertahan lama terhadap kekeringan; selama periode ini bentuk mereka mirip butiran pasir. Pada kondisi kekeringan, rotifera sangat toleran terhadap perubahan suhu, terutama rotifera yang hidup pada lumut. Pengkistaan yang sesungguhnya terjadi hanya pada beberapa rotifera. Jika mendapat air, rotifera yang kekeringan ini kembali menjadi aktif.

Baca juga :
Struktur Komunitas dan Dinamika Populasi Plankton

Ekologi dan Dinamika Populasi Rotifera Hexarthra

Herzig dan Koste (1988) dalam Snell dan King (1989) menemukan empat spesies rotifera Hexarthra di Neusiedler See, sebuah danau yang bersifat basa dengan salinitas dan ketinggian muka air berfluktuasi. Keempat spesies rotifera tersebut adalah Hexarthra mira, Hexarthra fennica, Hexarthra jenkinae (kadang-kadang) dan Hexarthra polyodonta. Analisis data jangka panjang menunjukkan pola fenologis umum yang tidak berubah dari tahun ke tahun. Mereka pertama kali muncul pada bulan Mei , berkembang menjadi maksimum pada Juni/Juli, kadang-kadang mengalami maksimum kedua pada Agustus/September dan kemudian hilang pada Oktober. Tetapi suksesi spesiesnya berbeda antar tahun, kadang-kadang hanya satu spesies yang ada (Hexarthra mira atau Hexarthra polyodonta).

Herzig dan Koste (1988) dalam Snell dan King (1989) menambahkan bahwa ada hubungan yang sangat konsisten antara kondisi kimia dan spesies dominan; peningkatan salinitas mendukung perkembangan Hexarthra polyodonta. Suhu rendah dan partikel tersuspensi akibat-angin berpengaruh negatif terhadap perkembangan populasi Hexarthra. Populasi Hexarthra yang lebih kecil memiliki keterkaitan dengan keberadaan Leptodora; hal ini menunjukkan adanya tekanan pemangsaan terhadap spesies rotifera yang terakhir tersebut. Di Neusiedler See, populasi Hexarthra tampaknya dikendalikan oleh faktor-faktor abiotik sampai kisaran yang lebar, tetapi pemangsaan oleh Leptodora dan kemungkinan besar oleh ikan muda memainkan peranan yang juga penting.

Baca juga :
Variasi Keragaman, Kelimpahan dan Komposisi Spesies Zooplankton

Pemilihan Susbtrat dan Habitat Serta Adaptasi Rotifera

Pejler dan Berzins (1988) dalam Snell dan King (1989) melaporkan bahwa informasi mengenai distribusi 28 spesies rotifera famili Brachionidae dari berbagai perairan di Swedia selatan dan tengah telah dianalisis untuk menunjukkan hubungan distribusi organisme ini dengan substrat dan habitat. Beberapa brachionidae lebih menyukai habitat planktonik sedangkan lainnya lebih memilih habitat perifitik dan/atau bentik. Beberapa habitat non planktonik lebih dimanfaatkan daripada habitat lain, tetapi tidak ada bukti adanya daya tarik kimiawi yang ditimbulkan oleh substrat apapun. Sebaliknya, beberapa substrat tampaknya dihindari oleh rotifera, yang mungkin disebabkan oleh adanya sejenis alga perifiton. Selain tipe substrat, faktor-faktor berikut adalah penting dalam menciptakan niche ekologis tersendiri bagi famili brachionidae : suhu, kadar oksigen, tingkat makanan, lingkungan kimiawi, pemilihan makanan dan kepekaan terhadap pemangsaan. Dalam hal substrat dan habitat, beberapa rotifera bersifat spesialis sedangkan lainnya bersifat generalis; kelompok terakhir ini dicirikan oleh variasi morfologis yang besar. Spesies-spesies rotifera ini beradaptasi dengan berbagai cara terhadap habitat yang disukainya, seperti misalnya membentuk tonjolan-tonjolan kaki pembawa-telur. Duri-duri panjang, sebagai contoh, umumnya ditemukan pada rotifera penghuni perairan jernih, yang menunjukkan bahwa duri tersebut berfungsi sebagai perlindungan terhadap predator yang mengandalkan penglihatan dalam mencari mangsa.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :

Keragaman Spesies Rotifera di Danau

Segers et al. (1993) mempelajari keragaman spesies rotifera di 13 habitat perairan tawar di delta Niger hilir. Total 207 spesies rotifera telah ditemukan. Genus rotifera yang paling beragam adalah Lecane dengan 59 spesies. Sepuluh spesies rotifera tampaknya bersifat endemik bagi delta Niger hilir, tiga spesies lainnya terbatas di Afrika Tengah dan/atau Afrika Barat. Sebelas spesies tersebar di daerah-daerah Oriental (Timur) dan Afrika, sedang enam spesies terdapat baik di Amerika maupun di daerah penelitian. Tiga spesies dari kelompok yang terakhir tersebut mungkin merupakan hasil introduksi baru-baru ini ke benua Afrika. Dua danau yang diteliti (Iyi-Efi dan Oguta), yang mengandung 136 dan 124 spesies, merupakan habitat rotifera terkaya yang pernah diteliti. Diduga bahwa dataran banjir (sub)tropis merupakan habitat rotifera dengan keragaman tertinggi di dunia.

Baca juga :
Pengaruh Pakan Terhadap Komposisi Biokimia Brachionus

Hubungan Antara Kelimpahan Rotifera dan Kelimpahan Flagelata dan Ciliata

Dolan dan Gallegos (1992) melaporkan bahwa rotifera melimpah (rata-rata sekitar 1.000 individu/liter) dari bulan Maret sampai September 1991 di sebuah sub estuaria dangkal di Chesapeake Bay, Amerika Serikat. Komunitas rotifera biasanya didominasi oleh Synchaeta cecilia dengan Brachionus plicatilis sebagai spesies terbanyak kedua. Kelimpahan rotifera berhubungan secara negatif dengan kelimpahan mikroflagelata. Bagaimanapun, laju reproduktif Synchaeta cecilia, yang dihitung sebagai jumlah telur per individu betina atau “egg ratio”, berkorelasi positif dengan jumlah mikroflagelata. Hubungan terbalik antara rotifera dan ciliata herbivora, yang didominasi oleh Strombidium sp. heterotrofik, muncul pada akhir musim semi sampai pertengahan musim panas, yang bersesuaian dengan periode kelimpahan mikroflagelata autotrofik dan heterotrofik.

Baca juga :
Brachionus : Pengaruh Faktor Lingkungan, Pakan dan Telur

Laju Penelanan Bakteri Oleh Rotifera di Danau

Ooms-Wilms (1991) mempelajari aktivitas makan bakteri pada zooplankton yang berukuran lebih dari 33 mikron di Danau Loosdrecht, Belanda, pada bulan Juni dan Juli 1990, berdasarkan pengamatan mikroskopik terhadap bakteri yang diberi label fluoresensi (fluorescently labelled bacteria = FLB; 0,5 x 1,5 mikron) di dalam usus zooplankton tersebut. Spesies rotifera yang menelan FLB, dengan urutan laju penelanan makin menurun, adalah : Conochilus unicornis, Filinia longiseta, Anuraeopsis fissa, Brachionus angularis dan Keratella cochlearis. Spesies cladocera yang menelan FLB (Chydorus sphaericus, Bosmina longirostris dan Daphnia cucullata) melakukannya dengan laju yang lebih rendah daripada spesies rotifera. Laju makan bakteri pada rotifera dan cladocera, berdasarkan penelanan FLB, hanya merupakan 1,8 dan 0,01 % per jam, berturut-turut, dari produksi bakteri pada 28 Juni serta merupakan 3,9 dan kurang dari 0,01 % per jam dari produksi bakteri pada 26 Juli.


REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...