Jumat, 10 Maret 2017

Mekanisme Kerja dan Pengaturan Sekresi Hormon

Arsip Cofa No. A 052
donasi dg belanja di Toko One

Transpor Hormon

Setelah diproduksi oleh suatu kelenjar, hormon-hormon protein biasanya disimpan di dalam kelenjar tersebut sampai saatnya diperlukan. Bila diperlukan, mereka kemudian disekresi ke dalam kapiler-kapiler yang akan membawa hormon tersebut ke organ sasaran. Hormon-hormon steroid tidak disimpan melainkan dilepaskan setelah diproduksi.

Sedikit, bila bukan banyak, hormon steroid beredar bersama darah sebagai hormon mati setelah dilepaskan dari organ endokrin pembentuknya. Plasma darah mengandung substansi pembawa protein bagi hormon-hormon steroid dan tiroksin. Susbtansi tersebut adalah thyroxin-binding globulin (TBG; globulin pengikat-tiroksin), corticosterol-binding globulin (CBG), juga disebut transcortin, yang mengikat adrenokortikosteroid dan progesteron, dan sex-hormone-binding globulin (SHBG), yang mengikat estradiol dan testosteron. Terikatnya hormon oleh protein plasma darah ini membatasi difusi hormon tersebut ke dalam jaringan, tetapi pada saat yang sama memperpanjang aktivitas hormon karena pengikatan tersebut melindunginya dari proses penguraian dan penyingkiran. Hormon dalam bentuk terikat seperti ini tidak dapat memasuki sel dan juga tidak dapat bekerja. Kehamilan meningkatkan konsentrasi yodium atau hormon tiroid yang terikat-protein (protein-bound iodine, PBI), tetapi laju metabolisme basal tetap sama seperti semula karena hormon ditahan di dalam darah dan hanya diberikan pada jumlah normal ke jaringan dalam keadaan bebas untuk merangsang metabolisme.

Baca juga Reproduksi dan Endokrinologi

Hormon steroid seks terikat kuat oleh SHBG sehingga meningkatkan daya larut steroid di dalam medium darah yang cair. Steroid-terikat tersebut secara biologi tidak aktif tetapi ia dalam kondisi seimbang dengan sejumlah kecil steroid-bebas yang memasuki sel sasaran.

Tiroksin memiliki periode kerja yang lebih pendek di dalam tubuh ayam daripada di dalam tubuh mamalia, mungkin karena bangsa burung memiliki kemampuan rendah dalam mengikat tiroksin. Akibatnya, tiroksin dibuang melalui metabolisme dari tubuh burung lebih cepat dibandingkan dari tubuh mamalia yang memiliki protein plasma dengan kemampuan lebih besar dalam mengikat tiroksin.

Ads (klik gambar untuk informasi lebih detil) :
Gas Air Mata - Semprotan Merica Yg Lumpuhkan Penjahat

Mekanisme Kerja Hormon

Dua kelas kimia hormon, steroid dan peptida, tampaknya memiliki mekanisme kerja yang berbeda. Hormon tiroid dan steroid bermolekul kecil (berat molekul 300) sehingga dapat menyebar bebas ke dalam sebagian besar sel-sel tubuh; membran plasma tidak menjadi penghalang. Bertolak belakang dengan hormon steroid, hormon-hormon peptida memiliki molekul besar (berat molekul 10.000 atau lebih), dan karena ukurannya itu mereka tidak dapat menembus membran plasma. Untuk itu, hormon-hormon peptida menjalankan aksinya pada permukaan sel secara tidak langsung.

Meskipun semua sel terpapar hormon, hanya sedikit sel yang dapat menanggapi rangsangan hormon sehingga mereka disebut sel-sel sasaran. Sel sasaran dapat menanggapi rangsangan hormon karena mempunyai suatu daerah reseptor yang sangat khusus. Reseptor terletak di permukaan sel untuk hormon-hormon peptida, dan di dalam sitoplasma sel untuk hormon-hormon steroid.

Baca juga Sejarah Endokrinologi

Daerah reseptor khusus pada organ sasaran secara selektif “mengikat”, “menyerap’ atau “memerangkap” suatu hormon tertentu ke membran selnya sebagai langkah pertama dalam aksi hormon peptida, misalnya Luteinizing Hormone (LH).

Langkah kedua dalam aksi LH adalah perangsangan terhadap enzim adenil siklase di dalam membran sel untuk mengubah ATP menjadi adenosin monofosfat nukleotida, siklik 3,5-AMP, atau c-AMP. cAMP (messenger II) menyediakan energi untuk sintesis protein. Hormon-hormon ACTH, LH, FSH, TSH dan HCG beraksi melalui jalur AMP ini. cAMP mempengaruhi sintesis protein, dan protein perangsang menyebabkan mitokondria memproduksi suatu hormon (messenger III). Produksi steroid oleh adrenal cortex dan gonad diatur oleh cAMP. Penyuntikan cAMP memberikan pengaruh besar terhadap fungsi LH atau ACTH sampai beberapa derajat.

donasi dg belanja di Toko One

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda