Jumat, 16 Maret 2012

Acartia : Ekologi, Telur Dan Kelangsungan Hidup

Arsip Cofa No. C 002


Acartia Sebagai Zooplankton Laut Dominan
Park et al. (1991) meneliti distribusi musiman zooplankton di Teluk Asan, Korea. Labidocera euschaeta, Sagitta crassa, Calanus sinicus dan Acartia omorii adalah jenis-jenis zooplankton dominan sepanjang tahun dengan persentase komposisi bervariasi musiman. Larva veliger bivalva (musim gugur), larva decapoda (musim semi dan panas) serta Paracalanus parvus dan Evadne tergestina (musim panas) mendominasi juga selama periode tertentu. Pola distribusi vertikal tergantung-waktu untuk satu taksa utama , Acartia omorii, menunjukkan perbedaan musiman, yakni menunjukkan kecenderungan migrasi vertikal normal pada musim dingin dan migrasi vertikal sebaliknya pada musim semi. Di lapisan permukaan laut kelimpahan pada siang hari adalah sama atau lebih sedikit dibandingkan kelimpahan pada malam hari secara umum.

Baca juga Kebiasaan Makan Kopepoda Acartia

Kedalaman Sedimen Habitat Telur-Istirahat Acartia
Vlitasalo (1992) melaporkan bahwa telur-istirahat Acartia (diduga Acartia bifilosa) pada kepadatan antara 65 dan 125 telur per cm2 ditemukan di dalam sedimen di lepas pantai selatan Finlandia dan mewakili pengamatan pertama telur calanoid dorman (tak aktif) di Laut Baltik. Kepadatan telur tertinggi ditemukan pada kedalaman sedimen antara 4 dan 8 cm. Persentase penetasan bervariasi antara 0 dan 90 % di berbagai lapisan sedimen dan pada berbagai suhu percobaan (13, 16 dan 19 °C). Beberapa naupli menetas dari telur yang diambil dari lapisan sedimen 9 sampai 10 cm di bawah lapisan permukaan sedimen sedangkan naupli lain menetas dari telur setelah disimpan selama 82 hari dalam kondisi geap pada suhu 3 °C. Cahaya tidak dibutuhkan untuk memicu penetasan; naupli dapat menetas dalam gelap bila telur dimasukkan kembali ke dalam air laut yang disaring. Bukti tak langsung menunjukkan bahwa puncak kelimpahan naupli Acartia spp. pada musim semi yang terlihat dalam data pemantauan dari tahun 1973 sampai 1984 adalah berasal dari telur bentik dan bukan dari pemijahan.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Penetasan, Produksi Telur dan Umur Acartia
Trujillo-Ortiz (1990) melakukan percobaan keberhasilan penetasan, produksi telur dan lama perkembangan kopepoda calanoid laut Acartia californiensis Trinast di bawah kondisi laboratorium pada suhu 17 ± 1 °C dan salinitas 35 ppt. Spesimen A. californiensis dikumpulkan di Estero de Punta Banda, Baja California, Mexico. Kopepoda ini memiliki rata-rata keberhasilan penetasan 96 % ± 32 simpangan baku selama periode percobaan. Rata-rata produksi telur bervariasi dari 24,75 ± 1,95 simpangan baku telur/betina/hari (n = 2 betina, t = 10 hari). Lama perkembangan adalah 17,75 hari dari telur sampai dewasa. Hasil penelitian menunjukkan kesamaan yang besar dengan hasil-hasil penelitian lain pada spesies yang sama di daerah pesisir Pasifik utara. A. californiensis terbukti merupakan spesies yang mudah dipelihara di laboratorium.

Baca juga Struktur Komunitas dan Dinamika Populasi Plankton

Pengaruh Oksigen Terhadap Penetasan, Daya Hidup Telur dan Embryo Acartia
Lutz et al. (1992) meneliti pengaruh konsentrasi oksigen yang rendah terhadap penetasan dan daya hidup telur kopepoda laut. Telur dari empat spesies kopepoda, Acartia tonsa, Labidocera aestiva, Tortanus discaudatus dan Centropages hamatus dipaparkan terhadap oksigen berkonsentrasi kurang dari 0,02 ml oksigen per liter. Ketika telur-telur tersebut kemudian dipaparkan terhadap oksgen berkonsentrasi normal, tingkat penetasan bervariasi antar sesies, yang menunjukkan variasi kemampuan telur untuk bertahan hidup pada kondisi konsentrasi oksigen rendah. Pengeraman telur pada konsentrasi oksigen rendah menyebabkan perkembangan embryo menjadi lebih lama.

Baca juga Variasi Keragaman, Kelimpahan dan Komposisi Spesies Zooplankton

Kelangsungan Hidup, Umur dan Mortalitas Acartia
Trujillo-Ortiz dan Arroyo-Ortega (1991), dengan tujuan menganalisis mortalitas dan umur harapan hidup kopepoda calanoida Acartia californiensis selama siklus hidupnya, melakukan penelitian di bawah kondisi laboratorium (suhu 17 ± 1 °C dan salinitas 35 ppt). Telur dari individu dewasa yang dikumpulkan di Estero de Punta Banda, Baja California, Mexico, dikultur hingga tahap dewasa. Mereka diberi pakan mikroalga Tetraselmis sp dan Isochrysis tahitiana. Selama perkembangan organisme, laju mortalias maksimum terjadi pada tahap-tahap nauplius. Berdasarkan tabel spesifik-tahap hidup horizontal, rata-rata umur harapan hidup atau umur lebih lama bagi binatang hidup dalam populasi menunjukkan nilai-nilai tertinggi untuk tahap nauplius-I sampai nauplius-VI (3,98 hari ± 0,24 simpangan baku); nilai terendah diperoleh pada tahap-tahap kopepodid (2,26 hari ± 1,05 simpangan baku). Berdasarkan tabel spesifik-tahap hidup horizontal, selama sepuluh hari pertama umur organisme, kelangsungan hidup dan umur harapan hidup adalah 0,67 ± 0,24 simpangan baku dan 6,45 ± 0,82 simpangan baku, berturut-turut. Sebaliknya, nilai-nilai ini menurun sampai menjadi 0,183 ± 0,13 simpangan baku untuk kelangsungan hidup, dan 2,30 hari ± 1,32 simpangan baku untuk umur harapan hidup selama hari-hari akhir percobaan. Variasi mortalitas dan umur harapan hidup ungkin disebabkan perbedaan jenis akan dan variasi metabolisme organisme yang dipengaruhi tahap hidup.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda