Sabtu, 17 Maret 2012

Pemupukan Tambak Bandeng (Chanos chanos) : Pengaruhnya Terhadap Produksi Ikan

Arsip Cofa No. B 013


Sumitra-Vijayaraghavan.et al. (1985) mempelajari budidaya bandeng (Chanos chanos) telah diusahakan di tambak air payau dekat Laguna Negombo. Anak ikan (rata-rata bobot badan 7,5 gram dan panjang 90 mm) ditebarkan pada bulan Oktober 1983 dan dipanen setelah 8 bulan. Rata-rata pertambahan panjang dan bobot badan setiap bulan adalah 23,1 mm dan 17,81 gram, berturut-turut. Kapasitas produksi kolam ikan yang dihitung dengan teknik “C super (14)” diperkirakan sebesar 31.680,6 gram karbon untuk seluruh periode kultur. Tingkat produksi ikan diduga sebesar 700 kg/ha. Peningkatan produksi ikan dengan pemberian pupuk dan pakan tambahan telah berhasil dibuktikan.

Baca juga Pupuk Organik Versus Pupuk Anorganik Untuk Kolam Ikan

Bombeo-Tuburan (1989) melakukan penelitian untuk menentukan kombinasi optimum antara frekuensi penggantian air dan pemupukan yang dapat memberikan hasil tertinggi dalam hal pertumbuhan, kelangsungan hidup dan produksi kotor ikan bandeng (Chanos chanos). Hasilnya menunjukkan bahwa bobot badan dan kelangsungan hidup ikan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Produksi ikan kotor lebih tinggi pada pemupukan dua-mingguan bila dianggap sebagai faktor tunggal. Bagaimanapun bila pemupukan ini dikombinasikan dengan penggantian air mingguan atau dua-mingguan akan diperoleh produksi ikan kotor yang sama. Pada semua kasus, karena pemupukan dua-mingguan memberikan efek paling baik daripada jadwal mingguan, maka pemupukan seperti ini sebaiknya dikombinasikan dengan semua tingkat penggantian air. Penggantian air mingguan, bagaimanapun, tidak praktis di kolam besar yang luasnya 5 – 10 hektar.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Telah dilakukan studi perbandingan terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan produksi ikan bandeng serta karakteristik ekologi dua kolam budidaya air payau (luas masing-masing 0,042 hektar), salah satu kolam diberi pupuk organik (kotoran sapi) dan kolam lain diberi pupuk anorganik (superfosfat dan urea). Bandeng, Chanos chanos, dengan bobot rata-rata 6 gram ditebarkan dengan padat penebaran 4.500 anak ikan per hektar di kedua kolam. Pertumbuhan ikan yang jauh lebih baik (238 gam), kelangsungan hidup 86 %, produksi kotor 852 kg/ha, diperoleh setelah kultur 120 hari dari kolam yang diberi kotoran sapi, dibandingkan dari kolam yang diberi pupuk anorganik yang pertumbuhannya hanya 63 gram, kelangsungan hidup 82 %, produksi kotor 226 kg/ha dan produksi bersih 199 kg/ha selama periode yang sama. Analisis ekonomi produksi bandeng telah dibandingkan. “Rate of return” (laju pengembalian) biaya operasional adalah 298 % di kolam yang diberi kotoran sapi dan 3 % di kolam yang diberi pupuk kimia (Joseph and Vadhyar, 1994).

Baca juga Pakan Alami Larva Bandeng (Chanos chanos)

Penelitian menggunakan kotoran ayam dan sapi dengan tingkat pemberian 0,5, 1,2 dan 4 ton/ha telah dilakukan. Pengaruh kedua jenis kotoran terhadap beberapa sifat fisika kimia tanah dan air tambak, produktivitas primer, dan produksi ikan bandeng Chanos chanos (Forsskal) telah dibandingkan. Dengan menggunakan 8 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan dalam rancangan acak lengkap, 24 unit kolam masing-masing seluas 40 m2 ditebari 20 anak ikan per kolam. Ikan dikultur dari 22 September sampai 20 Desember 1983 di Pusat Budidaya Air Payau, Universitas Filipina, Iloilo, Filipina. Perbedaan hasil antar perlakuan dalam hal parameter-parameter fisika kimia tidak nyata kecuali untuk fosfor reaktif. Produktivias primer di semua perlakuan mencapai puncak selama minggu ke-5, setelah itu turun perlahan-lahan akibat gabungan pengaruh cuaca yang berawan dan rendahnya konsentrasi fosfor reaktif dalam air kolam. Rata-rata produksi ikan neto tertinggi (680,9 kg/ha) dan rata-rata laju pertumbuhan (1,54 gram/hari) diperoleh untuk perlakuan pemberian kotoran ayam 1 ton/ha. Perlakuan pemberian 0,5 ton/ha kotoran sapi menghasilkan rata-rata produksi ikan neto terendah (343,6 kg/ha) dan mungkin laju pertumbuhan terkecil (0,80 gram/hari). Kelangsungan hidup untuk semua perlakuan adalah tinggi, berkisar dari 95 sampai 100 %. Secara umum, kotoran ayam lebih unggul dibandingkan kotoran sapi; bagaimanapun, produksi ikan untuk perlakuan pemberian 2 ton/ha kotoran sapi adalah hampir sama dengan produksi ikan untuk perlakuan pemberian 2 ton/ha kotoran ayam, yang menunjukkan bahwa kotoran sapi bisa digunakan sebagai pupuk organik di kolam air payau untuk produksi bandeng (Aduma, 1984).

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

1 Komentar:

Pada 20 Maret 2016 pukul 20.08 , Blogger Unknown mengatakan...

sumbernya darimana ?

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda