Senin, 07 April 2014

Logam Berat Dalam Jaringan Tubuh Ikan

Arsip Cofa No. C 174

Kandungan Logam Berat Pada Ikan di Danau Yang Tercemar

Amundsen et al. (1997) mempelajari kandungan kadmium, tembaga, krom, merkuri, nikel dan seng dalam jaringan otot, hati dan insang ikan whitefish, perch, pike, brown trout, burbot dan vendace dari tiga lokasi di danau yang terletak di perbatasan antara Norwegia dan Rusia, di dekat aktivitas pertambangan dan di beberapa pabrik peleburan logam. Konsentrasi kadmium dan nikel dalam jaringan ikan meningkat dengan makin dekat jaraknya ke pabrik peleburan logam, sedangkan unsur-unsur logam lain menunjukkan konsentrasi yang sama pada tiga lokasi. Data konsentrasi logam berat tampaknya ada dalam kisaran untuk ikan danau yang tercemar logam, dan nilainya lebih tinggi dibandingkan pada ikan di perairan yang tak tercemar. Konsentrasi logam berat biasanya paling rendah dalam jaringan otot dan tertinggi dalam hati atau insang. Perbedaan nyata konsentrasi logam ditemukan antara spesies-spesies ikan yang berbeda, tetapi merkuri merupakan satu-satunya logam di mana perbedaan spesies ini mungkin berkaitan dengan biomagnifikasi. Untuk unsur-unsur logam lain, konsentrasinya secara umum berkorelasi terbalik dengan tingkat trofik (kedudukan dalam rantai makanan) spesies ikan.

Baca juga :
Keberadaan Bahan Beracun di Perairan Pesisir

Fluktuasi Musiman Konsentrasi Logam Berat Pada Ikan Laut

Dural et al. (2007) mengumpulkan secara musiman dua ratus sampel ikan dari November 2000 sampai Desember 2001 di Laguna Tuzla. Konsentrasi logam-logam berat (kadmium, timbal/timah hitam, tembaga, seng dan besi) diukur dalam jaringan otot, insang, hati dan gonad tiga spesies ikan (Sparus aurata, Dicentrarchus labrax dan Mugil cephalus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua logam berat ditemukan dengan konsentrasi tertinggi di dalam jaringan otot ikan Sparus aurata. Kadmium dan seng ditemukan pada musim semi, sedangkan besi, tembaga dan timbal dijumpai pada musim dingin. Konsentrasi tertinggi seng, besi dan tembaga diperoleh dalam hati ikan Mugil cephalus, sedangkan nilai tertinggi kadmium dan timbal adalah dalam jaringan insang Mugil cephalus. Bagaimanapun, pada beberapa musim, konsentrasi seng, kadmium dan timbal dalam jaringan otot lebih tinggi daripada nilai maksimum yang diijinkan oleh undang-undang. Untuk setiap spesies pada musim semi ditemukan seng berkonsentrasi tinggi; untuk Dicentrarchus labrax dan Mugil cephalus pada musim semi dan untuk Sparus aurata pada musim dingin ditemukan timbal berkonsentrasi tinggi; untuk Sparus aurata pada musim semi dan untuk Mugil cephalus pada musim dingin ditemukan kadmium berkonsentrasi tinggi sehingga tak layak bagi konsumsi manusia.

Baca juga :
Dampak Negatif Aluminium Bagi Lingkungan Hidup

Distribusi Logam Berat Dalam Jaringan Tubuh Ikan Pelagis dan Demersal

Romeo et al. (1999) menentukan konsentrasi kadmium, tembaga, seng dan merkuri dalam ikan pelagis dan bentik dari pesisir Mauritania. Ikan pelagis ini mencakup Sardinella aurita (Clupeidae), Scomber japonicus (Scombridae) dan Trachurus trachurus (Carangidae). Empat spesies ikan bentik yang diamati adalah dari famili Serranidae: Serranus scriba, kerapu Epinephelus costae dan Cephalopholis nigri serta satu spesies dari famili Mullidae: Pseudopeneus prayensis. Konsentrasi kadmium, tembaga, seng dan merkuri adalah rendah dalam jaringan otot (daging) yang biasa dikonsumsi pada spesies ikan pelagis. Pada ikan bentik, logam-logam berat juga ditemukan dalam insang dan hati. Kadmium dan tembaga ada dalam jumlah relatif rendah pada jaringan otot (0,06 mikrogram Cd per gram berat kering; 1,6 mikrogram Cu per gram berat kering) dan insang (0,23 mikrogram Cd per gram; 3,1 mikrogram Cu per gram); konsentrasi yang lebih tinggi ditemukan dalam hati (51 mikrogram Cd per gram; 49,1 mikrogram Cu per gram). Konsentrasi seng dalam jaringan otot adalah rendah (20 mikrogram Zn per gram berat kering); konsentrasi logam ini dalam insang (120 mikrogram Zn per gram) hampir sama dengan yang ditemukan dalam jaringan hati ikan Cephalopholis nigri dan Pseudupeneus prayensis, tetapi lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam ikan Serranus scriba dan Epinephelus costae. Konsentrasi merkuri dalam insang dan otot spesis ikan pelagis adalah rendah; nilai yang lebih tinggi ditemukan dalam hati spesies ikan bentik. Konsentrasi logam berat pada semua ikan yang dianalisis, yang terbatas pada sekitar 40 spesimen, adalah rendah kecuali untuk kadmium dalam jaringan hati ikan bentik.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Hubungan Antara Konsentrasi Logam Dalam Jaringan Dengan Ukuran Ikan

Canli dan Atli (2003) melaporkan bahwa konsentrasi beberapa logam berat (kadmium, krom, tembaga, besi, timah hitam dan seng) dalam otot, insang dan hati enam spesies ikan (Sparus auratus, Atherina hepsetus, Mugil cephalus, Trigla cuculus, Sardina pilchardus dan Scomberesox saurus) dari Laut Mediterania timur-laut telah diukur; hubungan antara ukuran ikan (panjang dan berat) dan konsentrasi logam dalam jaringan-jaringan tersebut diteliti dengan analisis regresi linier. Konsentrasi logam (dinyatakan sebagai mikrogram/gram berat kering) adalah tertinggi dalam jaringan hati, kecuali untuk besi yang nilainya tertinggi dalam insang Scomberesox saurus dan terendah dalam otot semua spesies ikan. Konsentrasi tertinggi kadmium (4,50), krom (17,1) dan timah hitam (41,2) ditemukan dalam jaringan hati ikan Trigla cuculus, Sardina pilchardus dan Atherina hepsetus, berturut-turut. Hati ikan Mugil cephalus menunjukkan konsentrasi tembaga yang sangat tinggi (202,8). Insang ikan Scomberesox saurus merupakan satu-satunya jaringan dengan konsentrasi besi tertinggi (885,5). Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa, kecuali pada sedikit kasus, hubungan yang nyata antara konsentrasi logam dan ukuran ikan adalah berkorelasi negatif. Korelasi negatif yang sangat nyata (P< 0,001) ditemukan antara panjang ikan dan konsentrasi krom dalam hati ikan Atherina hepsetus dan Mugil cephalus, dan konsentrasi krom di dalam insang ikan Trigla ticuculus. Konsentrasi krom dan timah hitam dalam hati dan konsentrasi tembaga dalam semua jaringan Scomberesox saurus juga menunjukkan korelasi negatif yang sangat nyata (P < 0,001).

Baca juga :
Keberadaan Logam Berat di Perairan dan Biota Air

Perlindungan Terhadap Logam Berat Oleh Lendir dan Sisik Pada Ikan

Coello dan Khan (1996) menyatakan bahwa sebagian besar logam berat yang memasuki perairan akan berakhir dalam sedimen di dasar perairan tersebut. Meningkatnya keasaman pada tahun-tahun terakhir ini menyebabkan pelepasan berbagai jenis logam dari sedimen. Hal ini, bersama dengan pemasukan secara kontinyu logam-logam berat melalui jalur air, bisa mempengaruhi organisme air. Pengaruh ini menjadi serius di daerah dekat sumber pencemar. Ikan sangat peka terhadap logam berat dan bisa mati oleh timah hitam dengan konsentrasi kurang dari 1 mg/liter. Benteng pertama pertahanan ikan terhadap logam berat terletak pada sekresi lendir epidermis. Ikan mensekresi lendir dalam jumlah berlebihan ketika mereka bersentuhan dengan suatu partikel. Sifat pelumasan lendir memberikan perlindungan terhadap partikel anorganik dan organisme biologis, sementara komponen-komponen penyusunnya seperti asam N-asetilneuraminik, N-asetil-heksoseamin dan glikoprotein lainnya bisa mengikat timah hitam dan kation-kation lain serta menetralkan keasaman air. Garam-garam terlarut dari merkuri, timah hitam, tembaga dan seng bisa merangsang sekresi lendir pada berbagai spesies ikan. Sel-sel berbentuk batang kecil dalam epidermis, terutama pada epitel insang, bisa menghasilkan lendir yang menyelubungi ion-ion logam berat. Sel-sel epidermis lain juga terlibat dalam penimbunan logam berat. Sisik ikan dapat menimbun dalam konsentrasi tinggi logam seperti seng, timah hitam, mangan dan strontium. Penelitian awal kami menunjukkan bahwa lendir ikan efektif dalam menyingkirkan timah hitam dan merkuri dari air, tetapi sebagian besar aksi ini dibantu oleh sisik ikan.

Baca juga :
Kondisi Logam-Logam Berat di Perairan Pesisir

Coello dan Khan (1996) melaporkan bahwa anak-anak tiga spesies ikan air tawar menunjukkan perbedaan kerentanan terhadap daya racun 250 mg/liter suspensi timah hitam atau larutan timah hitam nitrat dalam air. Di antara ketiga spesies tersebut, ikan largemouth bass (Micropterus salmoides) lebih toleran daripada sunfish (Lepomis cyanellus) dan ikan mas koki (Carassius auratus). Penambahan lendir dari ikan largemouth bass ke dalam air akuarium yang mengandung timah hitam meningkatkan nilai Lethal Time “LT-50” (waktu yang dibutuhkan untuk membunuh 50 % anak ikan yang terkena 250 mg/liter timah hitam) pada ikan green sunfish dan mas koki. Bagaimanapun, penambahan sisik, terutama bila sisik ini ditangani dengan larutan basa sistein dan glisin, menyebabkan semua spesies ikan uji ini toleran terhadap konsentrasi letal timah hitam ataupun merkuri. Sisik memberikan efek buffer bagi pH larutan timah hitam nitrat serta menyingkirkan timah hitam (dan merkuri) dari air (dengan mengendapkannya ke dasar akuarium setelah mengikat/men-“chelate” ion timah hitam). Sisik anak ikan largemouth bass yang berumur lebih muda lebih efektif dalam men-chelate ion-ion logam berat daripada ikan yang lebih tua.


REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda