Kamis, 14 Juni 2012

Variasi Keragaman, Kelimpahan dan Komposisi Spesies Zooplankton

Arsip Cofa No. C 055

Perbandingan Ukuran dan Keragaman Spesies Zooplankton di Daerah Tropis dan Daerah Sedang

Fernando (1980) melaporkan bahwa perbandingan fauna zooplankton Cladocera, Copepoda dan Rotifera antara daerah beriklim sedang dan tropis menunjukkan perbedaan yang menyolok dalam hal komposisi ukuran dan keragaman spesies. Ada lebih sedikit spesies dan biasanya berukuran lebih kecil di daerah tropis daripada di daerah sedang baik di utara maupun selatan. Spesies yang lebih besar untuk genus Daphnia dan Simocephalus relatif jarang di daerah tropis, sedangkan anggota-anggota Eurycerus dan Saycia tidak ada. Anggota-anggota famili Holopedidae, Leptodoridae dan Polyphemidae meningkat kelimpahannya ke arah daerah beriklim sedang. Dua kopepoda cyclopoid kecil adalah umum dalam komunitas zooplankton tropis, namun banyak spesies yang lebih besar dan umum di daerah-daerah beriklim sedang tidak ada atau sangat jarang di daerah tropis. Komponen-komponen rotifera utama adalah Keratella tropica dan species dari Brachionus.

Baca juga :
Brachionus : Pengaruh Faktor Lingkungan, Pakan dan Telur

Siklus Tahunan Kelimpahan dan Komposisi Spesies Zooplankton Laut

de Puelles et al (2003) mempelajari perubahan musiman biomas, kelimpahan dan komposisi spesies zooplankton di sebuah stasiun neritik di Laut Balearic antara bulan April 1993 dan Mei 1994. Sampling dilakukan setiap 10 hari di sebuah zona yang dipengaruhi oleh arus utama yang bersirkulasi melewati kanal Mallorca. Tiga puncak utama biomas dan kelimpahan zooplankton telah ditemukan : (1) pada awal musim panas ketika termoklin berkembang, (2) pada musim gugur ketika termoklin lenyap, dan (3) pada awal musim semi. Fraksi zooplankton yang lebih kecil (100 – 250 mikron) menyumbangkan rata-rata 32 % dari total biomas dan 73 % dari total kelimpahan. Kopepoda merupakan kelompok yang dominan (64 % dari total kelimpahan) dengan Clausocalanus, Oithona dan Paracalanus sebagai genus-genus paling melimpah. Paracalanus parvus, Clausocalanus furcatus, Acartia clausi, Oithona plumifera, Temora stylifera, Centropages typicus dan Oncaea mediterranea merupakan spesies-spesies yang paling melimpah di daerah ini. Kelompok lain yang melimpah adalah cladocera (15 %) dan larva meroplankton (12 %; meroplankton merupakan plankton-sementara yang bila sudah tumbuh besar tidak menjadi plankton lagi), kedua kelompok ini sangat melimpah selama periode stratifikasi. Komunitas kopepoda dicirikan oleh spesies-spesies yang disebutkan di atas, yang melimpah selama siklus yang dipelajari. Bagaimanapun, pengaruh kondisi hidrologis Laut Balearic, seperti masuknya massa air Atlantik dan struktur fisik kolom air (stratifikasi dan pengadukan) menyebabkan keragaman zooplankton serta mempengaruhi kemunculan spesies-spesies khas selama siklus tahunan.

Baca juga :
Struktur Komunitas dan Dinamika Populasi Plankton

Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Komposisi Spesies Zooplankton Laut

Coyle et al. (2008) melaporkan bahwa Laut Bering bagian tenggara memiliki sumber daya perikanan terbesar di Amerika Serikat. Populasi ikan dan organisme liar berkembang dengan dukungan jaring-jaring makanan yang menghubungkan produsen primer dengan predator puncak melalui komunitas zooplankton. Perubahan iklim akhir-akhir ini ke arah kondisi yang lebih hangat bisa mengancam sumberdaya tersebut dengan cara mengubah produktivitas dan rantai makanan di dalam ekosistem Laut Bering tenggara. Komunitas zooplankton telah dipelajari di dekat kepulauan Pribilof dan di tengah-tengah paparan benua Laut Bering tenggara pada musim panas 1999 dan 2004 untuk mendokumentasikan perbedaan dan kesamaan dalam hal komposisi spesies, kelimpahan dan biomas antar daerah dan antar tahun. Antara Agustus 1999 dan Agustus 2004, komunitas zooplankton musim panas di tengah-tengah laut paparan benua bergeser dari spesies besar ke spesies kecil. Penurunan yang nyata diamati pada biomas scyphozoa besar (Chrysaora melanaster), kopepoda besar (Calanus marshallae), cacing panah (Sagitta elegans) dan euphausiid (Thysanoessa raschii, Thysanoessa inermis) antara tahun 1999 dan 2004. Sebaliknya, peningkatan kepadatan secara nyata terlihat pada kopepoda kecil (Pseudocalanus spp., Oithona similis) dan hidromedusa kecil (Euphysa flammea) pada tahun 2004 dibandingkan tahun 1999.

Baca juga :
Kebiasaan Makan Kopepoda Acartia

Analisis isi perut ikan pollock (Theragra chalcogramma) umur 0 tahun yang ditangkap dari tengah-tengah laut paparan benua menunjukkan pergeseran makanan dari kopepoda besar ke kecil pada tahun 2004 dibandingkan pada tahun 1999. Pergeseran komunitas zooplankton diikuti oleh peningkatan 3 kali lipat stabilitas kolom air pada tahun 2004 dibandingkan tahun 1999, terutama karena massa air yang lebih hangat di atas termoklin, dengan suhu rata-rata 7,3 °C pada tahun 1999 dan 12,6 °C pada tahun 2004. Peningkatan stabilitas kolom air dan kondisi yang lebih hangat bisa mempengaruhi komposisi zooplankton dengan cara menurunkan produksi primer musim panas dan menseleksi spesies yang lebih toleran terhadap lingkungan hangat oligotrofik (kurang subur). Data suhu dari waktu ke waktu di tengah-tengah laut paparan benua menunjukkan bahwa kondisi yang lebih hangat pada tahun 2004 merupakan bagian dari kecenderungan pemanasan global, bukannya bagian dari keragaman antar-tahun. Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa bila iklim di Laut Bering terus-menerus hangat, maka komunitas zooplankton bisa bergeser dari taksa besar ke taksa kecil dan hal ini sangat berpengaruh terhadap predator puncak dan perekonomian yang didukung oleh predator puncak tersebut.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Variasi Kelimpahan dan Komposisi Zooplankton Estuaria

Lonsdale dan Coull (1977) melaporkan bahwa zooplankton di estuaria North Inlet dekat Georgetown, South Carolina, telah dikumpulkan pada selang waktu dua-minggu dari bulan Januari 1974 sampai Agustus 1975 (20 bulan) di empat stasiun. Jumlah zooplankton berkisar dari 377 sampai 84.414 per m3 (rata-rata = 9.257 per m3) dan biomas dari 640 sampai 140.169 mikrogram berat kering per m3 (rata-rata = 16.178 mikrogram berat kering per m3). Puncak utama kepadatan zooplankton terjadi antara bulan April dan Juli pada kedua tahun. Kopepoda (termasuk tahap-tahap larva) merupakan taksa dominan yang menyusun 64 – 69 % dari total jumlah dan biomas zooplankton. Spesies yang paling umum adalah Parvocalanus crassirostris (Dahl), Acartia tonsa Dana, Oithona colcarva Bowman, dan Euterpina acutifrons (Dana). Nauplius cirripedia merupakan meroplankton yang paling umum yang menyusun 13 % dari total zooplankton selama seluruh periode sampling. Kelompok lain yang penting adalah larva bivalva dan cacing polikhaeta serta larva Oikopleura sp. Perbandingan spesies-spesies utama kopepoda dan periodisitas reproduksi mereka dengan yang dikaporkan dalam literatur menunjukkan bahwa fauna North Inlet paling mirip dengan fauna perairan Florida.

Baca juga :
Ekologi Rotifera

Perubahan Kelimpahan dan Komposisi Zooplankton di Sekitar Bendungan

Nogueira (2001) mempelajari pola ruang (spatial) dan waktu (temporal) dalam hal distribusi zooplankton di sebuah bendungan tropis besar selama setahun. Zooplankton disampling di 10 stasiun limnetik. Rotifera merupakan kelompok yang paling kaya dalam hal jumlah spesies dan jumlah individu, terutama di zona-zona peralihan sungai-danau. Mereka dominan selama musim panas di sembilan stasiun sampling, dan berkurang pada musim semi. Spesies utamanya adalah Polyarthra vulgaris, Keratella americana, Keratella cochlearis dan Conochilus unicornis. Polyarthra vulgaris tersebar luas. Keratella lebih melimpah di stasiun-stasiun bagian hulu, sementara populasi padat Conochilus unicornis terlihat di sebuah daerah pinggiran yang terlindung. Di antara kopepoda, Calanoida lebih melimpah pada musim semi sedangkan Cyclopoida melimpah pada musim gugur. Tampak adanya fenomena ”longitudinal gradient” (perubahan perlahan-lahan ke arah hulu-hilir) dalam hal hubungan Calanoida/Cyclopoida, dengan Cyclopoida mendominasi stasiun-stasiun sampling di daerah hulu sedangkan Calanoida melimpah di zona-zona danau yang dekat bendungan. Notodiaptomus iheringi, Thermocyclops minutus and Thermocyclops decipiens merupakan spesies-spesies utama. Diaphanosoma birgei, cladocera yang paling banyak, terutama terdapat di zona-zona danau, sedangkan Moina minuta lebih melimpah di stasiun-stasiun sampling di sungai, yang umumnya berasosiasi dengan Bosminopsis deitersi. Puncak-puncak kelimpahan protozoa tintinnid terlihat di zona-zona bagian hulu selama musim panas dan semi.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda