Senin, 08 Mei 2017

Strategi Untuk Manajemen Perairan Pesisir

Arsip Cofa No. A 065
donasi dg belanja di Toko One

Ringkasan

Daratan sampai ke batas perairan di daerah pesisir (coastal) memiliki pasokan air melimpah yang berguna bagi industri, pantainya menarik untuk tempat rekreasi, sumber makanan alami dan sumberdaya hayati laut yang rentan terhadap pencemaran minyak dari laut atau pencemaran limbah dari daratan, serta menarik untuk dijadikan pertamanan. Strategi manajemen yang efektif harus memperhatikan ciri-ciri khusus ini. Pada tingkat daerah individual, strategi cenderung mengarah ke konservatif dan seringkali tidak memperhatikan fenomena-fenomena seperti kecepatan pengendapan lumpur di estuaria atau siklus perkembangan bukit pasir pada daerah pesisir yang terbuka. Pada tingkat regional, seperti yang dipelajari di Morecambe Bay, Wash dan Essex serta North Kent, diperlukan pengetahuan mengenai fungsi dan sumberdaya pantai. Mereka membutuhkan survei yang ekstensif serta penanganan data komputer dan studi yang lebih mendalam mengenai mekanisme kerja sistem pesisir. Strategi manajemen tradisional memerlukan pengetahuan tentang potensi sumberdaya habitat pesisir dan hal ini dapat diperoleh dengan mudah bila tersedia foto udara dan peta terbaru. Data terinci mengenai sumberdaya binatang liar membutuhkan survei yang ekstensif. Pelaksanaan penelitian, yang penting bagi strategi perencanaan manajemen, terhambat akibat kekurangan dana. Setiap ahli ekologi dapat memberikan sumbangan dalam penyusunan strategi manajemen nasional dengan mempelajari dan memperkenalkan spesies-spesies yang kurang dikenal, kemudian mengusulkan teknik untuk memanajemennya. Sejenis perdu yang biasa tumbuh di bukit pasir, Hippophae, dan sejenis herba Acaena serta rumput laut Sargassum merupakan contoh-contoh spesies seperti ini.

Baca juga Kebijakan Lingkungan Nasional dan Peran Masyarakat

Pengantar

Masalah umum yang berkenaan dengan manajemen sistem pesisir baik di Eropa maupun di Amerika Utara adalah :
1. Pertentangan antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan lingkungan.
2. Penentuan landasan umum oleh administrator dan pakar ekologi.
3. Pengumpulan dan penanganan sejumlah besar data perencanaan dan data ilmiah.
4. Penerapan hasilnya di lapangan.

Ada masalah-masalah komunikasi yang penting dan harus diatasi sebelum menerapkan strategi manajemen untuk sistem pesisir.

Kondisi-kondisi khusus di pantai yang berhubungan dengan pertentangan antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan lingkungan mencakup (a) pasokan air dingin yang melimpah untuk stasiun pembangkit tenaga dan pengaruhnya yang tampak terhadap daerah yang luas, (b) garis pantai di mana minyak yang berasal dari lepas pantai dapat terakumulasi dan merusak komunitas intertidal, (c) limbah cair dari darat yang kaya akan nitrat sehingga menyebabkan ledakan populasi alga dan meningkatnya kebutuhan oksigen pada komunitas bentik di estuaria, dan (d) daya tarik pesisir sebagai tempat rekreasi alam yang menyebabkan pemusatan kegiatan turisme yang sangat potensial dalam merusak lingkungan.

Pesisir juga menghadapi masalah yang terlalu khusus untuk dibicarakan bersama-sama oleh para administrator dan ahli ekologi karena administratif jarang ditentukan dalam membuat hubungan batas-silang (seperti perembesan nitrat ke dalam tanah) yang membuat habitat pesisir menarik perhatian para ahli ekologi. Aktivitas pasang-surut melahirkan masalah khusus dalam pengumpulan data, dan untuk mengetahui kecepatan perubahan di habitat pesisir yang tak stabil membutuhkan pengumpulan dan analisa data dalam jumlah besar bila proses-proses kompleks yang terjadi di habitat tersebut telah dipahami. Penerapan hasilnya di lapangan terbentur oleh masalah hak kepemiikan di zona pesisir dan kenyataan bahwa kegiatan manajemen di suatu bagian pesisir (misal pemecahan gelombang) bisa berpengaruh negatif terhadap proses lain (misal berkurangnya pasokan sedimen pantai).

Kebanyakan daerah di wilayah pesisir Eropa tidak dikelola dengan strategi manajemen yang tepat kecuali untuk wilayah laut luas yang bertujuan untuk perencanaan zonasi dan pertahanan. Studi kasus yang dilaporkan dalam naskah lain menunjukkan bahwa hal ini juga terjadi di negara-negara lain. Sementara masalah tumpahan minyak timbul di Laut Utara, pengelola belum mendapat gagasan bagaimana strategi manajemen dapat dikoordinasi dengan lebih baik di wilayah-wilayah pesisir Eropa.

Baca juga Konservasi Untuk Wilayah Pesisir Yang Kritis

Dalam memilih strategi manajemen adalah berguna untuk memperhatikan tiga pertanyaan ini : (a) Apa tujuannya ?, (b) Apa konteks lingkungan dan historisnya ?, (c) Apa pilihannya ?. Pilihan manajemen untuk wilayah pesisir dan daratan meliputi perbaikan, perlindungan, penyesuaian (modifikasi), penambahan, pengurangan atau penganekaragaman spesies-spesies yang ada di wilayah tersebut.

Strategi untuk manajemen sistem pesisir harus memperhatikan dinamika alam dan kerentanannya terhadap gangguan-gangguan dari tenaga erosi. Sebagai contoh, siklus temporal dan spasial yang berhubungan dengan pembentukan bukit pasir dan mobilitasnya seringkali tidak diketahui, namun setiap orang bisa menyusun rencana manajemen bagi wilayah pesisir yang memiliki bukit pasir. Siklus bukit pasir ini memakan waktu seumur manusia, 50 sampai 100 tahun, dan tampaknya data siklus ini tidak akan dapat dihubungkan bila tidak tersedia data dari satu generasi ke generasi lain.

Meskipun sistem pesisir mengalami perubahan yang periodik dan cepat, bekas perubahan ini jarang hilang. Yang lebih sering adalah bahwa proses yang terjadi beberapa ribu tahun yang silam masih meninggalkan bekas pada lingkungan hingga saat ini. Pengaruh kejadian-kejadian kecil bertumpang tindih membentuk “patina” di mana sisa-sisa kehidupan tumbuhan dan hewan membentuk suatu pola tertentu. Sebagai contoh, dataran lumpur seluas 6.000 are di Bridgewater Bay, Somerset yang dicirikan oleh adanya rawa asin berumur 50 tahun merupakan dataran bawah-air yang berusia 5 atau 6 ribu tahun ketika ia berubah menjadi hutan. Lubang-lubang lumpur bekas penggalian tanah liat untuk batu-bata bahan bangunan di London masih dapat dikenali di estuaria Midway Kent. Pada rangkaian bukit pasir Hebridean, permukaan tanah yang berumur 4000 tahun atau lebih bisa tersingkap kembali oleh erosi tenaga angin yang mengikis lapisan tanah di atasnya.

Kebanyakan ahli perencana sangat dipengaruhi oleh pandangan historis sampai-sampai pendirian bangunan diperhatikan, dan beberapa di antaranya memiliki pandangan historis ekologis yang berkaitan dengan pertamanan. Ahli-ahli ekologi dan arkeologi bisa bekerja sama untuk membahas pandangan historis pertamanan ini yang berguna bagi perencana, meskipun tidak realistik untuk mendukung pendapat bahwa strategi manajemen yang ditekankan pada pemeliharaan historis itu sendiri dapat dilakukan dengan ekstensif.

Baca juga Program Pengelolaan Wilayah Pesisir

Tingkat-Tingkat Operasi

Ada tiga tingkat operasi : (1) tingkat dearah individual, (2) tingkat regional, dan (3) tingkat nasional. Mereka didefinisikan sebagai berikut. Daerah individual dalam konteks pesisir Inggris melingkupi daerah seluas sampai 500 hektar atau lebih (seringkali lebih sempit) dan biasanya dicirikan oleh satu tipe habitat pesisir yang dominan, misalnya sistem bukit pasir, dataran lumpur atau rawa asin. Tempat ini merupakan daya tarik utama daerah itu dan pemanfaatanya disesuaikan dengan faktor-faktor politik dan sosio-ekonomi. Pada tingkat regional jalur-jalur ekstensif dari garis pantai yang seringkali memiliki tipe yang sangat beranekaragam dilibatkan dalam, dan faktor-faktor politik serta sosio-ekonomi diatur dengan, tata guna lahan dan struktur administratif dengan peraturan perpajakan dan kebijakan politik yang langsung ditangani pemerintah pusat. Tingkat nasional tampaknya sudah jelas dan berhubungan dengan sumberdaya pesisir seluruh negara, dan pemanfaatannya dipengaruhi oleh faktor-faktor politik dan sosio-ekonomi baik internal maupun eksternal.

Daerah Individual

Strategi manajemen untuk daerah lokal cenderung dititikberatkan ke arah perbaikan dan perlindungan pada saat itu. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya tekanan pembangunan terhadap garis pesisir Eropa, selain itu juga disebabkan oleh keengganan untuk memperbaiki kerusakan yang timbul. Kadang-kadang perlu dilakukan kegiatan mendadak untuk memperbaiki lingkungan, seperti terjadi di Camber, Sussex, di mana pesisir yang sifatnya labil dan mudah-longsor bila diinjak-injak kaki manusia, harus dibuat kontour sebelum ditanami kembali. Hal ini patut dipertimbnagkan dalam menganekaragamkan obyek-obyek wisata di daerah pesisir ini, namun strategi semacam ini belum diterapkan.

Bukti-bukti nyata menunjukkan bahwa erosi pesisir menimbulkan tekanan kuat terhadap strategi manajemen yang bertujuan menstabilkan wilayah pesisir tersebut. Dalam hal ini strategi manajemen tadi tidak hanya memakan biaya besar, tetapi juga tak perlu dilakukan. Sebagai contoh usaha menstabilkan bukit pesisir yang tererosi hebat mungkin tidak berhasil bila tidak ada jalan lalu lintas atau bangunan di belakangnya. Strategi yang masuk akal adalah membiarkan ia tererosi dan mengusahakan agar terbentuk bukit pasir baru di daerah pesisir tersebut. Strategi semacam ini harus memperhatikan sifat-sifat dinamika tipe habitat pesisir tersebut dan menyadari bahwa tipe komunitas sesaat (misal komunitas garis pantai, bukit pasir bagian depan dan bukit pasir primer yang masih mudah berubah) hanya ada pada waktu tertentu dalam siklus perkembangannya. Ini merupakan strategi untuk melindungi lebih banyak binatang liar dari pada strategi yang ada di daerah itu pada waktu-waktu sebelumnya.

Bergerak dari strategi manajemen daerah lokal ke sistem manajemen pesisir secara keseluruhan maka ada kecenderungan perubahan pengelola dari individu ke lembaga dengan perhatian utama pada jaminan keselamatan lingkungan dan keanekaragaman sudut pandang. Sebagian besar pertentangan dalam studi manajemen dan perencanaan, baik pada tingkat awal maupun tingkat profesional, dan pada skala individu maupun kelembagaan, merupakan efek negatif dari perbedaan persepsi dalam memahami masalah.

Bagi pemilik lahan pesisir, rumput rawa asin Spartina anglica membantu perluasan dataran lumpur tapi bagi atlet perahu layar rumput ini mempersempit daerah pelayaran. Tumbuhan sea buckthorn (Hippophae rhamnoides) merupakan penstabil bukit pasir bagi seorang insinyur teknik pesisir, sumber makanan burung di musim dingin bagi ahli burung (ornitologis), tempat berlindung bagi wisatawan, dan pedoman bagi pengawas cagar alam dalam mempertahankan keragaman flora bukit pasir.

Kompleks kerikil bervegetasi hanya terakumulasi pada tingkat tepat di atas garis air tinggi. Pertimbangan yang berlebihan terhaddap pertahanan laut membuatnya perlu untuk memindahkan kerikil ke dalam lubang-lubang dengan tujuan memperkecil kerusakan bila terjadi angin badai.

Dengan demikian perhatian khusus terhadap pantai kerikil bervegetasi yang luas dan tak terganggu oleh ulah manusia, seperti di Dungeness, Inggris, perlu diberikan, dan strategi manajemen umumnya ditekankan pada preservasi/pemeliharaan daerah semacam ini dari gangguan sejauh mungkin. Bagaimanapun, pertentangan yang baru-baru ini terjadi dan berhubungan dengan stasiun pembangkit tenaga dan penambangan kerikil menunjukkan bahwa strategi manajemen yang realistik harus diterima agar preservasi tidak menjadi pertimbangan utama. Penekanan ekologis dalam strategi manajemen dengan demikian mungkin bergeser ke arah pendekatan yang lebih dinamis yang berkaitan dengan rancangan habitat baru dalam menyelesaikan pembuatan habitat burung pantai, seperti yang dilakukan oleh organisasi Masyarakat Kerajaan Untuk Perlindungan Burung di Dungeness.

Dalam kasus sistem pesisir yang dapat-dipanen, misalnya rawa asin, strategi manajemen dapat didasarkan pada pemisahan kegiatan secara spasial (ruang) dan temporal (waktu). Di Bridgewater Bay National Nature Reserve, Somerset, sebagai contoh, telah diputuskan lebih dari 20 tahun yang lalu untuk membiarkan domba memakan rumput di bagian ujung rawa asin (sebagai daerah grazing/merumput) dan mencegahnya memasuki bagian tengah rawa (sebagai daerah non grazing). Hal ini menghasilkan dua komunitas rawa yang sangat berbeda, rawa-rawa rumput bertangkai panjang dan padang rumput asin bertangkai pendek akibat grazing. Masalahnya adalah Agropyron pungens (sejenis rumput dengan rasa kurang enak) memencar memasuki rawa daerah grazing melalui benih yang diproduksi di daerah non grazing. Cara yang mungkin untuk memelihara padang rumput asin agar Agropyron tidak menyebar luas adalah dengan memotong rumpun tumbuhan ini, tetapi menyabit rumput ini merupakan cara yang lebih praktis untuk mengendalikan penyebaran Agropyron yang tumbuh di padang rumput asin. Pada musim panas domba memakan rumput dan pada musim dingin burung liar menggantkan domba memakan rumput di padang rumput rawa asin yang subur ini, dan telah dibuktikan secara eksperimental bahwa pemanenan rumput dapat dilakukan setiap lima tahun atau lebih tanpa merusak daerah grazing kecuali secara sementara dan setempat. Ini merupakan strategi manajemen yang bagus dan melibatkan pertanian serta perlindungan binatang liar yang dioperasikan serentak dengan zonasi ruang dan waktu.

Bukit-bukit pasir di Teluk St. Quen’s, Jersey, Channel Islands, merupakan salah satu di antara sepuluh sistem bukit pasir tunggal terbesar di British Isles, dan nomor empat terkaya dalam hal keragaman tumbuhan berpembuluh. Daerah ini memiliki sejarah tata guna lahan yang sangat bervariasi namun sebagian relatif tak terganggu selama berabad-abad walaupun kebanyakan pulau tersebut telah sangat dipengaruhi oleh manusia. Rangsangan dalam mengembangkan strategi manajemen yang rasional untuk daerah ini berasal dari kerjasama yang baik antara perencana dan pihak yang berkepentingan dengan binatang liar. Di sini strategi manajemen diusahakan untuk mencoba mengeksploitasi sumberdaya mineral, pengembangan rekreasi, pembuangan sampah, tempat grazing bagi herbivora, penanaman pohon-pohonan dan perlindungan binatang liar dengan zonasi ruang dan waktu. Keberhasilan strategi semacam ini bergantung pada pandangan terhadap lanskap historis dan kesadaran untuk menyesuaikan semua bagian yang terkait.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :
Alat Penyemprot Air Untuk Cuci Mobil Dan Motor, Ez Water Cannon, Alat Semprot Air Untuk Tanaman Murah

Tingkat Regional

Studi ekologis di seluruh daerah British Isles seperti di Teluk Morecambe, Lancashire, Wash dan pantai Essex serta North Kent telah disempurnakan pada tahun-tahun terakhir ini. Masing-masingnya diberi dana sebagai hasil keputusan kebijakan yang berkaitan dengan sumberdaya air atau kebutuhan transport (pengembangan pelabuhan udara). Tak satu pun menghasilkan strategi manajemen, tetapi dasar informasi yang dipakai untuk membentuk strategi disusun dengan segera, sebelum perubahan besar terjadi.

Pelajaran apa yang dapat diperoleh dari studi skala besar ini dan apa implikasinya bagi strategi manajemen ? Baik studi di Teluk Morecambe maupun di Wash berkaitan dengan pendugaan pengaruh yang dialami oleh binatang liar akibat pembangunan bendungan air tawar di zona intertidal pada saluran pemasukan air pesisir besar ke dalam mana sungai-sungai besar menyalurkan airnya. Studi di Teluk Morecambe bertujuan mengamati pola sirkulasi sedimen dan distribusi binatang serta tumbuhan intertidal. Mereka menunjukkan tiga aspek yang berkaitan dengan efektivitas perencanaan strategi manajemen :
1. Kebutuhan akan survei yang ekstensif untuk menghasilkan berbagai informasi sehingga perubahan di masa datang dapat diketahui.
2. Kebutuhan untuk mengembangkan teknik komputer dalam menangani sejumlah besar data.
3. Kebutuhan akan studi proses tentang bagaimana sistem pesisir bekerja.

Studi di Wash diorganisir oleh Dr. Gray yang mencakup pengamatan di daerah antara dataran lumpur dan rawa asin di mana penelitian ini membantu memahami fungsi dan struktur khas zona perbatasan yang meliputi gundukan lumpur, mikro alga dan penimbunan sedimen. Batas antara tipe habitat utama tidak semata-mata merupakan penurunan dari satu ke yang lain, tetapi batas antara juga memiliki biologi dan fisik tertentu serta hubungan fungsional yang khas. Daerah semacam ini merupakan daerah perubahan yang penting ketika terjadi fase perkembangan tertentu di permukaan tanah pada waktu tertentu. Pada daerah dan waktu tertentu habitat mengalami perubahan alami, dan mungkin bisa dimanipulasi dengan paling efektif melalui manajemen.

Studi rawa asin yang dikembangkan oleh Dr. Randerson di pantai Norfolk dan Wash menghasilkan model pendugaan yang tepat dan dapat diuji dengan data dari Teluk Bridgewater. Arti penting model ini kurang tampak pada apa yang akan diduga tetapi tampak nyata pada kemampuannya menjelaskan fakta-fakta yang ada dan membandingkan hubungan-hubungan atau interaksi ekologis serta mampu menunjukkan penelitian apa yang harus dilakukan kemudian. Komponen dasar model mencakup faktor-faktor fisik tertentu seperti akresi (penimbunan sedimen) standar per seribu jam, ketergenangan pasang, perbandingan pasir dalam sedimen yang dihanyutkan air pasang-surut dan kecepatan akresi sedimen yang dibawa angin. Komponen biologis meliputi zonasi (batas-batas pertumbuhan bagi spesies-spesies yang hidup di daerah pasang surut), biomas (akar dan tunas dipisah), pertumbuhan (maksimum dan minimum) serta faktor grazing.

Studi rawa asin di Wash juga membantu memperkuat kesimpulan Kestner bahwa rawa asin tidak dapat meluas terus menerus ke arah laut akibat pembatasan-diri. Peningkatan kecepatan arus air surut tergantung pada peningkatan volume air pasang yang membanjiri rawa asin sehingga perluasan rawa ini akhirnya mencapai keadaan di mana efek erosi akibat arus air surut seimbang dengan efek penimbunan sedimen akibat arus banjir sedemikian hingga perluasan lebih lanjut rawa asin ke arah laut berhenti kecuali bila terjadi perubahan kondisi hidrolik atau diubah oleh reklamasi (penimbunan pantai).

Survei populasi binatang liar dan habitat pesisir Essex dan North Kent diorganisir oleh Dr. Boorman untuk mengetahui efek yang mungkin timbul akibat pembangunan pelabuhan udara di mulut estuaria Sungai Thames (pelabuhan udara Maplin) dan apa yang bisa dilakukan untuk memperkecil pengaruhnya terhadap pesisir dan binatang liar yang ada di sekitarnya. Studi ini difokuskan pada pendugaan kuantitatif populasi Zostera dan Enteromorpha. Hal ini memungkinkan untuk melakukan pendugaan kuantitatif sumberdaya makanan beserta nilai kalorinya yang tersedia bagi angsa Brent . Kemungkinan memanam kembali Zostera (makanan utama angsa Brent) telah dilakukan tetapi tampaknya bahwa daerah yang cocok untuk melakukannya tidak ada, mungkin akibat kegiatan reklamasi di masa silam.

Studi-studi ini menghasilkan banyak informasi berskala besar serta menarik perhatian akan arti penting tingkah laku burung. Studi pelabuhan udara Maplin juga menunjukkan adanya penyesuaian tingkah laku mencari makan angsa Brent yang dilakukan dengan sangat cepat ketika tingkat populasinya melebihi kapasitas normal yang bisa didukung oleh sumberdaya makanannya.

Strategi untuk manajemen pada tingkat regional tidak hanya membutuhkan banyak informasi untuk tujuan perbandingan, tetapi juga membutuhkan kesadaran yang tinggi akan arti penting fungsional daerah perbatasan, ambang batas, dan karakteristik tingkah laku baik unsur-unsur fisik maupun biologi suatu lingkungan. Penggunaan model matematika dan model konseptual dalam mengeksplorasi strategi regional tampaknya merupakan pendekatan yang rasional. Juga konsep unit lingkungan fungsional seperti “coastal cell” atau sel pesisir tampaknya merupakan basis yang berguna dalam menyusun model.

Re-organisasi pemerintahan regional yang dilakukan belum lama ini telah membuka jalan untuk mengembangkan strategi manajemen regional. Hal ini memungkinkan untuk merancang strategi yang lebih baik misalnya dengan menunjuk bagian tertentu pesisir East Anglian sebagai “feeder zone” untuk memungkinkan terjadinya akresi, dengan hasil yang lebih baik daripada strategi yang ada yaitu mendirikan bangunan-bangunan teknik yang memakan biaya besar untuk membangun dan memeliharanya. Strategi ini bisa dilakukan bersama-sama dengan meregenerasi tumbuhan pesisir yang sanggup mempertahankan sedimen agar tetap ada di tempatnya sementara akresi terjadi.

Baca juga Kebijakan Wisata Bahari Dalam Kaitannya Dengan Manajemen Wilayah Pesisir

Tingkat Nasional

Adalah tidak mungkin untuk memberi contoh strategi manajemen pesisir nasional. Sebagai gantinya, dua aspek yang berkaitan dengan strategi ini, yakni survei nasional sumberdaya habitat dan masalah spesies yang menyebar luas di seluruh pesisir suatu negeri akan dibahas.

Sumberdaya Habitat

Dalam manajemen sistem pesisir harus diketahui ukuran di mana sistem-sistem yang berbeda diwakilkan dalam sebuah area tertentu. Di negara Inggris, sebagai contoh, diduga bahwa dataran pasang surut, rawa asin, bukit pasir dan pantai kerikil bervegetasi, menempati daerah dengan rasio hampir 5 : 1 : 1: 0,5 dengan luas dataran pasang surut 500.000 are dan pantai kerikil bervegatasi hanya 40.000 are. Untuk memperoleh gambaran ini kita harus cermat menjumlah semua unit unit individual dan selain itu kami mengetahui bahwa lebih dari separoh bukit pasir di Inggris Raya terletak di Skotlandia, lebih dari seperempat rawa asin di Inggris Tenggara, dan dimana unit area terbesar dari setiap tipe habitat di temukan. Bahwa dataran lumpur Maplin yang terletak di mulut Estuaria Thames merupakan dataran lumpur terluas di Inggris adalah berhubungan dengan kenyataan bahwa ia menyokong populasi terbesar Zostera noltii, makanan utama seperlima populasi angsa Brent di seluruh dunia. Juga kami mengetahui bahwa Dungeness, Kent, itu sendiri memiliki luas seperlima dari luas total pantai kerikil bervegetasi di Inggris. Fakta-fakta semacam ini adalah, atau seharusnya, sangat diperhatikan dalam perencanaan strategi manajemen pada tingkat nasional. Tidak mahal untuk memperoleh foto udara dan peta seluruh pesisir Eropa.

Untuk memperoleh informasi mengenai distribusi spesies individual memakan banyak waktu dan biaya. Sebagian orang mengusulkan untuk mendaftar flora dan fauna serta komunitas sistem pesisir, sedangkan yang lain ingin mengetahui di mana dan dalam jumlah berapa spesies individual serta komunitas sistem pesisir dapat ditemukan. Institut of Terrestrial Ecology telah mengusahakan untuk mensurvei flora yang ditemukan di 94 daerah (terutama bukit pasir) di Skotlandia bagi kepentingan Nature Conservancy Council (Dewan Perlindungan Alam). Hal ini tidak hanya mencakup tumbuhan berbunga, tetapi juga lumut kerak (lichenes) dan bryophyta (lumut) darat. Selain itu juga mencatat rona lingkungan secara luas. Tujuan survei ini adalah mencatat sampel dengan tepat pada waktu tertentu ketika sampel itu ada di daerah pengamatan, sehinga analisa komputer dapat dilakukan untuk membandingkan berbagai daerah bagi kepentingan perencanaan dalam hubungannya dengan pengaruh aktivitas manusia terhadap garis pesisir Skotlandia. Pengetahuan tentang flora dan dampak manusia diperluas dengan membuat penafsiran subyektif terhadap hasil-hasil yang diperoleh. Survei pada skala ini mahal, tetapi mereka menyumbangkan banyak informasi mengenai basis kuantitatif yang dapat diulang dan rasional, serta membantu menemukan latar belakang fakta yang menjadi dasar pemilihan strategi manajemen. Mekipun demikian, ada masalah serius dalam menafsirkan data yang dikumpulkan pada suatu saat mengenai suatu fenomena yang berfluktuasi. Sebagai contoh ada laporan bahwa jumlah liang kelinci dalam daerah seluas 200 x 200 meter persegi adalah 4..000 buah. Orang dapat menduga bahwa nilai ini lebih menunjukkan lahan yang dapat digali daripada menunjukkan kepadatan populasi kelinci.

Dilengkapi dengan informasi mengenai sistem bukit pasir Skotlandia, maka mudah untuk merencanakan strategi manajemen nasional berskala luas di mana kebutuhan akan – sebagai contoh penggalian pasir, pertanian, arkeologi, perlindungan binatang liar, rekreasi dan tata guna perkotaan atau industri – sebegitu jauh dikaitkan dengan pengelolaan sistem bukit pasir. Strategi aktual harus disesuiakan karena tata guna lahan yang ada akan terus berpengaruh paling tidak selama beberapa waktu. Terakhir mungkin kita harus belajar untuk bertindak hati-hati agar kerusakan lingkungan minimum sedemikian hingga kita dapat memanfaatkan secara maksimum potensi lahan yang ada.

Baca juga Konsep-Konsep Ekologi Berkenaan Dengan Manajemen Ekosistem Pesisir

Spesies Yang Menyebar Luas (Invasive Species)

Berikut akan ditunjukkan bagaimana seorang ahli ekologi dapat mempengaruhi strategi manajemen nasional, setidaknya dalam skala kecil. Sebagai contoh adalah kelompok studi yang dibentuk oleh Nature Conservancy untuk mengusulkan kebijakan manajemen nasional bagi tumbuhan Sea Buckthorn (Hippophae rhampoides) pada bukit pasir di Inggris Raya. Setelah informasi yang terkumpul diulas dengan cermat oleh satu kelompok kecil dengan kepentingan dan pandangan yang berbeda-beda akhirnya diusulkan untuk memanajamen spesies ini di 45 daerah (terutama cagar alam), usul ini diterima dan dilaknasakan di banyak daerah. Strategi ini meliputi berbagai pilihan berbasis nasional mulai dari pencegahan penstabilan pertumbuhan, pembasmian, kontrol parsial sampai tanpa kontrol.

Untuk mencegah penstabilan tumbuhan ini maka penerapan manajemen sumberdaya harus diawasi dengan teratur dan dilakukan terus menerus. Sulit untuk menjelaskan kebutuhan akan hal ini kepada pengelola bukit pasir yang tidak melihat dengan mata kepala sendiri pengaruh Hippophae rhampoides terhadap sistem bukit pasir (hampir semua flora yang ada di bawah kerimbunan Hippophae rhampoides akan musnah sama sekali), sehingga kunjungan langsung ke daerah yang terserang berat harus dilakukan dengan teratur. Hippophae rhampoides menyebar luas di suatu daerah ketika – dengan sedikit kekecualian – musim dingin mendorong burung seperti Fieldfare (Turdus plilaris) aktif memakan buah dan menyebarkan benih-benihnya. Pengawasan khusus diperlukan bila kondisi semacam ini terjadi bersamaan dengan rendahnya populasi kelinci akibat penyakit jamur myxomatosis.

Pembasmian hanya layak dilakukan bila Hippophae rhampoides ada dalam jumlah relatif sedikit (misal kurang dari 2 hektar) seperti di Whiteford Burrow, South Wales di mana kombinasi pembasmian benih dan pemotongan serta pembabatan tumbuhan dewasa merupakan cara yang efektif menyingkirkan semak belukar ini. Keraguan dalam memutuskan kebijakan pembasmian pada awal waktu sudah cukup untuk menyebabkan populasi tumbuhan ini sangat sulit dan memakan biaya besar untuk dikendalikan dalam waktu satu atau dua dekade. Populasi di Spurn Head, Yorkshire menjadi dua kali lipat lebih dalam waktu tujuh tahun dan mengubah bukit pasir yang ditumbuhi berbagai jenis flora dengan flora yang dominan Ammophila arenaria menjadi bukit pasir yang lebat ditumbuhi semak belukar Hippophae rhampoides.

Baca juga Program Manajemen dan Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir

Kontrol parsial (atau kontrol-sebagian) membutuhkan usaha yang terus menerus dalam mempertahankan suatu daerah agar bebas dari Hippophae rhampoides, jalur bebas- Hippophae rhampoides dibuat melalui hamparan padat tumbuhan ini seperti di ujung Gibraltar, Lincolnshire, dengan lebar sedemikian hingga kelinci yang makan rumput pada kedua batas jalur tadi dapat membantu mempertahankannya bebas dari semak pengganggu ini. Bagaimanapun timbul masalah baru di daerah di mana dilakukan pembatasan terhadap Hippophae rhampoides yang telah lama tumbuh di situ. Hippophae rhampoides mempunyai bintil-bintil akar dengan bakteri pengikat nitrogen sehingga pertumbuhan semak ini menambah kadar zat hara di dalam tanah sehingga Urtica dioicia dan Chamaenerion angustifolium tumbuh sangat lebat di dalam komunitas bukit pasir alami yang tumbuhannya telah dibabat.

Laporan Hippophae rhampoides beserta usulan praktisnya mempengaruhi strategi manajemen untuk spesies tersebut di beberapa daerah di luar daerah yang diusulkan.

Kita tidak mempunyai strategi manajemen yang efektif untuk mengenal, memonitor tingkah laku dan mengendalikan masalah potensial suatu spesies. Tampak bagi kita adanya daerah di mana para ahli ekologi mempunyai suatu kekuatan tetapi peranannya kurang dikenal.

Sebagai contoh sebenarnya mungkin untuk mengenal dan menduga (sebelum mereka muncul) karakteristik khusus spesies yang bisa menjadi gulma yang mampu menyebar luas dan tumbuh subur di suatu negara. Sesungguhnya hal ini telah dilakukan ketika terjadi kasus rumput laut Sargassum muticum, salah satu pendatang yang paling baru dan menyebar sangat luas di pantai-pantai Eropa.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda