Senin, 26 Maret 2012

Gejala-Gejala Defisiensi Nutrisi Pada Ikan

Arsip Cofa No. C 009

Gejala-Gejala Kekurangan Asam Pantotenat

Ishii dan Yamamoto (1972) mengulas beberapa penelitian mengenai defisiensi asam pantotenat pada ikan. Asam ini, yang merupakan kelompok vitamin B komplek, sangat diperlukan oleh beberapa ikan. Telah ditunjukkan bahwa defisiensi asam pantotenat dalam pakan menyebabkan penyakit insang dan penghambatan pertumbuhan pada ikan trout. Pertumbuhan yang sangat lambat, kehilangan nafsu makan dan pendarahan permukaan tubuh dialami oleh ikan karper sebagai gejala-gejala defisiensi vitamin ini. Pada anak ikan rainbow trout yang kekurangan asam pantotenat, telah dilaporkan bahwa ikan tersebut menunjukkan gejala-gejala seperti pertumbuhan lambat, mortalitas tinggi dan gerak renang tidak normal. Pada sebagian binatang berdarah panas, telah dibuktikan bahwa hewan yang mengalami defisiensi asam pantotenat menunjukkan beberapa perubahan sel-sel hati.

Baca juga Pakan Ikan : Ukuran, Jumlah, Kesegaran dan Pemasakan

Kelainan Sel Hati Ikan Akibat Kekurangan Asam Pantotenat

Ishii dan Yamamoto (1972) menggunakan mikroskop cahaya dan mirkoskop elektron untuk mengamati sel parenkim hati pada ikan mas koki yang diberi pakan sintetis Halver tanpa kalsium pantotenat. Periode penelitian berlangsung 52 hari dari 20 Oktober sampai 11 Desember 1969. Ikan yang mengalami kekurangan asam pantotenat menunjukkan pertumbuhan yang lambat, nafsu makan hilang, pendarahan lokal dan exophthalmus ringan (catatan : exophthalmus adalah bola mata menonjol keluar). Secara ultra struktur, sel-sel parenkim hati pada ikan yang kekurangan vitamin ini menunjukkan beberapa perubahan sitoplasma. Perubahan yang paling menyolok ditemukan pada mitokondria; kebanyakan mitokondria menjadi lebih besar ukurannya dibandingkan pada ikan kontrol dan beberapa mitokondria tersebut saling melekat satu sama lain. Retikulum endoplasma kurang berkembang dibandingkan pada sel-sel hati ikan kontrol. Tidak ada perbedaan nyata dalam hal jumlah butiran lemak dalam sel-sel hati ikan kontrol dan ikan uji.

Baca juga Tepung Kedelai, Kanji dan Ragi Untuk Pakan Ikan

Fungsi Asam Askorbat Pada Ikan

Masumoto et al. dalam Akiyama dan Tan (1991) melaporkan bahwa sebagai agen pereduksi kuat, asam askorbat terlibat dalam banyak fungsi biologis pada ikan yang mencakup pertumbuhan, reproduksi, respon stres, ketahanan terhadap penyakit serta antioksidasi dan metabolisme lipida. Fungsi-fungsi ini bekerja pada tingkat kebutuhan dasar (50 – 100 ppm). Sulit untuk menentukan peranan positif dari penambahan asam askorbat berkadar tinggi ke dalam pakan akuakultur : mekanisme bagaimana asam askorbat berkadar tinggi mempercepat fungsi-fungsi biologis ikan belum dapat dipahami dengan jelas. Lama periode waktu yang diperlukan bagi pemberian asam askorbat berdosis tinggi guna memperbaki status asam askorbat dalam tubuh ikan adalah tidak pasti. Asam askorbat sebaiknya dianggap sebagai perlakuan pencegahan bagi kesalahan fungsi biologis, bukan sebagai metode penyembuhan bagi penyakit atau stres. Dengan demikian diperlukan periode pemberian yang lama. Pabrik pakan dan ahli akuakultur sebaiknya memperhatikan dengan cermat apakah asam askorbat berdosis tinggi adalah masuk akal dan ekonomis.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Baca juga Binder (Perekat) Dalam Pelet Pakan Ikan

Dampak Defisiensi Lipida Pada Larva Ikan

Davis dan Olla (1992) melaporkan bahwa sementara pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan di laut bergantung pada jenis, ukuran dan kelimpahan mangsa, kualitas nutrisi mangsa juga memegang peranan penting. Kedua peneliti ini mempelajari hubungan antara kandungan lipida pada mangsa dengan pertumbuhan, ukuran gelembung renang, laju tenggelam, perilaku dan kelangsungan hidup larva ikan walleye pollock Theragra chalcogramma di bawah kondisi terkendali di laboratorium. Larva ikan yang diberi pakan berupa naupli udang renik Artemia spp yang kekurangan lipida menunjukkan pertumbuhan yang lambat, ukuran gelembung renang kecil dan kelangsungan hidup rendah. Larva ikan ini juga harus berenang hampir terus-menerus untuk mempertahankan posisi vertikal dalam kolom air agar tidak tenggelam. Sebaliknya, larva ikan yang diberi pakan berupa kopepoda liar atau Artemia spp. yang diperkaya dengan lipida menunjukkan perilaku pergiliran antara renang dan istirahat.

Baca juga Keunggulan Tepung Cumi-Cumi Dibandingkan Tepung Ikan Dalam Memperbaiki Reproduksi dan Pertumbuhan Ikan dan Udang

Gejala Defisiensi Beberapa Nutrisi Penting

Lovell (1998) menyusun daftar gejala-gejala kekurangan beberapa zat gizi pada ikan mas sebagai berikut :
- Magnesium : kejang, katarak, dan penurunan konsentrasi magnesium tulang.
- Fosfor : mineralisasi tulang kurang, cacat pada tulang tubuh dan tengkorak, dan peningkatan lemak pada organ dalam rongga perut.
- Besi : Anemia hypochromic microcytic
- Selenium : Anemia dan katarak
- Seng : katarak, pengikisan sirip dan kulit
- Vitamin A : pigmen kulit memudar, exophthalmus, tutup insang menggulung, pendarahan pada kulit dan sirip
- Vitamin E : exophthalmus, lordosis (tulang belakang melengkung), penyusutan otot, penyusutan ginjal dan pankreas.
- Thiamin : hipersensitif, pigmen kulit memudar, pendarahan di bawah kulit.
- Riboflavin : takut-cahaya, hipersensitif, pendarahan kulit dan sirip, kerusakan jaringan ginjal bagian depan
- Piridoksin : gangguan saraf, anemia, rendahnya enzim hepatopankreatik transferase
- Asam pantotenat : hyperplasia pertambahan jumlah sel-sel yang berlebihan) pada insang, exophthalmus, dan pendarahan kulit
- Niasin : pendarahan kulit, lesu
- Biotin : pertumbuhan lambat, lesu dan peningkatan jumlah sel lendir kulit.
- Kolin : hati berlemak dan muncul gelembung-gelembung dalam sel hati
- Inositol : kehilangan lapisan lendir kulit
- Asam askorbat : pertumbuhan lambat.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda