Rabu, 22 Maret 2017

Kondisi Logam-Logam Berat di Perairan Pesisir

Arsip Cofa No. A 056
donasi dg belanja di Toko One

Keberadaan Logam Berat di Perairan Pesisir

Buangan limbah, baik dalam bentuk air buangan dari instalasi pengolah limbah cair atau limbah padat dari kegiatan sanitasi maupun uap dari pembakaran limbah, merupakan sumber bahan beracun bagi lingkungan. Pada kebanyakan sistem pembuangan limbah saat ini, hanya sebagian kecil bahan beracun dapat dihilangkan sebelum limbah cair atau uap memasuki perairan atau atmosfer.

Limbah industri secara tak terbatas dapat digolongkan menurut senyawa dan sumbernya. Cukup dikatakan bahwa limbah organik total dari industri yang menggunakan–air diduga memiliki kekuatan polusi 3-4 kali kekuatan polusi limbah domestik dan limbah perkotaan. Jenis-jenis industri yang menyumbangkan limbah beracun total mencakup (a) industri penghasil racun (pestisida yang mengandung PCB), dan (b) industri yang, karena melibatkan berbagai proses, menghasilkan secara tak disengaja limbah beracun (misal logam berat) atau memanfaatkan biosida (misal cairan pembersih atau senyawa pengusir ngengat) dalam proses produksinya.

Baca juga Logam Berat Dalam Jaringan Tubuh Ikan

Perhatian terhadap logam berat yang ada di perairan pesisir dan perairan lainnya bukanlah hal baru, juga tidak hanya terbatas di Amerika Serikat saja. Penentuan tingkat di atas-normal logam berat sulit dilakukan karena kekompekan variasi alami daerah pesisir. Konsentrasi merkuri di dalam tubuh ikan laut yang baru ditangkap dan di dalam spesimen dari spesies yang sama yang disimpan di laboratorium tampaknya adalah sama, tetapi keberadaan merkuri bisa karena kejadian-kejadian yang tidak wajar. Sebagai contoh, merkuri organik telah berkali-kali dinyatakan sebagai penyebab “penyakit Minamata” yang berbahaya, sehingga orang yang banyak memakan biota laut akan keracunan merkuri. Antara tahun 1956 dan 1973 di Jepang tekah terjadi tiga kali kasus penyakit Minamata ini.

Jelas bahwa logam-logam berat memasuki esutaria. Para peneliti telah menunjukkan bahwa bila logam berat dimasukkan ke hulu sungai maka hanya sebagian kecil saja yang dapat ditemukan di dalam air yang meninggalkan estuaria, sementara peneliti lain melaporkan bahwa konsentrasi logam berat di dekat pantai lebih tinggi daripada di perairan yang lebih jauh ke arah lepas pantai.

Logam berat cenderung bergabung dengan fraksi organik sedimen dasar estuaria dan tampaknya terkonsentrasi lebih banyak di lapisan permukaan sedimen daripada di sedimen yang lebih dalam. Hal ini memperkuat dugaan bahwa input dari manusia modern ikut berperanan.

Kecepatan pemindahan logam akibat manusia melebihi kecepatan akibat proses geologis alami sampai beberapa derajat. Sebagai contoh, manusia meningkatkan produksi perak dan merkuri (melalui kegiatan penambangan saja) dengan faktor mendekati dua. Besi, tembaga, seng dan timah hitam ditingkatkan dengan faktor 10, fosfor 30 dan timah 100.

Ads (klik gambar untuk informasi lebih detil) :
Mini Air Compressor "Kenmaster" 12Volt DC - Ukurannya kecil, portable dan ringan

Konsentrasi logam berat di dalam vegetasi yang diambil pada jarak yang makin jauh dari pabrik peleburan logam menunjukan bahwa partikel yang ada di udara dapat meningkatkan input polutan melalui hujan debu. Meskipun bukan merupakan sumber langsung logam berat, air pendingin instalasi listrik tenaga batu bara dapat bereaksi dengan sedimen yang mengandung logam berat sehingga logam berat tersebut dilepaskan ke air.

Biota estuaria mudah menimbun logam berat, baik rumput laut, kerang, ikan maupun burung pemakan-ikan. Yang menarik, kerang mampu menimbun logam berat sampai konsentrasi yang luar biasa. Sebagai contoh, oyster dari estuaria Patuxent, Maryland, menimbun tembaga sampai melebihi 1000 ppm, di mana pada keadaan ini dagingnya tampak berwarna hijau dengan rasa tidak enak.

Konsentrasi alami logam berat di dalam air laut mungkin kecil bila dibandingkan dengan yang ada di dalam lumpur dasar. Sebagai contoh, konsentrasi logam kadmium hampir mencapai 0,08 ppm di air laut tetapi 130 ppm di lumpur dasar. Konsentrasi racun di dalam biota laut bervariasi dari 0,01 sampai 10 ppm. Konsentrasi logam berat di dalam lumpur limbah dapat mencapai nilai tinggi. Sebagai contoh, konsentrasi tembaga dan seng rata-rata adalah mendekati 600 dan 1500 ppm dalam lumpur dasar, namun dalam tubuh biota laut berturut-turut 0,1 dan 10 ppm.

Baca juga Residu Pestisida Dalam Daging Ikan Konsumsi

Konsentrasi merkuri dalam tubuh ikan dari perairan tak tercemar umumnya kurang dari 0,1 ppm (berdasarkan berat basah), sedangkan sampel dari perairan tercemar memiliki konsentrasi yang lebih tinggi. Telah dilaporkan bahwa konsentrasi logam-logam berat di dalam daging kepiting komersial rata-rata adalah 21 ppm besi, 46 ppm seng, 466 ppm magnesium dan hampir 15 ppm tembaga.

Pengaruh biologis logam-logam ini terhadap ekosistem estuaria sangat bervariasi, bergantung pada jenis logam, organisme dan faktor pemodifikasi misalnya adanya racun lain, kondisi lingkungan serta umur atau kondisi organisme.

Berdasarkan pada penurunan daya racun terhadap biota air, maka merkuri, perak dan tembaga menempati posisi teratas, diikuti oleh kadmium, seng, timah hitam, kromium, nikel dan kobal. Bagaimanapun, daya racun kadmium perlu dipertimbangkan, terutama dalam hal pengaruh teratogenik (menimbulkan cacat) pada mamalia.

Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri yang sama dengan konsentrasi yang ditemukan d1 laut akan berpengaruh buruk terhadap plankton, pangkal utama banyak rantai makanan laut. Spesies organisme tertentu peka terhadap logam beracun tertentu, dan berbagai spesies menunjukkan respon yang sangat bervariasi terhadap satu jenis logam berat. Dengan demikian, karena kepekaan yang beraneka ragam, komposisi spesies di daerah tertentu dapat berubah secara drastis.

Bentuk-Bentuk Ion Aluminium di Alam

Aluminium merupakan unsur ketiga paling melimpah di tanah, menyumbang rata-rata 8 % mineral. Di permukaan mineral yang terpengaruh cuaca, aluminium ditemukan sebagai oksida dan polimer hidroksida. Pada kondisi asam, senyawa-senyawa ini terlarut hingga membentuk ion Al terhidrat , Al(H2O)6 3+ (ditulis Al3+ untuk singkatnya) atau produk-produk hidrolisis dari ion ini. Ion Al diikat oleh titik-titik pertukaran kation pada partikel tanah dan dengan demikian bisa memasuki akar tumbuhan. Al3+ merupakan ion Al dominan pada pH kurang dari 4,5. Sejak awal abad ini, Al3+ dianggap sebagai faktor pembatas penting pertumbuhan di tanah asam, bersama-sama dengan pH rendah dan kelangkaan makronutrien dalam tanah tersebut (Rosseland et al., 1990).

Baca juga Keberadaan Logam Berat di Perairan dan Biota Air

Pengaruh Fisiologis Logam Berat Terhadap Ikan

Smith (1982) melaporkan timbulnya kecemasan luar biasa pada awal tahun 1970-an terhadap air raksa dalam ikan dan dalam lingkungan, sebagaimana logam berat lainnya seperti timah hitam dan seng. Kecemasan yang berlebihan mungkin tidak beralasan, namun penelitian terus dilakukan terhadap peranan kompleks logam-logam berat di dalam lingkungan perairan dengan pertimbangan yang lebih baik. Pengkambinghitaman industri yang berlebihan telah dikoreksi, dan penelitian metabolik pada manusia menunjukkan bahwa lebih banyak logam berat yang keluar melewati tubuh (daripada yang diendapkan dalam tubuh) dibandingan yang semula diyakini. Keberadaan logam berat dalam lingkungan perairan sebaiknya menjadi penyebab perhatian, tetapi tidak selalu menjadi penyebab peringatan akan bahaya.

Menurut Smith (1982) sebagian pengaruh logam berat pada ikan bersifat sangat langsung. Di Inggris, limpasan air dari daerah pertambangan menjadi agak asam dan membawa sejumlah cukup besar seng terlarut (Zn2+). Logam ini merangsang produksi lendir dan pengendapan logam tersebut. Endapan ini bisa menutupi membran insang dengan cukup tebal sehingga ikan tidak bisa bernafas. Dalam penelitian 96-jam lainnya mengenai limbah bubur kertas (pulp) di Kanada, seng menurunkan jumlah limfosit kecil yang ada di dalam darah yang sedang beredar pada ikan coho salmon tetapi tidak mempengaruhi jumlah eritrosit.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda