Sabtu, 31 Maret 2012

Kebutuhan, Pengaruh dan Gejala Defisiensi Vitamin E Pada Ikan

Arsip Cofa No. C 014

Karakteristik Vitamin E

Hamre (2011) menyatakan bahwa vitamin E merupakan istilah umum untuk sekelompok molekul larut-lemak, yaitu tokoferol dan tokotrienol, yang berfungsi melindungi organisme dari oksidasi dan fungsi-fungsi biologis spesifik lainnya. Pada ikan, seperti pada vertebrata lain, alfa-tokoferol lebih banyak disimpan oleh tubuh daripada tokoferol lain, mungkin karena adanya tocopherol transfer protein (TTP, protein pemindah tokoferol) di dalam hati yang mengikat tokoferol dan mengembalikannya ke dalam sirkulasi darah. Tokoferol yang terikat lemah kemudian diekskresi ke dalam empedu. Alfa-tokoferol berinteraksi dengan nutrien-nutrien lain, dan kebutuhannya dengan demikian bervariasi tergantung pada komposisi pakan. Asam-asam lemak poli-tak-jenuh berkonsentrasi tinggi serta vitamin C, selenium dan astaksantin berkonsentrasi rendah meningkatkan kebutuhan ikan terhadap vitamin E. Hal ini disebabkan sifat dinamis oskidasi lipida maupun pertahanan antioksidan, di mana vitamin E teroksidasi didaur ulang oleh antioksidan lain. Interaksi ini juga menentukan gejala-gejala apa yang muncul sebagai tanda kekurangan vitamin E, serta mempengaruhi respon kekebalan dan kualitas daging ikan.

Baca juga Pakan Ikan : Ukuran, Jumlah, Kesegaran dan Pemasakan

Kebutuhan Vitamin E Pada Ikan

Cowey et al. (1983) melakukan penelitian terhadap sekelompok ikan rainbow trout (rata-rata berat awal 14 gram) yang diberi pakan mengandung 10 % asam lemak yang berasal dari minyak ikan white fish dengan tambahan vitamin E (2-10 mg/100 g) selama 16 minggu. Berat ikan meningkat delapan kali pada akhir percobaan tetapi tidak ada perbedaan perolehan berat antar perlakuan, konversi pakan adalah sama untuk semua perlakuan, dan hanya sedikit mortalitas. Pada ikan trout yang diberi vitamn E berdosis paling kecil, konsentrasi vitamin E dalam jaringan yang paling sedikit ditemukan pada otot rangka, konsentrasinya di sebagian besar jaringan lunak lain adalah sekitar tiga kali konsentrasi dalam otot tetapi konsentrasi yang lebih tinggi ditemukan dalam otak. Peningkatan kerapuhan sel darah merah ditemukan pada ikan yang diberi sedikit vitamin E, dan peroksidasi lipida yang dipicu asam askorbat-Fe3+ di dalam mikrosom hati adalah menurun dengan meningkatnya vitamin E yang diberikan. Tidak ada atau sedikit malonaldehid yang dibentuk di dalam mikrosoma pada ikan yang diberi vitamin E sebanyak 5 mg per 100 g atau lebih. Nilai ini dianggap cukup atau aman. Mikrosom yang berasal dari otot ikan trout yang diberi sedikit vitamin E (2 mg/100 g pakan) lebih peka terhadap oksidasi secara in vitro daripada mikrosom yang berasal dari insang, jantung atau hati. Kerentanan mikrosom terhadap peroksidasi ditentukan oleh perbandingan antara vitamn E : asam lemak tak-jenuh yang dapat diperoksidasi di dalam membran mikrosom.

Baca juga Hubungan Antara Komposisi Kimia Pakan dengan Komposisi Kimia Telur dan Daging Ikan

Pengaruh Konsentrasi Vitamin E Dalam Pakan Terhadap Konsentrasi Vitamin E Dalam Hati Ikan

Lim et al. (2010) telah melakukan penelitian untuk menentukan pengaruh peningkatan konsentrasi minyak ikan dalam pakan terhadap kebutuhan vitamin E serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan, status vitamin E dalam hati, dan komposisi perkiraan (proximate composition) asam lemak dalam jaringan tubuh ikan channel catfish. Pakan dasar murni (42 % protein dan 3.800 kcal DE/kg) diberi tambahan 6, 10 dan 14 % minyak ikan menhaden dan masing-masingnya diberi 50, 100 dan 200 mg vitamin E/kg (percobaan faktorial 3 x 3). Setiap pakan diberikan kepada juvenil ikan channel catfish dalam tiga akuarium acak sampai tampak kenyang sebanyak dua kali sehari selama 12 minggu. Perolehan berat, penelanan pakan dan rasio efisiensi pakan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi minyak ikan, vitamin E atau interaksinya. Tingkat kelangsungan hidup pada akhir mingu ke 12 secara nyata lebih rendah untuk ikan yang diberi pakan mengandung 14 % minyak ikan, tanpa memperhatikan konsentrasi vitamin E. Konsentrasi air seluruh tubuh secara nyata berkurang dan konsentrasi lipida meningkat ketika konsentrasi lipida dalam pakan dinaikkan menjadi 10 atau 14 %. Konsentrasi vitamin E pakan tidak mempengaruhi komposisi perkiraan tubuh. Konsentrasi lipida dalam hati tidak dipengaruhi oleh konsentrasi minyak ikan dan vitamin E ataupun interaksinya. Indeks hepatosomatik menurun secara nyata dengan meningkatnya konsentrasi lipida tetapi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi vitamin E dalam pakan. Vitamin E dalam hati meningkat dengan meningkatnya konsentrasi vitamin E dalam pakan tetapi menurun dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan. Komposisi asam lemak seluruh tubuh dan hati menunjukkan bahwa lipida pakan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi vitamin E dalam pakan. Kejenuhan seluruh tubuh meningkat, sedangkan MUFA (mono unsaturetd fatty acid; asama lemak mono-tak-jenuh) menurun dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan dalam pakan. Kejenuhan hati tidak dipengaruhi oleh konsentrasi minyak ikan, tetapi MUFA dan asam lemak n-6 menurun dan meningkat, berturut-turut, dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan. Total asam lemak n-3 dan HUFA n-3 dalam kedua jaringan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi minyak ikan dalam pakan, tetapi hati menyimpan lebih banyak asam-asam lemak ini.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Pengaruh Vitamin E Dalam Pakan Terhadap Konsentrasi Lipida dan Vitamin E Dalam Tubuh Ikan

Peng et al. (2008) melakukan percobaan pemberian pakan untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi vitamin E terhadap konsentrasi lipida dan aktivitas enzim antioksidan dalam hati ikan juvenil black seabream Acanthopagrus schlegeli yang diberi pakan mengandung minyak teroksidasi. Lima jenis pakan diformulasikan dengan memanfaatkan tepung ikan, tepung cumi dan tepung kedelai sebagai sumber protein, serta minyak ikan (yang dioksidasi hingga memiliki nilai peroksida POV 45 meq/kg minyak) sebagai sumber lipida. Penambahan a-tokoferil asetat (kemurnian 50 %) adalah sebanyak 0 mg/kg, 100 mg/kg, 300 mg/kg, 700 mg/kg dan 1 500 mg/kg pakan kering, berturut-turut. Ikan juvenile black seabream dengan berat awal 18,7 gram diberi pakan uji hingga tampak kenyang sebanyak dua kali sehari selama 9 minggu. Ada perbedaan nyata (P< 0,05) antar perlakuan dalam hal konsentrasi lemak tubuh, tetapi tidak ada perbedaan konsentrasi lemak dalam hati dan otot (P< 0,05). Konsentrasi vitamin E pakan berpengaruh secara nyata terhadap konsentrasi vitamin E hati. Konsentrasi vitamin E hati meningkat ketika konsentrasi vitamin E pakan meningkat. Peningkatan vitamin E pakan menurunkan secara nyata konsentrasi MDA hati (P< 0,05). Bagaimanapun, tidak ada perbedaan nyata antar-perlakuan penambahan vitamin E 100 mg/kg,300 mg/kg,700 mg/kg, juga tidak ada pada perlakuan penambahan vitamin E 700 mg/kg dan 1 500 mg/kg. Aktivitas Katalase, superoksida dismutase dan glutation-S-transferase dalam hati ikan berkurang secara nyata akibat penambahan vitamin E pakan (P< 0,05). Sebaliknya, glutation peroksidase dan glutation reduktase kurang terpengaruh oleh penambahan vitamin E pakan (P< 0,05). Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan vitamin E pakan dapat menghentikan, sampai beberapa kisaran, sebagian proses peroksidasi lipida dalam pakan ikan yang mengandung minyak teroksidasi, sehingga mengurangi dampak negatif akibat stres tingginya pro-oksidatif pada ikan.

Baca juga Gejala-Gejala Defisiensi Nutrisi Pada Ikan

Gejala Defisiensi Vitamin E Pada Ikan

Poston et al. (1976) melaporkan bahwa kekurangan (defisiensi) vitamin E dan selenium, secara bersamaan atau terpisah, pada ikan salmon Atlantik selama 4 minggu pertama pemberian pakan menyebabkan tingkat mortalitas menjadi dua kali lipat dibandingkan ikan yang diberi tambahan vitamin E (0,5 IU/gram pakan kering) maupun selenium (0,1 mikrogram/gram). Penambahan pakan selanjutnya dengan vitamin E maupun selenium menurunkan mortalitas secara nyata selama 2 minggu berikutnya. Ikan salmon besar (bobot awal rata-rata 0,9 gram), yang kekurangan vitamin E dengan atau tanpa selenium, menunjukkan tanda-tanda defisiensi sebagai berikut : anemia parah, insang pucat, anisocytosis, poikilocytosis, peningkatan konsentrasi protein dalam plasma darah, exudative diathesis (penimbunan nanah di bawah kulit atau di sekitar jantung), pigmen kulit memudar, peroksidasi yang dipicu asam askorbat secara in vitro dalam mikrosom hati, warna hati menjadi kuning-oranye, isi usus berwarna kuning coklat, pembengkakan gelembung renang, rendahnya konsentrasi vitamin E dalam daging dan jaringan hati, penyusutan otot, peningkatan konsentrasi lemak dan air dalam daging, dan respon terhadap penanganan ditandai dengan pingsan sementara dan aktivitas renang tersendat-sendat. Defisiensi selenium menghambat aktivitas glutation peroksidase dalam plasma darah. Penambahan selenium dengan vitamin E secara nyata meningkatkan aktivitas tokoferol dalam hati, tetapi tidak dalam jaringan daging. Penambahan vitamin E maupun selenium adalah penting untuk mencegah “muscular dystrophy” (penyusutan otot).

Baca juga Binder (Perekat) Dalam Pelet Pakan Ikan

Kerusakan Jaringan Tubuh Ikan Akibat Kekurangan Vitamin E

Wilson et al. (1984) melakukan dua percobaan untuk mengevaluasi-kembali kebutuhan vitamin E pada anak ikan channel catfish. Makanan murni yang mengandung 1 % minyak hati ikan cod, 4 % lemak babi dan selenium secukupnya dan dilengkapi dengan DL-alfa-tokoferil asetat digunakan dalam kedua percobaan. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai kebutuhan vitamin E yang dilaporkan sebelumnya, yang berdasarkan pada pertumbuhan dan perubahan patologis, adalah kurang dari nilai yang sebenarnya. Kebutuhan minimum vitamin E pakan dalam bentuk DL-alfa-tokoferil asetat adalah 50 mg/kg pakan berdasarkan data peroksidasi lipida yang dipicu-asam askorbat dalam mikrosom hati selama 16-minggu. Tidak ada perbedaan laju pertumbuhan atau efisiensi pakan pada kedua percobaan. Tidak ada perubahan patologis ataupun hematologis pada ikan yang diberi pakan berbagai dosis vitamin E selama 20 minggu,kecuali hemolisis sel darah merah, yang meningkat. Kerusakan jaringan hanya terjadi pada ikan yang menerima dosis 0 mg/kg pakan. Gangguan fisiologi yang disebut “multifocal splenic hemosiderosis” diamati pada ikan-ikan ini. “Multifocal splenic hemosiderosis” yang ringan terjadi pada jaringan pankreas di sekitar pembuluh hati. Jaringan pankreas tampaknya menyusut pada ikan yang diberi vitamin E dosis tinggi. Tidak ada kerusakan yang nyata pada jaringan-jarinan lain yang damati.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda