Senin, 18 Juni 2012

Lamun : Habitat, Pertumbuhan dan Peranan Ekologis

Arsip Cofa No. C 056

Asosiasi Lamun di Dekat Hutan Bakau

Macnae (1968) menjelaskan asosiasi vegetasi pantai laut yang tumbuh di berbagai tipe substrat yang tak berbatu di sepanjang pantai Samudra Hindia dan Pasifik barat. Ia menyatakan bahwa ada kumpulan tumbuhan lamun (sea grass) yang kadang-kadang dijumpai di zona bawah hutan bakau, yaitu asosiasi Cymodocea. Asosiasi ini didominasi oleh salah satu spesies Cymodocea bersama spesies Diplanthera, Enhalus, Halodule, Syringodium, Thalassia dan Zostera.

Baca juga :
Nitrogen Dalam Ekosistem Perairan

Variasi Genetik dan Asal Usul Spartina anglica

Lamun penghuni rawa asin Spartina anglica merupakan salah satu contoh klasik spesiasi alopoliploid. Tumbuhan ini berasal dari pantai selatan Inggris pada akhir abad ke-19 sebagai akibat penggandaan kromosom pada Spartina x townsendii, spesies hibrida antara spesimen asli Inggris Spartina maritima dengan spesies yang diintroduksi dari Amerika Serikat, Spartina alterniflora. Sifat-sifat asli Spartina anglica belum jelas; tidak diketahui apakah ia memiliki asal tunggal atau ganda. Untuk mengetahui masalah ini, Raybould, et al. (1991) melaklukan survei variasi genetik pada spesies induk Spartina anglica dengan menggunakan elektroforesis isozyme. Hasilnya menunjukkan bahwa Spartina alterniflora tidak memiliki variasi yang bisa dideteksi dan bahwa Spartina maritima memiliki derajat variasi yang sangat rendah (Raybould et al., 1991).

Pengaruh Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Lamun

Bulthuis et al. (1992) menyatakan bahwa pertumbuhan lamun Heterozostera tasmanica den Hartog di sedimen berpasir di teluk Port Philip Bay, Australia tenggara, dibatasi oleh kandungan nitrogen (tetapi tidak oleh fosfor) di dalam air sela-sela sedimen. Pada musim semi (September) sedimen di bawah Heterozostera tasmanica di 5 lokasi di teluk ini diperkaya dengan nitrogen (1000 g per m2) dan fosfor (20 g P per m2); responnya diukur 5 bulan kemudian pada akhir musim panas (Februari). Di satu lokasi (Rye), nitrogen dan fosfor ditambahkan baik secara terpisah maupun bersama-sama dalam rancangan faktorial 2 x 2; di empat lokasi lainnya nitrogen dan fosfor ditambahkan bersama-sama. Di Rye, pengayaan nitrogen menyebabkan peningkatan konsentrasi nitrogen total di dalam akar/rizoma dan daun Heterozostera tasmanica serta menyebabkan peningkatan secara nyata dalam hal berat kering daun (50 %), kepadatan kumpulan daun (40 %) dan ketinggian kanopi (20 %). Pengayaan fosfor menyebabkan peningkatan konsentrasi fosfor di dalam daun Heterozostera tasmanica tetapi tidak mengubah berat kering daun, kepadatan kumpulan daun maupun ketinggian kanopi.

Baca juga :
Fosfor Dalam Ekosistem Perairan

Komunitas Seagrass Tropis dan Peranannya Dalam Menstabilkan Sedimen

Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa ada tiga komunitas tumbuhan yang penting dalam geografi pesisir di daerah tropis : makroalga (rumput laut) intertidal dan sublitoral pada pantai berbatu, padang lamun (seagrass) di laguna, dan hutan bakau di hamparan lumpur intertidal. Lamun dari dua famili tumbuhan berbunga, Potamogetonaceae dan Hydrocharitaceae, tersebar luas di seluruh daerah tropis. Dua kelompok spesies dapat dikenali : spesies berakar-dangkal yang dapat mengkoloni sedimen teroksidasi dan tak stabil (Halodule, Cymodocea dan Syringodium), dan spesies yang memiliki jalinan kuat akar rhizoma dan membentuk padang lamun dewasa (Thalassia dan Posidonia). Padang lamun muncul sebagai hamparan rumput rapat di perairan dangkal, di mana aksi gelombang dan pasang surut tidak berlebihan; padang lamun bertindak sebagai agen penimbun sedimen yang melayang-layang di dalam air. Spesialisasi spesifik dan generik memungkinkan padang lamun terdapat di berbagai situasi ekologis, termasuk di daerah pembentukan terumbu karang; mereka merupakan komponen yang umum terdapat dalam ekosistem laguna pesisir dan laguna di dalam atol atau di belakang terumbu penghalang. Daun yang luwes dan berbentuk pita memungkinkannnya dapat menahan gerakan air dan juga dapat beregenerasi dengan cepat sebagai respon terhadap grazing (aktivitas memakan tumbuhan) yang dilakukan penyu, duyung, manatee, dan banyak spesies ikan dengan cara yang sama seperti respon Zostera terhadap grazing yang dilakukan angsa di daerah lintang tinggi belahan bumi utara. Di mana sedimen tidak dapat stabil, terdapat spesies lamun pengkoloni; bila sedimen dapat distabilkan, seringkali terbentuk padang lamun permanen yang terdiri dari rumput penyu (Thalassia). Seperti halnya karang dan banyak biota laut lain, flora sea grass Atlantik kurang kaya daripada flora sea grass Indo-Pasifik barat yang memilki tiga per empat dari semua spesies. Ekosistem lamun paling umum terdapat di seluruh daerah Karibia, dan juga di Samudra Hindia serta Pasifik barat.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :

Lamun Mengurangi Energi Gelombang Laut

Fonseca dan Cahalan (1992) menyatakan bahwa lamun dapat memodifikasi arus air dan komposisi sedimen. Empat spesies lamun, Halodule wrightii, Syringodium filiforme, Thalassia testudinum dan Zostera marina telah dievaluasi kemampuannya dalam mengurangi energi gelombang pada berbagai kombinasi kepadatan tunas (tumbuhan) dan kedalaman air. Persen penurunan energi gelombang per meter hamparan lamun adalah 40 % bila panjang tumbuhan lamun ini sama dengan kedalaman air. Vegetasi lamun hampir sama dengan tumbuhan rawa asin dalam hal kemampuan mengurangi energi gelombang pada basis satuan jarak, tetapi hanya bila kedalaman air seimbang dengan ukuran tumbuhan. Jika lamun muncul sebagai hamparan yang lebar dan dangkal, maka pengaruh lamun terhadap energi gelombang akan besar.

Padang Lamun Sebagai Nursery Ground

McNeill et al. (1992) melaporkan keragaman kelimpahan ikan yang berasosiasi dengan hamparan lamun Zostera capricorni dari 16 lokasi di New South Wales, Australia. Sampel dikumpulkan dari setiap lokasi dengan seine net setiap 3 bulan selama 2,5 tahun. Satu lokasi secara nyata memiliki kelimpahan juvenil lima spesies ikan ekonomis penting yang lebih tinggi selama ketiga musim rekruitmen dibandingkan lokasi-lokasi lain. Lokasi ini adalah di dalam sebuah dermaga kecil di teluk Botani Bay. Antara Juni dan Maret setiap tahun, kelimpahan lima spesies ikan (Acanthopagrus australis, Rhabdosargus sarba, Girella tricuspidata, Achoerodus viridis dan Meuschenia trachylepis) mencapai 73 kali lebih banyak dibandingkan kelimpahan di 15 lokasi lainnya. Bagaimanapun, pada saat-saat lain dalam tahun tersebut, tidak ada perbedaan nyata antara lokasi itu dan 15 lokasi lainnya.

Baca juga :
Komunitas, Ekologi dan Pemanfaatan Rumput Laut

Interaksi Antara Kelp, Bulu Babi dan Lobster

Sebuah studi selama bertahun-tahun menunjukkan adanya jalinan interaksi rumit yang melibatkan produsen primer, herbivora, detritivora dan predator, yang semuanya berpengaruh kuat terhadap perikanan lobster yang sangat ekonomis penting di Nova Scotia. Pertama-tama perlu diperhatikan kejadian-kejadian di Teluk Margaret, Nova Scotia, antara 1968 dan 1976 yang diringkaskan oleh Mann (1977). Zona rumput laut (seaweed) dari garis pasang-surut tinggi, meluas ke zona pasang-surut (intertidal) dan turun sampai ke kedalaman sekitar 30 meter telah disurvei secara rinci pada 1968.

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kepadatan rata-rata bulu babi Strongylocentrotus droebachiensis dalam rumput laut adalah 37 ekor per m2, tetapi distribusinya tidak merata. Ada gerombolan-gerombolan bulu babi yang padat, melebihi 100 per m2 , di daerah di mana rumput lautnya telah dibersihkan sama sekali hingga meninggalkan daerah berbatu yang hampir tak tertutup dan ada daerah yang penuh ditumbuhi kelp (lamun) dengan kepadatan bulu babi kurang dari 20 per m2. Selama periode sekitar 8 tahun, daerah-daerah ini didominasi oleh bulu babi yang tumbuh makin besar hingga mereka bergabung menjadi satu. Hal ini dilakukan oleh bulu babi-bulu babi yang membentuk gerombolan rapat di tepian hamparan kelp dan bergerak maju memakan tumbuhan tersebut atau menggigit tangkainya sehingga tumbuhan ini hanyut. Populasi bulu babi yang tetap tinggal di bebatuan akan mencegah pembentukan koloni baru mikro-alga yang permanen. Dalam delapan tahun lebih dari 90 % hamparan rumput laut subtidal di Teluk Margaret hancur oleh mereka.

Diduga bahwa, setelah menghabisi alga, populasi bulu babi akan berkurang akibat kelaparan sehingga alga akan kembali muncul. Hal ini tidak selalu benar. Dalam tahun pertama atau kedua setelah pembersihan alga, terjadi rekruitmen besar-besaran juvenil bulu babi. Dalam beberapa tahun berturut-turut intensitas rekruitmen ini melemah, tetapi kelas-kelas tahun yang sangat berhasil bertahan hidup akan tampak karena mendominasi populasi. Kepadatan populasi mula-mula naik sampai ke tingkat sedemikian hingga terlihat pertama kali pada tahun 1968. Setelah 12 tahun, tidak ada kasus rekolonisasi permanen permukaan batu oleh makro alga.

Penjelasan yang menarik mengenai ledakan populasi bulu babi adalah berkurangnya tekanan predator. Predator potensial bagi bulu babi meliputi berbagai jenis ikan, kepiting, bintang laut dan lobster. Di antaranya, hanya lobster yang menjadi sasaran perikanan yang intensif, dan telah ditunjukkan bahwa selama periode 1961 – 1971 hasil tangkapan lobster di Teluk Margaret menurun dari 360 menjadi 90 kg per nelayan, suatu petunjuk yang jelas bahwa biomas lobster sedang menurun. Diduga bahwa ada umpan balik positif dalam system ini, karena meskipun lobster bersembunyi di bawah batu atau meliang sepanjang siang, mereka berkeliaran dan memangsa invertebrata terutama pada malam hari. Lobster muda rentan terhadap pemangsaan oleh ikan, kepiting, anjing laut, dll., dan lobster yang berkeliaran di atas permukaan bebatuan yang tak tertutup pasti mengalami mortalitas yang lebih tinggi daripada lobster yang berkeliaran di sela-sela hamparan padat rumput laut. Selain itu, hamparan rumput laut dengan produktivitas dan keragaman habitatnya yang tinggi mempunyai lebih banyak fauna invertebrata daripada yang dimiliki permukaan bebatuan yang tak tertutup. Karena itu, diduga bahwa daerah di mana hamparan alga telah habis akan mendukung lebih sedikit produksi lobster daripada daerah yang ditumbuh-suburi oleh kelp.

Baru-baru ini studi ini telah dikembangkan agar dapat melingkupi daerah berskala geografis yang lebih luas (Wharton, 1980). Telah diketahui bahwa pada hampir 600 km sepanjang garis pantai Nova Scotia, dari ujung selatan Pubnico sampai Selat Canso di utara, dapat ditemukan rangkaian spasial (tempat terpisah-pisah) komunitas bulu babi yang sangat bersesuaian dengan rangkaian waktu yang diamati di Teluk Margaret. Pada ujung selatan, luas daerah yang ditutup kelp hampir 100 %, sedangkan populasi bulu babi kurang dari 0,1 per m2, dan keberadaan bulu babi ini sulit diketahui, seolah-olah bersembunyi dari predator. Mereka memakan potongan-potongan detritus rumput laut yang berserakan dan hanyut di bawah bebatuan.

Di Tanjung Sable, 20 km timur-laut Pubnico terjadi perubahan mendadak. Dalam beberapa kilometer kepadatan bulu babi meningkat sampai melebihi 40 per m2 dan ada bukti penggerombolan dan perusakan kelp. Beberapa km ke arah timur laut, kepadatan bulu babi melebihi 100 per m2, yang didominasi oleh rekruit baru dan luas daerah yang ditutupi kelp kurang dari 10 %. Jadi, sepanjang 400 km dari garis pantai ada sedikit tapi terlihat dasar laut terbuka yang didominasi bulu babi. Kepadatan bulu babi menurun perlahan dan ukuran rata-ratanya makin ke arah timur laut makin meningkat. Laju pertumbuhan bulu babi yang ada di dasar laut terbuka hanya sekitar sepertiga dari laju pertumbuhan bulu babi penghuni hamparan lebat kelp.

Kesimpulan dari hasil pengamatan ini adalah bahwa terjadi perusakan hamparan kelp di sepanjang pesisir, kecuali di ujung barat daya provinsi ini, dan bahwa kerusakan terjadi bertahun-tahun yang lalu di daerah timur-laut tetapi kerusakan yang terjadi di daerah ke arah ujung barat-daya baru akhir-akhir ini terjadi. Sebenarnya, proses ini masih berlanjut di sekitar Tanjung Sable, dan populasi bulu babi masih mengancam keberadaan hamparan kelp di sekitar Pubnico.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda