Selasa, 26 Maret 2013

Penyebab Kekeruhan di Perairan Alami dan Kolam Ikan

Arsip Cofa No. C 141

Faktor-Faktor Penyebab Kekeruhan di Perairan

Akhurst dan Breen (1988) menyatakan bahwa dalam perairan menggenang, variasi kekeruhan yang cukup besar bisa disebabkan oleh variasi masukan dari sungai, pengadukan akibat turbulensi dan sedimen yang tersuspensi-kembali. Kestabilan kondisi kekeruhan tergantung pada gerakan air, ukuran partikel tersuspensi dan laju pengendapan partikel tersebut; laju pengendapan ini berbanding terbalik dengan ukuran dan berat partikel. Perilaku partikel tanah liat dalam suspensi dimodifikasi lebih lanjut oleh lapisan kation yang menempel di permukaan partikel itu. Jadi, sementara partikel tanah liat tetap tersuspensi selama periode yang panjang, terjadi perubahan muatan ion dalam air keruh seperti yang terjadi pada estuaria di mana terjadi percampuran air laut dan air tawar; perubahan muatan ini selanjutnya akan menyebabkan partikel tanah liat menggumpal. Situasi yang serupa juga bisa terjadi di beberapa eksosistem perairan darat seperti sungai dan danau.

Baca juga :
Pengaruh Banjir Terhadap Biota Perairan

Penyebab Kekeruhan di Estuari

Li dan Zhang (1998) melakukan studi perbandingan mengenai sifat-sifat dan transpor sedimen kohesif di muara Estuari Changjiang dan hasilnya menunjukkan bahwa “suspended sediment concentration” (SSC; konsentrasi sedimen tersuspensi) banyak ditingkatkan oleh tersuspensinya-kembali sedimen dasar perairan di daerah muara sungai, bersama dengan pecahnya gelombang pasang-surut dan arus pasang-surut yang kuat. Intrusi (penerobosan) salinitas dan sirkulasi gravitasi vertikal menyebabkan terjebaknya sedimen tersuspensi yang terbawa masuk dari sungai dan laut. Kekeruhan maksimum dengan demikian disumbangkan oleh tersuspensinya-kembali timbunan material dan erosi sedimen. Kekeruhan maksimum di Estuari Changjiang ditandai tidak hanya oleh tingginya SSC bila dibandingkan daerah sekitarnya, tetapi juga oleh tingginya konsentrasi material yang tercuci. Transpor sedimen adalah sangat penting. Kecepatan pengendapan sedimen tersuspensi ditingkatkan oleh flokulasi (penggumpalan). Pengendapan masal selama periode arus yang lemah sering meningkakan pembentukan lumpur cair. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kekeruhan maksimum adalah transpor materi secara adveksi dan pompa pasang-surut.

Baca juga :
Pengaruh Kedalaman Perairan Terhadap Ikan

Kekeruhan Estuaria Akibat Pengerukan dan Penggalian Cangkang Kerang

Clark (1977) menjelaskan bahwa cangkang oyster biasanya ditambang dengan sekop penghisap hidrolik yang dilengkapi dengan alat pemotong yang dapat berputar, yang melonggarkan dan memecah kumpulan cangkang dari karang yang menyelubunginya. Biasanya oyster mati yang diselubungi karang tertimbun oleh selapis lumpur yang tererosi dari darat. Gangguan parah terjadi bila lapisan endapan lumpur teraduk dan menyebar ke dalam air. Meskipun dasar perairan mengalami gangguan parah, para ahli masih berselisih mengenai apakah kerusakan yang ditimbulkannya bersiat permanen atau sementara. Kekeruhan di lokasi penggalian cangkang kerang bisa mencapai 10 kali lebih tinggi daripada yang disebabkan oleh arus, angin atau kegiatan pelayaran. Penggalian cangkang juga menimbulkan arus lumpur pekat yang menyelubungi dasar perairan sepanjang lintasannya dan menyebabkan binatang penghuni dasar tersebut mati lemas. Arus lumpur ini bisa membentang 1500 sampai 2000 kaki dari lokasi penggalian. Dampak lain yang mungkin timbul dari penggalian adalah penurunan dalam jumlah besar oksigen terlarut di lokasi penggalian, terjadinya eutrofikasi dan perubahan arus akibat perubahan bentuk basin perairan.

Clark (1977) menambahkan bahwa untuk mencegah polusi seringkali disarankan agar penggalian cangkang dilakukan minimal sejauh 1200 kaki dari terumbu karang oyster hidup dan daerah vital lainnya. Tetapi di Teluk Mobile, Alabama, di mana telah digali parit sepanjang 20 mil dan sebanyak 2 juta yard kubik cangkang digali setiap tahun, arus yang ditimbulkan angin dengan kecepatan 12 – 15 meter per jam menyebabkan massa air keruh mengalir sampai sejauh 1,5 mil dari lokasi penggalian. Foto udara yang dilakukan NASA memperlihatkan massa air keruh sepanjang 20 mil dengan lebar 0,5 mil yang digerakkan oleh angin berkecepaan sedikit lebih tinggi. Jadi, jarak minimal 1200 kaki tidak cukup pada kondisi seperti ini. Pemecahan yang paling baik adalah melarang penggalian terbuka terhadap cangkang kerang di estuaria kecuali bila menguntungkan masyarakat.

Faktor-Faktor Penyebab Kekeruhan Air Kolam Ikan

Boyd (1982) menyatakan bahwa turbulensi (pergolakan air) yang disebabkan oleh biota kolam jarang menyebabkan kekeruhan akibat tanah liat. Bangunan pemecah gelombang sering memungkinkan perkembangan vegetasi garis pantai kolam yang menurunkan erosi tepian kolam oleh gelombang. Tidak ada hubungan antara kandungan mineral air dengan kekeruhan tanah liat di kolam. Faktor paling penting yang mempengaruhi kekeruhan oleh tanah liat dalam kolam adalah daerah tangkapan-air kolam tersebut. Daerah tangkapan-air yang tak terlindung sangat mudah terkena erosi, dan limpasan air dari daerah seperti ini menyebabkan kekeruhan di kolam. Bagaimanapun, bila tanah tersusun dari tanah liat halus yang tersebar maka hamparan rumput sekalipun tidak dapat mencegah erosi. Sebagai contoh, bercak-bercak tanah yang bersifat basa di daerah tangkapan-air yang tanahnya tersebar dan tidak permeabel terhadap air menyebabkan air limpasan menjadi keruh meskipun tanah tertutup vegetasi. Kekeruhan oleh tanah liat yang disebabkan erosi terhadap tanah liat yang tersebar akan menyebar lebih lama di dalam air kolam daripada kekeruhan yang disebabkan erosi terhadap tanah liat yang menggumpal. Secara umum, tanah liat yang tersebar banyak mengandung natrium, sedangkan tanah liat yang menggumpal mengandung cukup banyak kalsium.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Penyebab Kekeruhan Air Kolam Ikan dan Dampaknya

Boyd (1982) mengulas literatur-literatur mengenai penyebab kekeruhan air di kolam ikan. Kekeruhan yang disebabkan oleh plankton biasanya dikehendaki dalam kolam ikan. Ledakan populasi plankton menguntungkan bagi peningkatan produksi ikan dengan mendorong pertumbuhan organisme makanan ikan. Kekeruhan akibat tingginya konsentrasi substansi humus tidak berbahaya secara langsung bagi ikan, tetapi perairan seperti ini biasanya tidak subur akibat keasaman, rendahnya kadar zat hara dan terbatasnya cahaya yang masuk yang diperlukan untuk fotosintesis. Jenis kekeruhan yang sangat tidak dikehendaki adalah yang disebabkan oleh partikel-partikel tanah liat tersuspensi. Kekeruhan akibat tanah liat akan membatasi masuknya cahaya ke dalam air, berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan sebagian partikel akan mengendap di dasar hingga menimbuni telur ikan yang menyebabkan kematiannya serta merusak komunitas bentos.

Baca juga :
Pengaruh Kekeruhan Terhadap Binatang Air

Produksi Kekeruhan Oleh Ikan Mas Koki

Richardson dan Whoriskey (1992) melakukan percobaan untuk menentukan pengaruh ukuran tubuh, ukuran populasi dan struktur populasi serta suhu terhadap produksi kekeruhan oleh ikan mas koki (Carassius auratus) yang sedang mencari makan di kolam laboratorium. Suhu air berhubungan dengan pembangkitan kekeruhan, yang memuncak pada suhu 25 oC, tetapi menurun pada suhu 30 oC. Ikan mas koki menunjukkan aktivitas diurnal (aktif siang hari) pada semua suhu selain 25 oC, di mana perilaku nokturnal (malam hari) dominan. Panjang tubuh maupun ukuran populasi berpengaruh positif terhadap produksi kekeruhan. Kelompok yang terdiri dari sedikit ikan besar menghasilkan kekeruhan yang lebih nyata daripada kelompok yang terdiri dari banyak ikan kecil dengan biomas yang sama. Biomas dengan demikian merupakan penduga yang buruk untuk meramalkan tingkat kekeruhan, membuatnya sulit untuk memperkirakan dampak ikan mas koki terhadap komunitas multispesies setelah berhasil melakukan kolonisasi.

Pengapuran Menurunkan Kekeruhan

Boyd (1982), berdasarkan laporan-laporan penelitian lain, menyatakan bahwa ion-ion kalsium dan magnesium dalam air mendorong pengendapan koloid. Pemberian kapur menurunkan konsentrasi bahan organik koloid dan meningkatkan kedalaman pemasukan cahaya untuk fotosintesis. Pengapuran akan memudarkan warna air akibat humus dan mengurangi kekeruhan yang diakibatkan koloid partikel tanah liat. Derajat penghilangan kekeruhan tergantung pada tingkat pemberian kapur. Pengapuran danau-rawa meningkatkan daya pandang Secchi disc dari 2 meter menjadi 5 meter dan meningkatkan kedalaman air yang konsentrasi oksigen terlarutnya 4 mg/liter dari 2 meter menjadi 6 meter.

Baca juga :
Pengaruh Pengapuran Terhadap Biota Air

Pengaruh Fosfor Terhadap Kekeruhan Danau

Liere et al. (1991) melaporkan bahwa Danau Loosdrecht (Belanda) mengalami – akibat meningkatnya beban fosfor dari luar – perubahan dari danau yang jernih dengan sedikit makrofita, melalui periode waktu dengan pertumbuhan characea yang melimpah, menjadi danau keruh yang didominasi oleh cyanobakteri dan bahan detritus. Eutrofikasi diatasi dengan memanfaatkan sistem selokan dan mengurangi kandungan fosfor dari pasokan air. Pengurangan beban fosfor eksternal yang diakibatkan oleh tindakan tersebut tidak menyebabkan secara nyata penurunan kekeruhan oleh partikel tersuspensi. Hal ini bisa disebabkan oleh tingginya beban fosfor internal, baik yang disumbangkan oleh sedimen maupun oleh ikan. Bagaimanapun, konsentrasi klorofil Danau Loosdrecht tidak meningkat lebih jauh. Konsentrasi maksimum fosfor total berkurang sebanyak kira-kira 10 % per tahun. Klorofil a tidak terlihat memberikan reaksi yang nyata.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda