Selasa, 25 April 2017

Konsep-Konsep Ekologi Berkenaan Dengan Manajemen Ekosistem Pesisir

Arsip Cofa No. A 063
donasi dg belanja di Toko One


Biota ekosistem pesisir mencakup berbagai jenis tumbuhan, burung, ikan, mamalia dan invertebrata. Dalam kondisi alaminya, ekosistem merupakan suatu kumpulan hubungan biotik yang membentuk jaringan kerja yang seimbang di mana semuanya itu mudah dirusak oleh polusi dan gangguan manusia. Untungnya teori dan pemgetahuan ekologi yang ada telah cukup maju untuk mendasari program perlindungan.

Di dalam ekologi terdapat sejumlah konsep yang berhubungan langsung dengan manajemen perlindungan ekosistem pesisir. Konsep-konsep ini menyajikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana organisme berinteraksi dengan tekanan dan kondisi lingkungannya hingga dapat bertahan hidup atau menemui kematian. Pembahasan berikut ini diharapkan dapat menjelaskan secara ringkas konsep-konsep tersebut.

Baca juga :
Keberadaan Bahan Beracun di Perairan Pesisir

Daya Dukung Lingkungan dan Standing Crop

Daya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah batas jumlah mahluk hidup yang dapat dterima oleh suatu habitat tertentu; pengertian paling sempit adalah jumlah individu suatu spesies tertentu. Ia selalu digunakan dalam pengertian potensial. Jumlah (atau massa) aktual suatu spesies yang ada di suatu daerah pada suatu saat disebut standing crop (panenan tetap). Dalam pengertian yang lebih luas daya dukung menggambarkan jumlah (atau massa) total organisme yang dapat hidup layak yang dapat didukung oleh suatu organisme atau subsistem.

Jadi, dalam pengertian ekologis, carrying capacity adalah pembatasan terakhir terhadap biota akibat ingkungan yang terbatas, misalnya ketersediaan makanan, ruang, tempat berkembang biak, atau akibat penyakit, predator, suhu, cahaya matahari maupun salinitas. Daya dukung suatu sistem dapat sangat dikurangi oleh aktivitas manusia yang mengurangi ketersediaan pasokan energi atau mencampuri pemanfaatan energi.

Istilah daya dukung sering digunakan oleh para perencana, dalam pengertian yang lebih umum, bukan dalam pengertian ekologis, misalnya mereka mengartikan istilah tersebut sebagai kapasitas sumber daya suatu daerah untuk menyokong secara layak aktivitas atau populasi manusia. Sebagai tambahan, istilah ini dipakai juga dalam iumu sosial dan ekonomi. Jadi penting untuk memahami konteks spesifik di mana istilah daya dukung digunakan.

Pengertian daya dukung secara umum adalah potensi ekosistem untuk menyediakan produk yang berguna bagi masyarakat manusia. Jadi, daya dukung mengukur kondisi dasar sumber daya alam.

Baca juga :
Subsistem Perairan Pesisir : Estuaria

Produktivitas

Konsep produktivitas primer mengacu pada kapasitas sebuah ekosistem untuk menghasilkan materi dasar tumbuhan. Secara teknik, produktivitas primer adalah jumlah energi yang diubah dari cahaya, zat hara dasar dan karbon dioksida menjadi jaringan tumbuhan dalam satu satuan luas selama satu satuan waktu, contoh, diukur dalam gram karbon yang diikat setiap meter persegi per hari. Dalam pengertian produktivitas primer, badan air estuaria mungkin menghasilkan 20 kali produktivitas primer laut-dalam, dan 10 kali yang dihasilkan di perairan pantai atau sebuah danau yang dalam. Karena produktivitas primer merupakan kapasitas total ekosistem dalam mendukung kehidupan, estuaria pada umumnya lebih produktif daripada lautan.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :

Energi dan Makanan

Energi langsung yang dibutuhkan ekosistem pantai diperoleh melalui dua cara : (1) dari pasokan internal yng terdaur-ulang di dalam sistem tersebut, (2) dari luar sistem. Secara internal, rantai makanan, rantai kehidupan atau jaring-jaring makanan berawal dari energi yang diasimilasi tumbuhan, atau produktivitas primer, untuk membentuk jaringan tumbuhan (bentuk lain energi), yang kemudian tersedia bagi hewan sebagai dasar bahan makanannya. Tumbuhan dimakan, dilewatkan melalui jaring-jaring makanan yang kompleks, dan kembali sebagai zat hara dasar.

Tenaga luar utama yang memasok energi bagi ekosistem pesisir adalah pasang-surut, arus laut, aliran masuk dari sungai, angin, cahaya matahari, dan zat hara anorganik dasar (mineral) yang memberi gizi kepada tumbuhan dan hewan. Karena semua makanan hewan berasal dari tumbuhan, maka setiap organisme sangat tergantung pada faktor utama yang membatasi pembentukan jaringan tumbuhan, seperti pengisian kembali zat-zat hara pokok dari luar, jumlah ketersediaan CO2, dan kelimpahan cahaya matahari. Prinsip ekologi yang berlaku adalah : aliran dan jumlah ketersediaan energi mengendalikan proses-proses kehidupan dan membatasi daya dukung ekosistem pesisir.

Baca juga :
Konservasi Untuk Wilayah Pesisir Yang Kritis

Rantai Makanan

Makanan hewan dipasok oleh tumbuhan yang membusuk dengan cepat menjadi partikel-partikel kecil (detritus) setelah jatuh ke dalam air. Koloni mikroorganisme mikroskopik beraksi terhadap partikel-partikel ini, dan material yang dihasilkan dimakan oleh spesies-spesies penghuni estuaria seperti kerang, ikan, udang, dan jenis-jenis krustasea kecil yang menjadi makanan bagi burung dan ikan predator.

Meski beberapa material tumbuhan tersedia di perairan pesisir yang dikonsumsi secara langsung oleh ikan dan kerang-kerangan, namun lebih sering dimakan pertama kali oleh zooplankton (hewan-hewan kecil yang hidup melayang-layang di dalam air) yang selanjutnya menjadi makanan ikan, dan ikan ini menjadi santapan burung atau manusia. Transfer energi makanan ini dari yang terendah ke yang tertinggi membentuk rantai makanan (atau jaring-jaring makanan) yang melibatkan sejumlah komponen yang terpisah.

Tumbuhan adalah produsen. Hewan pemakan tumbuhan (herbivora) dinamakan konsumen (seperti zooplankton, kerang). Konsumen ini memakan fitoplanton (sel-sel tumbuhan yang melayang-layang dalam air, misal alga renik) atau memakan tumbuhan tingkat tinggi. Forager (pemangsa) adalah hewan yang memakan langsung konsumen. Beberapa spesies, termasuk ikan pancingan yang paling rakus melahap umpan, merupakan super predator yang memburu dan memangsa predator-predator yang lebih kecil. Akhirnya, dekomposer (pembusuk, pengurai) seperti bakteri menguraikan sisa-sisa mahluk hidup kembali menjadi mineral-mineral dasar.

Banyak spesies mengubah kebiasaan makannya secara dramatis, memanfaatkan bagian-bagian rantai makanan yang berbeda ketika mereka tumbuh dari larva menjadi post larva lalu menjadi juvenil (hewan muda) dan kemudian menjadi individu dewasa. Ikan trout laut memakan berturut-turut larva krustasea, kopepoda, udang kecil, ikan umpan, dan kadang-kadang memakan ikan besar, kepiting serta invertebrata lain.

Baca juga :
Program Pengelolaan Wilayah Pesisir

Storage (Cadangan Makanan)

Storage adalah kemampuan suatu sistem alam untuk menyimpan pasokan energi di dalam satu atau beberapa unit komponennya. Secara teoritis, unit storage semacam ini dapat berupa serumpun rumput rawa, satu gerombolan ikan, sebutir benih, sedimen organik di dasar perairan, atau fitoplankton di dalam air. Bagaimanapun, istilah storage di sini digunakan untuk menggambarkan unit-unit yang secara fisik nyata dan besar. Unit-unit ini semuanya memperoleh dan menyimpan pasokan energi sebagai cadangan pada saat kekurangan energi. Jadi storage merupakan penstabil penting bagi daya dukung lingkungan.

Komunitas tumbuhan estuaria seperti paya-paya, rawa mangrove dan hamparan rumput belut (eel grass) berperanan penting sebagai unit-unit storage. Sebagai contoh, rumput rawa secara keseluruhan – akar, daun, bunga, batang – menyediakan cadangan energi di mana rantai makanan estuaria tergantung padanya. Standing stock (cadangan tetap) rumput, baik yang hidup maupun yang mati, mengandung sejumlah besar cadangan materi zat hara yang berpotensi sebagai bahan makanan semua organisme mulai dari bakteri sampai ikan bila dihanyutkan oleh air pasang surut ke basin air pesisir. Karena rumput diuraikan pelan-pelan, maka pasokan material zat hara tersedia sepanjang tahun. Storage dalam jaringan tumbuhan sangat penting karena cadangan zat hara menstabilkan sistem dan menjadi penyangga (buffer) bagi kebutuhan energi yang mendesak dalam jumlah banyak atau menjadi penyangga selama periode paceklik musiman (misalnya selama musim dingin).

Di samping itu, paya-paya (marsh) sangat kaya akan mineral zat hara yang tersimpan di dalam tanahnya sehingga menyediakan sumberdaya zat hara bagi rumput paya-paya; sebagai contoh, beberapa rawa asin di Georgia memiliki cadangan zat hara yang cukup untuk selama 500 tahun tanpa memerlukan pemulihan. Bagaimanapun, pemulihan sebenarnya berlangsung terus-menerus.

Storage merupakan pelindung alami terhadap fluktuasi yang mendadak antara kelimpahan dan kelangkaan. Hasilnya adalah ekosistem yang produktif dan stabil. Prinsip ekologi yang berlaku adalah : kapasitas storage yang tinggi menghasilkan fungsi ekosistem yang optimal.

Selain ditujukan untuk komponen hidup, prinsip perlindungan storage diterapkan juga untuk komponen tak hidup, komponen struktural suatu ekosistem yang menjalankan fungsi ekosistem penting. Sebagai contoh, bukit pasir merupakan gudang raksasa cadangan pasir yang berfungsi memasok kembali dan menstabilkan secara periodik front pantai yang telah diobrak-abrik badai hebat.

Konsep Ekologi : Distribusi Umur Populasi

Menurut Odum (1971) distribusi umur merupakan salah satu sifat populasi yang penting karena mempengaruhi natalitas maupun mortalitas. Rasio berbagai kelompok umur dalam populasi menentukan arah status reproduki populasi dan memberi petunjuk tentang apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Biasanya populasi yang akan meningkat cepat adalah populasi yang memiliki individu-individu muda dalam proporsi yang besar. Bagaimanapun, semua populasi akan mengalami semua perubahan struktur umur tanpa mengalami perubahan ukuran. Distribusi umur cenderung mengarah ke distribusi umur yang stabil atau normal. Sekali distribusi umur yang stabil tercapai, peningkatan natalitas atau mortalitas yang tidak wajar hanya akan menyebabkan perubahan sementara dan keadaan akan kembali menjadi stabil lagi secara spontan.

Seorang ahli ekologi, Bodenheimer, mengelompokkan umur ekologis menjadi tiga macam : pra reproduksi, reproduksi dan pasca reproduksi. Lamanya ketiga macam umur reproduksi ini sangat bervariasi tergantung pada jenis organismenya. Pada manusia modern, lamanya ketiga macam umur tersebut relatif panjang, yaitu masing-masing sepertiga dari umur manusia. Manusia primitif, sebagai perbandingan, mempunyai periode pasca reproduksi yang lebih singkat. Kebanyakan tumbuhan dan binatang memiliki periode pra reproduksi yang sangat panjang. Beberapa binatang, terutama serangga, menjalani periode pra reproduksi yang sangat lama dengan periode reproduksi yang sangat singkat dan tanpa periode pasca reproduksi. “Lalat sehari” (mayfly = ephemeridae) dan “belalang tujuh belas tahun” merupakan contoh-contoh klasik. Yang pertama menghabiskan waktu satu sampai beberapa tahun sebagai larva di perairan dan hidup hanya beberapa hari sebagai serangga dewasa. Sedangkan yang terakhir membutuhkan waktu yang sangat lama (tetapi tidak harus 17 tahun) untuk menjadi serangga dewasa, namun fase dewasanya sendiri hanya berumur kurang dari satu musim. Jadi lamanya umur ekologis harus dipertimbangkan dalam menfasirkan data distribusi umur (Odum, 1971).

Ekoton

Ekoton adalah daerah peralihan, atau daerah tepi atau perbatasan, antara dua komunitas ekologi yang berbeda, misalnya antara ekosistem rawa dan ekosistem hutan. Suatu ekoton memiliki karakteristik gabungan dari dua komunitas yang berbeda dan seringkali mempunyai kelimpahan dan keragaman mahluk hidup yang sangat tinggi. Dengan demikian ekoton memiliki fungsi yang menguntungkan bagi ekosistem.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda