Senin, 08 Januari 2018

Keberadaan Logam Berat di Lingkungan dan Penanganannya

Arsip Cofa No. A 085

Penyingkiran Logam Berat Dari Air Limbah

Goronszy et al. (1992) menyatakan bahwa metode yang paling sering dipakai untuk menghilangkan logam berat dari air limbah adalah dengan mengendapkan logam sebagai hidroksida. Untuk melakukannya, kapur atau kaustik ditambahkan ke air limbah guna menaikkan pH hingga mencapai titik di mana kelarutan logam minimum. Pada nilai pH ini terbentuk partikel-partikel hidroksida logam berukuran kecil. Kelarutan berbagai jenis logam bervariasi tergantung pH. Bagaimanapun, dalam air yang mengandung beberapa jenis logam, yang masing-masing memiliki kelarutan berbeda-beda, pengendapan hidroksida logam akan terbatas. Setelah hidroksida logam terbentuk maka partikel-partikel yang berukuran kecil ini harus digumpalkan atau digabungkan menjadi partikel-partikel yang lebih besar dan lebih berat. Makin berat suatu partikel makin cepat ia mengendap. Hidroksida sering berflokulasi (menarik satu sama lain hingga membentuk gumpalan) tetapi umumnya tidak cukup sempurna untuk dihilangkan. Dalam hal ini, flokulan polimer harus ditambahkan ke dalam air limbah sehingga logam berat berflokulasi serta mengendap dan dapat dipisahkan.

Setelah logam dipisahkan dari air limbah, lumpur (yang masih mengandung 96 – 99 % air) dipindahkan ke tempat pengeringan atau filter hampa udara atau diperas dengan filter press untuk menurunkan kadar airnya, sehingga kandungan airnya tinggal 65 – 85 %. Lumpur yang kadar airnya telah diturunkan ini dapat dijadikan penimbun tanah, tetapi lumpur ini dapat digolongkan sebagai limbah berbahaya, bergantung pada senyawa-senyawa pencemar yang dikandungnya.

Goronszy et al. (1992) menambahkan bahwa meskipun merupakan metode yang paling populer untuk menghilangkan logam, teknik pengendapan hidroksida (hydroxide precipitation) bukanlah satu-satunya cara. Logam dapat juga diendapkan dari air limbah sebagai karbonat atau sebagai sulfida. Pengendapan sulfida mempunyai keuntungan karena sulfida logam memiliki kisaran kelarutan minimum yang lebar. Kerugiannya, lumpur yang dihasilkan lebih sulit untuk diperas airnya daripada lumpur hasil pengendapan hidroksida, selain itu gas yang dihasilkannya berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, pengendapan sulfida hanya digunakan sebagai “jalan pintas” setelah pengendapan hidroksida dilakukan. Ada banyak metode lain untuk menghilangkan logam. Sebagai contoh, beberapa jenis logam seperti arsenik akan dijerap (diadsorpsi) oleh flokulan besi atau tawas yang bekerja pada pH netral. Damar penukar-ion, karbon aktif dan osmosis balik bisa juga dipakai untuk menyingkirkan logam dari air limbah.


REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda