Jumat, 16 Januari 2015

Hormon Pertumbuhan Ikan

Arsip Cofa No. C 185

Fungsi Hormon Pertumbuhan Pada Ikan

Yousefian dan Shirzad (2011) meringkaskan hasil-hasil penelitian mengenai fungsi hormon pertumbuhan pada ikan. Aksi-aksi biologis hormon pertumbuhan bersifat pleiotropic (mempengaruhi dua hal atau lebih yang tampaknya tidak berkaitan), termasuk perangsangan pertumbuhan, mobilisasi energi, perkembangan gonad, nafsu makan, perilaku sosial, osmoregulasi dan kontrol sistem kekebalan. Sistem pengaturan hormon pertumbuhan adalah kompleks serta mencakup banyak faktor endokrin dan lingkungan. Hormon pertumbuhan, yang merupakan kelompok hormon yang mencakup prolaktin, merangsang aklimasi terhadap air laut pada beberapa ikan teleostei, setidaknya melalui aksi faktor pertumbuhan mirip-insulin. Dalam epitel insang, perkembangan dan diferensiasi sel klorida tipe-air laut diatur oleh hormon pertumbuhan, IGF-I (faktor pertumbuhan mirip-insulin), dan kortisol. Hormon pertumbuhan pada ikan mempengaruhi beraneka ragam fungsi dan berperanan pada hampir semua proses fisiologis utama termasuk pengaturan ion dan metabolisme lipida, protein, karbohidrat serta keseimbangan osmotik, pertumbuhan tulang dan jaringan lunak, juga fungsi reproduksi dan kekebalan. Studi terbaru menunjukkan bahwa hormon pertumbuhan mempengaruhi beberapa aspek perilaku, termasuk nafsu makan, perilaku mencari makan, agresi dan penghindaran dari pemangsa, yang selanjutnya memiliki dampak ekologis.

Baca juga :
Sejarah Endokrinologi

Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Konsentrasi Hormon Pertumbuhan Pada Ikan

Deane dan Woo (2009) mengulas arti penting dan pengaturan hormon pertumbuhan ikan selama mengalami stres. Perubahan salinitas lingkungan menyebabkan stres osmoregulasi pada ikan, dan ketika terpapar terhadap salinitas yang makin meningkat, hormon pertumbuhan menjadi penting dalam mempertahankan fungsi hipoosmoregulasi. Pada penelitian terhadap ikan salmonidae, terlihat bahwa hormon pertumbuhan berperanan penting sebagai hormon pengadaptasi air laut. Pada penelitian terhadap ikan sparidae, telah teridentifikasi adanya korelasi nyata antara peningkatan hormon pertumbuhan dengan pertumbuhan dan pemaparan terhadap salinitas isoosmotik. Variasi suhu air terbukti mempengaruhi konsentrasi hormon pertumbuhan, dengan konsentrasi tertinggi terjadi selama bulan-bulan musim hangat dalam setahun, yang memperkuat dugaan bahwa hormon pertumbuhan berperanan penting selama proses aklimasi suhu, tetapi kaitan hal ini dengan pertumbuhan masih belum jelas. Bahan-bahan pencemar penting, termasuk xenoestrogen dan logam berat terbukti mempengaruhi mekanisme-mekanisme yang diperantarai oleh hormon pertumbuhan pada ikan, mungkin dengan cara mengganggu reseptor dan/atau transkripsi hormon pertumbuhan, sedangkan stres terkait aktivitas akuakultur seperti penanganan, kondisi berdesak-desakan dan stres nutrisi juga mempengaruhi konsentrasi hormon pertumbuhan.

Baca juga :
Kemungkinan Penggunaan Hormon Untuk Merangsang Pertumbuhan Bandeng (Chanos chanos)

Pengaruh Estradiol Dan Testosteron Terhadap Sekresi Hormon Pertumbuhan Ikan

Trudeau et al. (1992) meneliti pengaruh hormon testosteron dan estradiol terhadap konsentrasi hormon pertumbuhan dalam serum darah sepanjang siklus reproduksi musiman ikan mas koki betina. Pada ikan betina yang diberi cangkok kapsul kosong, terjadi variasi musiman konsentrasi hormon pertumbuhan dalam serum darah; konsentrasi maksimum hormon pertumbuhan adalah pada musim semi sedangkan konsentrasi minimumnya terjadi pada musim panas dan awal musim gugur. Pencangkokan kapsul berisi estradiol mendorong peningkatan konsentrasi hormon pertumbuhan sepanjang siklus reproduksi. Perlakuan estradiol meningkatkan sampai 4 kali lipat pelepasan hormon pertumbuhan yang dirangsang oleh “salmon gonadotropin releasing hormone” (sGnRH). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa estradiol, tetapi testosteron tidak, merangsang sekresi hormon pertumbuhan sepanjang siklus reproduksi ikan mas koki betina. Selain itu, sGnRH dan “thyrotropin releasing hormone” merangsang pelepasan hormon pertumbuhan pada ikan teleostei, dan respon perangsangan ini ditingkatkan oleh konsentrasi fisiologis estradiol.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Growth Hormone Releasing Factor Pada Cyprinus carpio

Vaughan et al. (1992) melaporkan bahwa sejenis peptida mirip-GRF (Growth Hormone Releasing Factor) telah diisolasi dari hipotalamus ikan mas, Cyprinus carpio, dengan ekstraksi asam, kromatografi filtrasi gel, kromatografi imunoafinitas yang menggunakan anti serum untuk melawan GRF tikus, dan proses ganda HPLC yang menggunakan kolom oktadesil. Berdasarkan degradasi Edman dan pemetaan peptida, GRF teleostei ini dinyatakan sebagai peptida 45-residu dengan struktur primer sebagai berikut : His-Ala-Asp-Gly-Met-Phe-Asn-Lys-Ala-Tyr-Arg-Lys-Ala-Leu-Gly-Gln-Leu-Ser-Ala-Arg-Lys-Tyr-Leu-His-Thr-Leu-Met-Ala-Lys-Arg-Val-Gly-Gly-Ser-Met-Ile-Glu-Asp-Asp-Asn-Glu-Pro-Leu-Ser. GRF ikan mas berkerabat dekat secara struktural dengan peptida-peptida super famili sekresi-glukagon, dan terutama dengan bahan pokok Vasoactive Intestinal Peptide (VIP) mamalia dan bagian terminal-N dari GRF mamalia.

Baca juga :
Kemungkinan Memacu Pertumbuhan Ikan Dengan Memanipulasi Suhu Air

Kesulitan Pemanfaatan Hormon Pertumbuhan Dalam Akuakultur

Matty (1985) menyatakan bahwa hormon pertumbuhan bisa digunakan sebagai agen pemacu pertumbuhan dalam kultur ikan. Permasalahannya adalah ada dua faktor utama yang menyulitkan penggunaannya. Pertama, kesulitan memperolehnya dalam jumlah cukup dan kedua, sebagai polipeptida bisa diduga bahwa hormon ini akan hancur oleh enzim pencernaan bila diberikan lewat mulut. Jadi penggunaannya dalam akuakultur terbatas. Bagaimanapun, kemungkinannya terletak pada sintesis molekul ini secara bioteknologi. Juga adalah mungkin untuk memberikan hormon ini lewat mulut karena ada petunjuk bahwa pertumbuhan ikan bisa dipacu setelah memberi materi lewat mulut. Mungkin bahwa molekul ini sebelum diserap hanya terurai sebagian, seperti halnya kasus pada hormon pertumbuhan binatang bovine; pecahan-pecahan molekul ini ketika dicerna masih mempertahankan sebagian aktivitas perangsangan pertumbuhan. Walaupun pemberian hormon pertumbuhan lewat mulut bersama makanan bisa diterapkan, saat ini cara yang tepat untuk merangsang pertumbuhan adalah dengan penyuntikan atau pencangkokan hormon. Penggunaan hormon pertumbuhan bovine dengan cara ini bisa digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ikan stok yang dipilih sebagai calon induk.

Baca juga :
Mekanisme Kerja dan Pengaturan Sekresi Hormon

Mempersingkat Periode Pemijahan Ikan Dengan Menggunakan Hormon Pertumbuhan Sebagai Indikator

Zhong et al. (2010) melaporkan bahwa untuk mempersingkat periode pemijahan ikan transgenik yang tumbuh-cepat dan mengurangi beban kerja penyeleksian, telah dilakukan studi yang menggunakan metode penyeleksian baru untuk mendeteksi konsentrasi hormon pertumbuhan dalam serum darah ikan cyprinidae dengan kombinasi teknik ELISA dan antibodi monoklonal. Untuk menguji keefektivan metode baru ini, konsentrasi hormon pertumbuhan dalam serum darah dan laju pertumbuhan ikan karper transgenik dan ikan kontrol dibandingkan; pada saat yang sama metode PCR konvensional juga dilaksanakan untuk perbandingan. Pada generasi F-4, yang merupakan turunan dari ikan karper normal atau ikan transgenik yang tumbuh-cepat, konsentrasi hormon pertumbuhan dalam serum darah antara ikan karper transgenik dan ikan kontrol adalah berbeda nyata berdasarkan ELISA. Laju pertumbuhan ikan karper transgenik secara konsisten dan secara nyata lebih tinggi daripada ikan kontrol. Dibandingkan dengan metode penyeleksian PCR konvensional yang sering memberikan hasil positif palsu, metode penyeleksian baru ini yang menggunakan deteksi ELISA secara langsung dan efektif memilih ikan transgenik, sehingga sangat mengurangi periode pemijahan ikan transgenik.


REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...