Selasa, 09 Januari 2018

Alga : Biologi dan Karakteristik Kimia

Arsip Cofa No. A 086

Ciri Umum dan Kelompok-Kelompok Alga

Moss (1980) menyatakan bahwa “alga” bukanlah satu kelompok taksonomik tersendiri, tetapi merupakan kumpulan, sama seperti “invertebrata”, bagi kelompok filum-filum yang berkerabat dekat. Ciri umum fila alga ini adalah adanya klorofil a, kemampuan memanfaatkan air sebagai donor hidrogen dalam proses fotosintesis, gamet - bila diproduksi – tidak diselubungi oleh sel-sel non produktif, dan membutuhkan habitat air sebagai media pertumbuhannya. Dua kelompok yaitu Cyanophyta (alga hijau biru) dan Prochlorophyta bersifat prokaryotik, jadi memiliki struktur sel yang khas seperti bakteri. Kebanyakan anggota fila Rhodophyta (alga merah) dan Phaeophyta (alga coklat) adalah tumbuhan yang khas karena tidak membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhannya.

Batas antara filum-filum alga ini dan filum alga lainnya, yakni yang tergolong dalam kingdom Protista, adalah tidak jelas. Protista, menurut definisi, mencari makan dengan cara campuran yakni gabungan antara cara fotosintesis tapi sangat membutuhkan sedikitnya satu jenis bahan organik (biasanya vitamin), cara fakultatif heterotrofi dengan memanfaatkan bahan organik terlarut, atau - pada beberapa kasus - cara fagotrofi (memakan partikel organik). Tumbuhan hijau tingkat tinggi mungkin berevolusi dari Protista melalui Cyanophyta dengan menanggalkan sifat obligat heterotrof, yakni hanya bersifat autotrof, sedangkan hewan berevolusi dengan menanggalkan semua organ fotosintesis dari kelompok organisme yang tidak khas, sementara Jamur mungkin berasal dari Protista yang kehilangan organ fotosintesis maupun kemampuan fagotrofik (Moss, 1980).

Distribusi Spesies Alga di Kolam Batu Intertidal

Wilson et al. (1992) melaporkan bahwa flora alga telah disampling di 15 kolam batu intertidal; seleksi habitat dilakukan secara seragam di dalam daerah yang terbatas. Distribusi spesies sangat sesuai dengan apa yang diharapkan, yakni acak, baik diuji dengan distribusi asosiasi, dengan fungsi “nesting’ (bersarang), “chequerboarding” ataupun dengan fungsi kejadian. Penjelasan paling sederhana adalah bahwa perbedaan komposisi spesies antar kolam disebabkan oleh kesempatan.

Alga Penempel Batu di Sungai

Pentecost (1992) mengamati pertumbuhan dan distribusi alga endolitik di beberapa sungai di Yorkshire, Inggris. Survei terhadap beberapa sungai kapur di Inggris menunjukkan bahwa empat spesies alga endolitik : Gongrosira incrustans, Hyelia fontana, Phormidium favosum dan Schizothrix perforans tersebar luas dan sering melimpah. Schizothrix perforans mengkoloni substrat batu kapur dalam setahun dan trichomanya menembus 70 mikron ke dalam batu tersebut. Di permukaan batu yang lebih tua, alga endolit menembus sampai 1,3 mm ke dalam batu tetapi jarang di bawah 0,5 mm. Kristal kalsit besar dikoloni setelah tiga tahun terendam air. Semua spesies alga menutupi substrat, yang menunjukkan perilaku endolitik, tetapi zona-zona yang lemah di dalam batu kapur juga dimanfaatkan oleh Gongrosira dan Schizothrix.

Komunitas Alga Pada Sumber Mata Air Panas

Jha (1992) melakukan studi hidrobiologis pada dua mata air panas Rajgir (Suraj Kund dan Chandrakuma Kund), India. Air panas di mata air Rajgur digunakan untuk tujuan minum dan mandi oleh turis. Beberapa karakteristik fisika-kimia (suhu, pH, nitrat, fosfat, dll) air ini bersama dengan parametter-parameter pikologi yakni komposisi komunitas, keragaman spesies, standing crop dll telah diukur dari bulan Juni 1986 sampai April 1987. Air ini kekurangan ion-ion NH4+, NO3- dan PO43-. Mata air panas ini terutama didominasi oleh alga cyanophyceae dan bacillariophyceae. Komuntas alga tersusun dari 18 spesies, dengan cyanophyceae kemudian diikuti bacillariophyceae sebagai kelompok dominan. Sementara Mastigocladus laminosus dan spesies Phormidium dominan di Suraj Kund, spesies Oscillatoria dan Synechococcus mendominasi Chandrakuma Kund. Diatom menyusun sekitar 10 % dari komunitas alga. Walaupun ada perubahan musiman yang nyata dalam hal keragaman spesies komunitas alga, namun total biomas (klorofil-a yang diekstrak per satuan luas dari hamparan alga) tetap konstan.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Komposisi Komunitas Alga di Bendungan

Porras D. et al. (1991) mempelajari komunitas alga di bendungan State of Morelos, Meksiko. Bendungan ini dianggap sebagai salah satu daerah hidrologis yang penting. Ia memiliki luas total 4.958,22 kilometer persegi, total 124 badan air dicakupnya, dengan 69 % di antaranya memiliki bendungan kecil seluas 1 - 10 hektar. Bendungan-bendungan ini terutama dipakai untuk irigasi pertanian dan untuk keperluan ternak. Dalam hal sumberdaya hayati, telah diketahui ada 63 genus alga. Di antaranya, 32 genus adalah chlorophyta, 16 cyanophyta dan 18 bacillariophyceae. Dari kelompok invertebrata air, telah diidentifikasi total 35 genus yang mencakup 27 spesies yang tergolong dalam 7 kelompok. Kelompok invertbrata paling penting adalah rotifera, krustasea dan serangga.

Pola Alokasi Biomas Reproduktif Pada Alga Fucoidae

Mathleson dan Guo (1992) melaporkan bahwa pola-pola alokasi biomas reproduktif (yakni, upaya reproduktif total) untuk delapan spesies alga fucoidae perenial di Atlantik barat daya (Ascophyllum nodosum, Ascophyllum nodosum ecad scorpioides, Fucus distichus ssp. anceps, Fucus distichus distichus , Fucus distichus edentatus, Fucus distichus evanescens, Fucus spiralis dan Fucus vesiculosus) dibandingkan; mereka berasal dari berbagai estuaria dan pesisir terbuka. Tiga pola ruang utama upaya reproduktif total telah ditemukan sepanjang gradien pesisir terbuka-estuaria yang kuat. Beberapa tumbuhan dari lingkungan berenergi tinggi (misal aksi gelombangnya ekstrim dan arus pasang surutnya kuat) tidak tumbuh dengan semestinya dan memiliki upaya reproduktif total yang berkurang, sedangkan pola yang berlawanan ditunjukkan oleh populasi yang terlindung. Ascophyllum dari bagian pesisir yang terbuka banyak dikoloni oleh epifit obilgat, yakni alga merah Polysiphonia lanosa; di sini kepadatan epifit berkorelasi nyata dengan upaya reproduktif total inangnya.

Mekanisme Adaptasi Pada Mikroalga

Fedorov dan Il’Yash (1992) mempelajari laju pertumbuhan tiga spesies dinoflagelata (Prorocentrum micans, Exuviaella cordata dan Glenodinium kovalevskii) dan satu spesies alga chrysophyta (Olisthodiscus luteus) dalam kultur campuran pada media dengan proporsi awal zat hara berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu mekanisme adaptasi yang mendasari strategi hidup kekerasan (violent life strategy) adalah laju pertumbuhan yang tinggi, dengan mempertimbangkan kemampuan persaingan yang kuat. Dari dua spesies yang menggunakan strategi ini (Olisthodiscus luteus dan Glenodinium kovalevskii), yang terakhir ini merupakan pesaing kuat karena laju pertumbuhannya lebih cepat. Olisthodiscus luteus menggunakan strategi kekerasan dalam kultur campuran bersama dengan spesies “penyabar” (Prorocentrum micans) atau spesies “pemanfaat kesempatan” (Exuviaella cordata), tetapi kalah oleh spesies yang tumbuh cepat, yakni Glenodinium kovalevskii. Jadi strategi kekerasan bukanlah sifat suatu spesies, penggunaannya tergantung pada ketersediaan zat hara pembatas.

Komposisi Alga Epifit Pada Tanaman Padi

Azis dan Ahmed (1992) melaporkan bahwa keberadaan dan biomas alga yang tumbuh secara epifit pada tanaman padi berair-dalam telah dipelajari selama satu periode banjir tahun 1985 di dekat Sonargaon, Bangladesh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa flora epifit didominasi oleh alga hijau-biru, alga hijau dan diatom. Biomas maksimum terlihat pada sekitar 70 hari setelah banjir. Alga hijau-biru heterocystus dominan dan genus paling melimpah adalah Gloeotrichia diikuti oleh Microchaete, Hapalosiphon, Nostoc, dan lain-lain. Aphanothece pallida merupakan satu-satunya alga hijau-biru non heterokista. Alga hijau merupakan kelompok penting berikutnya dengan genus dominan Oedogonium diikuti oleh Spirogyra, Rhizoclonium, Coleochaete dan lain-lain. Gomphonema merupakan satu-satunya genus diatom yang ditemukan sebagai epifit pada tanaman padi berair-dalam.


REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda