Rabu, 04 April 2012

Silikat Dalam Air Laut

Arsip Cofa No. C 016

Metode Penentuan Konsentrasi Silikat Dalam Air Laut

Armstrong (1951) mengulas hasil-hasil penelitian mengenai metode penentuan konsentrasi silikat dalam air laut. Silikon dalam air laut bisa ada dalam bentuk suspensi (melayang-layang di dalam kolom air), partikel tanah liat atau pasir, sebagai komponen diatom dan lain-lain, atau dalam bentuk larutan. Sebagian silikon dalam larutan ada dalam bentuk silikat. Konsentrasi silikat biasanya diduga dengan metode kolorimetrik Diénert & Wandenbulcke, yang memanfaatkan warna kuning asam silikomolibdik yang terbentuk ketika amonium molibdat dan asam sulfur ditambahkan ke air. Warna ini kemudian dibandingkan dengan warna larutan standar asam pikrik atau kalium kromat. Metode tersebut sederhana tetapi warna dalam air laut sering samar dan tidak mudah disesuaikan secara penglihatan, juga intensitas warnanya berkorelasi kurang erat dengan konsentrasi silikat. Warna yang dihasilkan dalam air laut kurang kuat daripada dalam larutan standar yang dibuat dari air suling dan “kesalahan garam” ini harus diperhatikan.

Baca juga Komponen Kimia Air Laut

Proses Non Biologis Penyingkiran Silikat Dari Air Laut

Liss and Spencer (1970) meneliti proses-proses yang dialami silikat reaktif terlarut di Sungai Conway ketika mengalir melalui bagian estuari sungai tersebut. Ada bukti terjadinya penyingkiran non biologis yang cepat terhadap 10 sampai 20 % silikat reaktif dari larutan. Penyingkiran ini tergantung pada keberadaan partikel material anorganik dalam suspensi. Di Estuari Conway, partikel material dalam suspensi tampaknya dihasilkan akibat pengadukan pasang surut terhadap endapan dasar estuari. Percobaan laboratorium membuktikan bahwa baik material tersuspensi maupun elektrolit air laut harus ada agar reaksi ini bisa terjadi. Sebagian besar silikat yang melekat tampaknya terikat lebih kuat pada fase padat.

Baca juga Pengaruh Pengadukan Terhadap Produktivitas Primer Perairan

Upwelling Sebagai Pengendali Aktivitas Biogeokimia Silikat

Prego and Bao (1997) mempelajari karakteristik lokal upwelling di Galicia (Semenanjung Iberia barat laut) dalam kaitannya dengan pola silikat terlarut dalam kolom air laut dan distribusi opal dalam sedimen. Masukan air tawar, upwelling, mineralisasi-kembali dan sedimentasi dipertimbangkan. Masukan silikat air tawar tidak penting selama musim upwelling. Upwelling merupakan proses utama pengendali aktivitas biogeokimia silikat di zona pesisir. Area mineralisasi-kembali silikat dalam kolom air dan area kelimpahan opal dalam sedimen permukaan adalah sama. Hal ini secara bersama-sama menentukan batas pengaruh upwelling di pesisir dan berbagai efek lokalnya. Upwelling di Galicia penting di tiga daerah sekitar : Cape Finisterre, Cape Prior dan La Corun˜a Canyon. Upwelling di selatan Finisterre lebih intensif dan lebih dekat ke pesisir. Ke arah utara, upwelling ini terputus-putus dan jauh dari pesisir, menjadi dekat dengan tepi paparan benua.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Hubungan Konsentrasi Silikat Dalam Air Laut Dengan Produktivitas Primer

opinathan and Rodrigo (1988) meneliti produktivitas primer dan parameter-parameter terkait di perairan pantai Tuticorin, India, selama tahun 1985 – 1987. Siklus tahunan produksi primer menunjukkan tiga periode puncak, pertama selama Maret – April, kedua selama Juli dan ketiga selama September – Oktober. Produksi rendah terjadi pada bulan-bulan musim dingin November – Januari. Rata-rata produksi primer diduga sebesar 350 mgC/m3/hari dengan nilai-nilai yang relatif lebih tinggi sebesar 1.600 mgC/m3/hari pada bulan April dan nilai-nilai serendah 114 mgC/m3/hari diamati pada bulan November. Konsentrasi klorofil-a menunjukkan hubungan langsung dengan produksi primer. Parameter-parameter hidrologis yang mencakup zat-zat hara dalam kolom air memperlihatkan fluktuasi musiman yang jelas. Zat-zat hara terutama fosfat dan silikat menunjukkan hubungan terbalik dengan produksi primer, sedangkan nitrat berkorelasi positif. Ledakan populasi Trichodesmium theibautii selama musim panas (April – Juni) dan dinoflagelata selama musim timur-laut (Oktober – Desember) diamati sebagai fenomena yang teratur. Kelompok fitoplankton dominan penting yang ditemukan dalam penelitian ini adalah spesies-spesies diatom Chaetoceros, Skeletonema dan Thalassiosira serta fitoflagelata seperti Isochrysis, Pavlova, Chromulina dan Dicrateria.

Baca juga Dinamika Zat Hara di Estuaria

Dinamika Produktivitas Perairan Yeng Tercermin Dalam Perubahan Kelimpahan Organisme Bersilikat

Romero et al. (2002) meneliti aliran air yang membawa organisme berkarbonat dan bersilikat, serta sinyal isotop d15N pada perangkap sedimen selama 1 tahun di daerah pelagis Namibia Upwelling, sekitar 29°LS, 13°BT dalam Sistem Benggala tengah. Aliran tersebut menunjukkan pola bimodal (berpuncak-dua) musiman dengan puncak-puncak utama pada musim panas, kemudian menurun menjadi sedang sampai rendah pada musim gugur dan musim semi. Fraksi kalsium karbonat mendominasi ekspor partikel sepanjang tahun, diikuti oleh fraksi litogenik dan opal biogenik. Plankton foraminifera dan coccolithophoridae merupakan komponen utama fraksi karbonat, sedang diatom dengan jelas mendominasi fraksi opal biogenik. Komposisi isotop d15N dalam partikel berkorelasi positif dengan total massa aliran selama musim panas dan musim gugur, sedang korelasi negatif terjadi selama musim dingin dan musim semi. Perubahan musiman dalam hal intensitas proses-proses oseanografi utama yang mempengaruhi daerah Namibia Upwelling bisa diduga berdasarkan variasi komponen yang terbawa dalam aliran air, dan berdasarkan pola keragaman spesies individual atau kelompok spesies. Pengaruh upwelling Namaqua (Hondeklip), berdasarkan migrasi filamen korofil lepas pantai, adalah lebih kuat pada musim panas, sedang aliran maksimum pada musim dingin tampaknya mencerminkan produksi di daerah itu, sementara upwelling di pesisir dan di paparan benua memberikan pengaruh yang lebih kecil. Pada basis tahunan, jenis mikroorganisme dominan sangat bersesuaian dengan flora dan fauna perairan tropis/sub tropis, dengan organisme dekat-pantai memberikan sumbangan sedikit. Keberadaan spesies yang bersamaan dengan berbagai daya tarik ekologi membuktikan bahwa lokasi penelitian merupakan daerah peralihan dengan keragaman hidrografi yang besar selama jangka waktu yang singkat.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda