Kamis, 29 Maret 2012

Bioekologi dan Perikanan Tengiri

Arsip Cofa No. C 012

Beberapa Daerah Distribusi Scomber di Atlantik dan Afrika Tropis

Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa di paparan benua Atlantik tropis bagian timur, pada kedalaman 200 – 300 meter terdapat ikan Scomber yang ditemukan bersama ikan Chlorophthalmus, Peristedion, Bembrops dan Antigonia. Scomber japonicus, bersama dengan Trachurus trachurus dan Boops boops, juga dijumpai di perairan di bawah termoklin di Teluk Guinea; mereka merupakan spesies pelagis arus perbatasan timur yang khas. Di lepas pantai Somalia dan Oman, Scomber hidup bersama dengan Sardinella longiceps, Etrumeus teres, Trachurus dan Decapterus.

Free Download E-book Perikanan

Perubahan Komposisi Makanan Tengiri Akibat Perubahan Musim

Stovbun (1992) dalam Gritsenko (1992) melaporkan bahwa ikan tengiri Pasifik, Scomber japonicus, termasuk ikan pemakan plankton dan ikan lain. Ikan ini mencari makan terutama di sebelah utara garis 40 oLU dari bulan Juli sampai Oktober-November di massa air subarktik, di daerah dengan konsentrasi plankton tinggi. Pada pedriode ini makanan utama mereka adalah krustasea. Ketika ikan menimbun lemak dan ketika konsentrasi zooplankton berkurang pada musim dingin, intensitas makan berkurang. Selama perode tersebut ikan tengiri menjadi bersifat eurifagus (makan banyak jenis mangsa) yang memakan berbagai organisme termasuk ikan dan plankton berkalori rendah.

Baca juga Bioekologi dan Dinamika Populasi Ikan Layang (Decapterus)

Adakah Hubungan Antara Suhu Permukaan Laut Dengan Kelimpahan Tengiri ?

Narain et al. (1991) dalam Sudarsan and Somvanshi (1991) mempelajari hubungan antara data tangkapan ikan (dikumpulkan oleh Survei Perikanan India) dan suhu permukaan laut yang berasal dari data digital NOAA-AVHRR serta peta MCSST 100 km. Hasil tangkapan ikan terbanyak ternyata berkaitan dengan suatu gradien suhu yang jelas yang tampak pada gambar SST (sea surface temperature; suhu permukaan laut) yakni di lepas pantai Bombai, dan hasil tangkapan yang lebih sedikit berkaitan dengan suhu hampir-seragam yang terlihat di lepas pantai Goa dan hasil tangkapan paling sedikit adalah berhubungan dengan suhu hangat-seragam di lepas pantai Cochin. Ada korelasi (r2 = 0,49) antara hasil tangkapan ikan tuna dengan suhu permukaan laut, tetapi hampir tidak ada korelasi seperti ini dalam kasus ikan tengiri.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Sifat Fototaksis Ikan Tengiri

Nomura and Yamazuki (1977) menyatakan bahwa ikan tengiri menunjukkan sifat fototaksis (tertarik cahaya) yang lemah bila dibandingkan sardin. Mereka lebih tertarik pada umpan. Oleh karena itu, nelayan "pole and line" menggunakan lampu bersama-sama dengan umpan untuk menangkap ikan ini. Tengiri menjadi aktif pada kondisi terang dengan membentuk gerombolan tetapi pada kondisi gelap mereka malas bergerak dan tidak menggerombol. Pengamatan tingkah laku tengiri dalam hubungannya dengan cahaya menunjukkan bahwa gerombolan ini memberikan reaksi lemah terhadap lampu fluoresensi maupun lampu pijar. Melalui alat “fish finder” (pencari ikan) diketahui bahwa ikan tengiri tersebar di permukaan laut sampai kedalaman 20 meter di bawah lampu pijar, dan tersebar pada kedalaman 3 sampai 30 meter di bawah lampu fluoresensi. Mereka lebih tertarik pada lampu fluoresensi berwarna biru-putih daripada warna hijau.

Baca juga Ikan Kembung (Rastrelliger) : Distribusi, Migrasi, Pemijahan, Makanan dan Pertumbuhan

Faktor-Faktor Oseanografi Yang Mempengaruhi Hasil Tangkap Tengiri

Ramana et al. (1991) mempelajari distribusi vertikal dan bulanan suhu, salinitas, konsentrasi oksigen terlarut dan beberapa parameter air laut lain di delapan stasiun di di lepas pantai Manjeswar, Laut Arab . Secara umum, perairan lepas pantai Manjeswar pada kedalaman sampai 50 meter adalah kurang-lebih isotermal (sama-suhu) selama bulan Januari, Februari dan Desember. Pada bulan Mei, September dan Oktober, perbedaan suhu vertikal pada kolom air sedalam 50 meter adalah agak tinggi. Penelitian ini menunjukkan adanya puncak termoklin pada kedalaman antara 10 dan 15 meter selama bulan September. Peningkatan salinitas yang sejalan dengan bertambahnya kedalaman adalah jelas selama periode Maret sampai November, yang mungkin disebabkan oleh adanya stratifikasi salinitas pada bulan-bulan ini. Kondisi yang hampir isohalin (sama-salinitas) timbul bersama dengan munculnya lapisan massa air panas yang teraduk selama Januari, Februari dan Desember, yang mungkin disebabkan oleh kuatnya angin hingga mengakibatkan pengadukan massa air. Dari semua parameter oseanografi, suhu dan salinitas air tampaknya memberikan efek langsung terhadap perikanan sardin dan tengiri pelagis d daerah ini. Penyimpangan suhu dan salinitas air dari nilai-nilai optimum tampaknya menyebabkan rendahnya hasil tangkap ikan sardin dan tengiri. Curah hujan, pH, konsentrasi oksigen terlarut dan kejernihan air memberikan efek tak langsung terhadap perikanan sardine dan tengiri pelagis.

Baca juga Tuna dan Ikan Mirip-Tuna

Perikanan dan Musim Pemijahan Tengiri di India

Yohannan dan Balasubramanian (1991) melaporkan bahwa setelah perikanan tengiri di Calicut, India, memberikan hasil tangkapan yang relatif tinggi pada tahun 1980 – 1981, produksinya mencapai nilai terendah pada tahun 1983 – 1984. Hasil tangkap meningkat pada masa-masa berikutnya. Rekruitmen sumber daya perikanan ini hampir sempurna pada bulan September. Sumber rekruitmen utama di Calicut berasal dari pemijahan di bulan Juni dan Agustus. Curah hujan tahunan yang tinggi menguntungkan bagi perikanan ini, tetapi curah hujan dan hasil tangkap pada bulan September menunjukkan hubungan terbalik. Hasil tangkap pada tahun 1970 – 1971 jauh di atas tingkat keseimbangan. Besarnya stok pemijahan pada periode April – Juni menunjukkan hubungan langsung dengan total tangkapan pada musim tersebut. Secara umum perikanan tengiri di Calicut menunjukkan penurunan. Ada petunjuk bahwa tekanan penangkapan saat ini terhadap populasi tengiri melebihi optimum.

Gopakumar et al. (1991) melaporkan bahwa hasil tangkapan tahunan ikan tengiri yang didaratkan selama tahun 1977-1986 di Vizhinjam, India, rata-ata adalah 191,5 ton. Musim penangkapan tengiri berkisar dari bulan Oktober sampai Mei dengan puncaknya pada bulan April – Mei. Drift net (jaring hanyut) menghasilkan 63 % dari total tangkapan ikan ini. Sebanyak 20 % lainnya ditangkap dengan “hook and line” (pancing). Mekanisasi kapal tradisional meningkatkan hasil tangkapan. Ukuran ikan yang ditangkap berkisar antara 50 dan 290 mm. Puncak pemijahan adalah sekali selama bulan April – Mei dan sekali lagi selama September sampai Oktober.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda