Senin, 20 Maret 2017

Dampak Negatif Pestisida Bagi Perairan Pesisir

Arsip Cofa No. A 055
donasi dg belanja di Toko One

Bahan-Bahan Beracun Yang Memasuki Perairan Pesisir

Lincer dan Haynes (1976) menyatakan bahwa pembuangan racun adalah pemindahan bahan-bahan beracun ke dalam perairan pesisir atau perairan lainnya. Bahan ini disebut racun bila, karena sifat fisika atau kimianya, mereka mengganggu fungsi biologis normal. Gangguan ini dapat terjadi pada berbagai tingkat, bisa seringan penurunan laju pertumbuhan kerang oyster akibat pestisida atau separah kegagalan reproduksi pada burung elang botak atau keracunan merkuri pada manusia. Bahan beracun bisa muncul secara alami misalnya resin/damar yang berasal dari tumbuhan tertentu dan racun-racun yang menyertai organisme pasang merah. Bagaimanapun, dalam kisaran yang luas kebanyakan bahan beracun berasal dari kegiatan manusia modern dan aktivitasnya dalam mengejar “kemajuan”.

Secara logis bahan beracun yang memasuki perairan pesisir dapat digolongkan sebagai berikut :

- Pestisida atau biosida (semua bahan kimia yang membunuh organisme yang dianggap hama; di sini mencakup insektisida, fungisida, piscisida, herbisida, mitisida, dll). Insektisida secara umum dikelompokkan menjadi tiga grup : (a) hidrokarbon berklorin (organoklorin), misal DDT, aldrin, dieldrin, heptaklor dan chlordane; (b) organofosfat, seperti malathion, parathion, diazinon dan guthion;dan (c) karbamat, contoh Sevin dan Zectran. Fungisida meliputi bahan-bahan semacam ditiokarbamat (misal Ferbam dan Ziram), senyawa bernitrogen (misal phenylmercuric acetate), triazin, quinon, heterosiklik, dan senyawa anorganik seperti logam berat. Herbisida sangat bervariasi, yang paling umum adalah phenoxy acid seperti 2,4-D dan 2,4,5-T. Herbisida akuatik yang sering digunakan adalah endotal dan diquat, yang umum dipakai bersama-sama dengan surfaktan (misal deterjen).

- Racun industri, yakni istilah umum yang digolong-golongkan menjadi banyak golongan. Polychlorinated biphenyl (PCB) adalah senyawa berklorin yang digunakan hampir di semua sektor kegiatan manusia modern. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan berbagai macam produk seperti tinta cetak dan cat untuk kolam renang. Phthalate ester adalah racun yang berkaitan dengan kegiatan industri dan telah diketahui merupakan sumber bahaya potensial. Limbah pabrik kertas dan asam serta senyawa lain yang berasal dari kegiatan penambangan dapat juga dimasukkan ke dalam grup ini.

- Logam berat, perlu diberi perhatian khusus karena, seperti insektisida organoklorin yang bersifat abadi, kelompok ini berumur sangat panjang dan dapat sangat beracun. Di dalam lingkungan estuaria logam berat tidak dapat dimanfaatkan oleh biota air karena kekuatan ikatan kimianya sehingga logam berat ini terdaur ulang melalui rantai makanan secara terus-menerus tanpa berakhir. Logam berat dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia maupun alam. Logam berat ditemukan dalam ramuan pestisida, limbah industri dan limbah perkotaan, serta limbah dari kegiatan penggalian tanah dan penambangan. Perlu ditekankan bahwa pendaur-ulangan logam-logam berat ini selalu terjadi, terus-menerus, meskipun lambat.

Lebih lanjut Lincer dan Haynes (1976) menyebutkan kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan pembuangan bahan beracun, yaitu pertanian, perawatan lahan/tanah, pengontrolan perairan (yakni pengontrolan gulma air), pengontrolan nyamuk dan vektor penyakit lain, serta pembuangan limbah industri dan limbah perkotaan.

Baca juga
Residu Pestisida Dalam Daging Ikan Konsumsi

Efek Negatif Herbisida Bagi Perairan Pesisir

Menurut Lincer dan Haynes (1976) dalam rangka menciptakan aliran air, pengendalian reproduksi nyamuk atau pemanfaatan dataran tinggi dengan drainase, manusia sering menciptakan badan air buatan. Bila badan air buatan ini dimasuki vegetasi eksotik seperti eceng gondok, Hydrilla, dan Elodea maka mereka akan tumbuh subur karena di sini belum ada musuh alaminya (yakni penyakit, kompetitor dan herbivora), untuk itu manusia mengendalikan vegetasi tersebut dengan menggunakan herbisida jenis surfaktan. Bahan-bahan kimia ini tidak sespesifik yang diduga oleh pemakainya, dan organisme yang sebenarnya bukan sasaran mungkin menjadi penerima terakhir pestisida tersebut. Logam berat digunakan secara periodik untuk mengatasi ledakan populasi (blooming) alga hijau-biru, dan logam berat tersebut dihanyutkan bersama air limpasan zat hara yang berasal dari tanah. Situasi ini diperparah jika filter alami, seperti rawa mangrove dan rawa Spartina, digantikan oleh tembok kokoh, atau bila sungai yang berbelok-belok, yang memaksimumkan waktu kontak antara racun dan agen pengurai, digantikan oleh saluran lurus dengan lereng gundul.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :

Dampak Negatif Pengendalian Nyamuk Dengan Pestisida

Nyamuk dan vektor penyakit potensial lainnya merupakan sasaran jutaan kilogram pestisida, seperti DDT, di Amerika Selatan, India dan negara-negara berkembang lainnya. Demikian pula, meskipun aspek kesehatan sangat ditekankan, daerah pesisir Amerika Serikat terus-menerus menerima berbagai bahan beracun terutama yang berasal dari rumah tangga dan industri pariwisata. Bila nyamuk dan serangga penggigit lainnya bisa leluasa bereproduksi, maka hal ini mendesak manusia untuk memakai biosida. Situasi ini diperburuk bila terdapat selokan buntu yang menyediakan air menggenang untuk tempat bertelur bagi nyamuk Culicidae penusuk-kulit ini. Sebagai tambahan, kualitas air yang jelek, habitat yang makin rusak atau keracunan langsung pestisida menyebabkan predator alam seperti mosquito fish (Gambusia), burung dan amfibi serta reptil pemakan serangga (kodok, salamander dan kadal) tidak dapat bertahan hidup sehingga manusia tidak dapat memanfaatkan mereka untuk mengontrol spesies serangga makanannya.

Baca juga
Logam Berat Dalam Jaringan Tubuh Ikan

Pencemaran Oleh Pestisida Organoklorin, DDE dan DDT

Amerika Serikat telah banyak memproduksi pestisida organoklorin utama dan PCB, dan tidak dapat disangkal bahwa laut adalah penerima sekaligus tempat penimbunan terakhir bagi racun kekal ini. Sebagai contoh, sekitar 25 % DDT yang dihasilkan hingga saat ini telah memasuki laut.

Dari golongan pestisida organoklorin, DDE (hasil penguraian DDT) mungkin yang paling sering ditemukan di dalam tubuh ikan dan binatang liar. Dengan sifatnya yang lipofilik (suka-lemak), DDE – seperti juga organoklorin lain – sangat sulit larut dalam air dan terakumulasi di dalam lemak yang ada di tubuh mahluk hidup. Bahan kimia semacam ini dipindahkan dari mangsa ke predator di mana jumlah yang hilang melalui ekskresi adalah sedikit. Proses “biological magnification” di mana terjadi pemindahan pestisida dari satu mata rantai makanan ke mata rantai berikutnya menyebabkan binatang pada puncak rantai makanan memperoleh bahan-bahan beracun ini dalam jumlah besar. Konsentrasi DDE pernah mencapai 1100 ppm dalam lemak telur burung pelikan coklat yang hidup di lepas pantai Kalifornia dan sampai 1000 ppm dalam telur burung elang ekor-putih di Baltik.

Pestisida organoklorin mudah tertimbun di dalam tubuh kerang sehingga sifat ini dimanfaatkan untuk menduga kontaminasi pestisida. Sebagai bagian dari National Pesticide Monitoring Programme, kerang telah dikumpulkan dari wilayah pesisir Amerika Serikat. Analisa terhadap lebih dari 8000 sampel untuk meneliti 15 jenis organoklorin menunjukkan bahwa residu tipe DDT terdapat di mana-mana, dengan konsentrasi DDT maksimum mendekati 5 ppm. Senyawa nomor dua yang paling banyak ditemukan setelah DDT adalah dieldrin dengan konsentrasi maksimum 0,23 ppm. Endrin, mirex dan toxaphene kadang-kadang ditemukan.

Baca juga
Keberadaan Logam Berat di Perairan dan Biota Air

Daya Racun Beberapa Jenis Pestisida dan Insektisida

Meskipun sebagian besar organofosfat dan pestisida karbamat diiklankan sebagai pestisida berumur-pendek, namun ada banyak bukti bahwa hal ini tidak semuanya benar. Dalam menggunakan karbaril (Sevin) pada konsentrasi tertentu untuk mengontrol hama pada peternakan kerang oyster ternyata bahwa bahan kimia ini masih ditemukan di dalam lumpur 42 hari setelah pemakaian.

Pestisida organoklorin mempengaruhi hampir semua tingkat fungsi biologis pada biota laut. Konsentrasi DDT serendah 0,001 ppm menyebabkan penurunan pertumbuhan oyster secara nyata, dan organoklorin dalam konsentrasi tinggi menyebabkan mamalia laut lahir prematur.

Beberapa jenis pestisida urea, misalnya Diuron, pada konsentrasi serendah 1 ppb (part per billion) mampu menghambat pertumbuhan alga laut. DDT, dieldrin atau endrin dalam konsentrasi beberapa ppm cukup untuk mengurangi laju fotosintesis.

Beberapa pestisida organoklorin seperti Mirex, senyawa kimia yang umum digunakan untuk mengendalikan semut api pnting, Solenopsis saevissima, di negara-negara bagian selatan, sangat beracun bagi biota estuaria. Sebagai contoh, kepiting dan udang juvenil mati bila terkena satu partikel Mirex; dan 1 ppb Mirex dalam air laut sanggup membunuh 100 % udang yang terpapar pestisida tersebut.

Aktivitas Algasida Senyawa Turunan Sulfonil Dari PCB dan Difenil Eter

Goulding et al. (1982) melaporkan bahwa enam senyawa turunan sulfonil dari polychlorobenzene dan 15 senyawa turunan sulfonil dari difenil eter telah diuji sebagai algasida potensial bagi dua spesies alga, Chlorella fusca dan Anabaena variabilis. Senyawa yang paling kuat sebagai algasida adalah nitrofenil sulfonilfenil eter dan kloronitrofenil sulfonilfenil eter, beberapa di antaranya sangat mirip dengan herbisida nitrofen yang telah dikenal berdasarkan metode pemeriksaan yang digunakan. Beberapa senyawa polikloro, seperti DDT (1,1,1-trikloro-2,2-bis (4-klorofenil) etana) merupakan insektisida penting yang baru-baru ini dilaporkan berpengaruh terhadap tumbuhan. Jadi, adalah mungkin bahwa beberapa senyawa ini bisa menjadi herbisida potensial. Banyak senyawa difenil eter tersubstitusi merupakan herbisida potensial, sebagai contoh, nitrofen (2,4-diklorofenil 4-nitrofenil eter). Secara umum, senyawa polikloro memiliki kelemahan di mana mereka lambat terurai dan akibatnya tertimbun di dalam lingkungan. Bagaimanapun, turunan sulfonil dari senyawa polikloro lebih mudah diuraikan karena komponen sulfonil memiliki posisi-posisi yang mudah diserang.

donasi dg belanja di Toko One

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda