Rabu, 06 November 2013

El Nino Southern Oscillation (ENSO) : Pengaruhnya Terhadap Komunitas Biologi Laut

Arsip Cofa No. C 159

Dinamika Bakterioplankton Selama El Nino

Ducklow et al. (1995) mempelajari stok dan dinamika bakterioplankton di lapisan air 200 meter ke atas pada transek sepanjang garis bujur 140 oBB, pada bulan Maret – April dan Oktober 1992. Biomas bakteri zona eufotik menyumbangkan rata-rata 70 % karbon fitoplankton, baik pada bulan Maret – April maupun Oktober. Nilai yang cukup tinggi ini disebabkan oleh rendahnya biomas fitoplankton yang merupakan ciri khas zona “high nutrient, low chlorophyll” (HNLC; zat hara tinggi, klorofil rendah), sementara kelimpahan bakteri tinggi, dengan rata-rata 6 – 8 x 108 sel/liter di lapisan kedalaman 100 meter ke atas. Laju turnover dan, dengan demikian, laju produksi adalah rendah, dengan produksi bakteri (PB) rata-rata kurang dari 20 % produksi primer (PP). Biomas bakterioplankton lebih tinggi dan produksinya lebih rendah pada kondisi El Nino, yang sering terjadi di bulan Oktober, dibandingkan dengan hasil pengamatan pada kondisi El Nino di bulan Maret – April.

Secara keseluruhan, produksi bakteri memberikan sumbangan kecil bagi produksi primer di daerah dekat katulistiwa selama berlangsungnya El Nino. Diduga bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh dua faktor : (1) rasio BP : PP secara umum rendah (yakni, < 20 %) di perairan samudra, dan (2) bakteri berespon lebih lambat di daerah upwelling daripada fitoplankton, sehingga puncak kelimpahan bakteri dan fitoplankton selalu tidak bersamaan. Kelambatan respon bakteri ini bisa berkurang selama El Nino ketika kondisi upwelling berkurang (Ducklow et al., 1995).

Baca juga
Virus dan Bakteri Planktonik Dalam Perairan

Perubahan Distribusi Plankton Akibat ENSO

Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa data mengenai perubahan lingkungan dan stok ikan akibat ENSO menunjukkan bahwa El Nino berdampak besar bagi perikanan. Hingga kejadian ENSO 1982 – 1983, perubahan-perubahan tersebut semula diduga hanya mempengaruhi distribusi dan rekruitmen stok ikan anchovy Peru serta menyebabkan transpor organisme tropis di lepas pantai California dan Peru ke arah kutub. Sekarang diketahui bahwa pengaruh ENSO sangat luas. Dari Pasifik ekuatorial tengah sampai garis pantai Amerika Selatan, konsentrasi klorofil di permukaan laut adalah rendah secara tak wajar, dan masa air berklorofil tinggi bergerak ke arah timur-laut, bukannya ke arah barat, dari Galapago sebagai akibat perubahan pola sirkulasi air laut. Produksi primer neto tumbuhan menunjukkan penurunan 1,1 x 1015 ton karbon untuk Pasifik timur saja; nilai ini sama dengan 1,1 x 107 ton produksi ikan dengan asumsi rantai makanan tiga tingkat trofik. Konsentrasi klorofil maksimum di lapisan air yang dalam adalah dua kali nilai normal di lepas pantai California dan Peru; dinoflagelata ekuatorial (Ceratium, Pyrophycus) dan diatom oseanik (Planktoniella, Ethmodiscus) menggantikan diatom yang normalnya ada di pesisir (misal, Nitzschia). Dinoflagelata penyebab pasang merah di pesisir dan Mesodinium rubum tersebar luas di lepas pantai Peru. Biomas kopepoda epiplankton kecil adalah rendah di seluruh Pasifik timur, sedangkan kopepoda oseanik (Acrocalanus, Ischnocalanus, Euchaeta) ditemukan di pesisir Peru.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Dampak Biologis Perubahan Kondisi Oseanografis Akibat El Nino

Sugimoto et al. (2001) mempelajari dampak El Nino terhadap komunitas biologi di Pasifik Utara bagian barat, dengan menitikberatkan pada interaksi antara ENSO dan angin muson Asia Timur. Dampak El Nino terhadap iklim di Timur Jauh dibuktikan dengan adanya fenomena “musim panas yang dingin dan musim dingin yang hangat”. Pengaruh pergeseran rejim iklim akibat aktivitas El Nino terhadap komunitas biologi laut adalah sebagai berikut : (1) Di Pasifik ekuator bagian barat, kolam air hangat meluas ke arah timur akibat El Nino, dan hal ini menyebabkan daerah penangkapan (fishing ground) utama ikan cakalang dan tuna mata besar bergeser ke arah timur; (2) Front salinitas air permukaan pada daerah Arus Ekuatorial Utara mundur ke arah selatan, yang berasosiasi dengan kejadian El Nino. Hal ini menyebabkan daerah pemijahan ikan sidat Jepang bergeser ke arah selatan sehingga terjadi penurunan transpor larva sidat tersebut ke Kuroshio dan daerah pesisir Jepang, yang selanjutnya mengakibatkan rekruitmen menjadi lemah; (3) Intensifikasi pendinginan musim dingin dan pengadukan vertikal terkait kejadian La Nina (El Nino) di daerah subtropis Pasifik Utara menyebabkan penurunan konsentrasi klorofil permukaan air serta penurunan aktivitas makan pada ikan sardin Jepang dan cumi-cumi Neon selama musim dingin sampai awal musim semi. (4) Pergerakan arus Oyashio ke arah selatan yang menjadi sangat melemah di pesisir timur Jepang selama tahun 1988 – 1991 menyebabkan penurunan konsentrasi klorofil dan biomas mesozooplankton pada akhir musim semi sampai awal musim panas di daerah peralihan Kuroshio-Oyashio. Terjadi perubahan spesies dominan ikan pelagis kecil akibat kegagalan rekruitmen ikan sardin Jepang.

Baca juga
Terumbu Karang : Kerusakan Oleh Manusia, Ikan, Bulu Babi, Alga dan El Nino

Pengaruh El Nino Terhadap Ikan dan Hewan Laut Lain

Menurut Longhurst dan Pauly (1987), di lepas pantai Ekuador, Peru dan di Galapagos fauna ikan pelagis mengalami perubahan besar, dan 61 spesies ikan asing ditemukan di lepas pantai Peru. Perikanan udang tropis mengalami peningkatan tajam di lepas pantai Ekuador dan Peru, padahal kedua tempat ini terletak di luar daerah distribusi udang tersebut. Perikanan scallop (simping) perairan-hangat berkembang di lepas pantai Peru, sedangkan hasil tangkap ikan demersal turun menjadi setengahnya di lepas pantai Ekuador. Ikan anchovy Peru bergerak ke bagian laut yang lebih dalam dan kebanyakan di antaranya mati akibat kelaparan atau kehabisan oksigen, ikan ini selanjutnya hilang sama sekali dari pesisir Peru. Ikan yang kemudian kembali ke pesisir Peru adalah mungkin bagian populasi ikan yang bertahan hidup yang bermigrasi ke selatan pada awal terjadinya El Nino. Ikan sardin, yang pada tahun-tahun belakangan ini menempati daerah distribusi ikan anchovy lama di Peru, bermigrasi ke selatan dan hampir semuanya meninggalkan pesisir Peru. Baik ikan anchovy maupun sardin mengalami mortalitas yang tak lazim di daerah lepas pantai yang diakibatkan oleh ikan pemangsa pelagis; musim reproduksi tahun 1982 untuk kedua spesies ikan ini sangat singkat.

Baca juga
Gerombolan Ikan

Sebaliknya, akibat El Nino ikan jack mackerel dan mackerel mengalami tahun-tahun pemijahan yang istimewa di lepas pantai Peru. Gerombolan lumba-lumba berbintik menunjukkan distribusi tak wajar di seluruh Pasifik tropis timur, dan tuna albakora mengubah jalur migrasinya di seluruh Samudra Pasifik Utara. Di Galapagos, dan di pesisir Amerika Selatan, burung laut gagal berkembang biak. Populasi burung dewasa pelikan dan cormoran terbang ke selatan dan mengalami mortalitas yang sangat tinggi. Anak-anak anjing laut berbulu mengalami aborsi atau tidak bisa bertahan hidup secara normal, dan banyak anjing laut anak-anak serta dewasa kelaparan. Reproduksi iguana laut gagal karena makanannya yang berupa alga intertidal digantikan oleh spesies alga yang tak bisa dimakan (Longhurst dan Pauly, 1987).

Baca juga
Suhu dan Kandungan Panas Perairan : Aspek Fisik

Pengaruh El Nino Terhadap Perikanan dan Sumberdaya Ikan

Espino (1991) mengamati karakteristik ikan demersal di lepas pantai Peru selama dan setelah kejadian El Nino. Terlihat bahwa selama berlangsungnya El Nino, sebagian besar spesies ikan demersal bermigrasi ke arah selatan; spesies ikan penghuni lapisan permukaan laut bergerak turun ke arah dasar, selain itu asosiasi dan dominansi spesies juga berubah. Semua perubahan ini mempengaruhi perikanan karena berkurangnya konsentasi ikan dan berkurangnya ketersediaan ikan sehingga mortalitas ikan akibat penangkapan berkurang. Semua perubahan ini menyebabkan rekruitmen yang lebih baik sehingga pertumbuhan ikan lebih besar dan pemulihan populasi lebih cepat. Selain itu, perikanan yang terpengaruh oleh migrasi ikan-ikan tersebut mengalihkan sasarannya akibat kemunculan sumberdaya hayati lain, misalnya udang, yang dapat mendukung perikanan selama El Nino berlangsung.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda