Kamis, 05 April 2012

Skeletonema : Biologi, Distribusi dan Ekologi

Arsip Cofa No. C 017

Skeletonema Sebagai Salah Satu Fitoplankton Dominan di Estuari Tropis

Longhurst and Pauly (1987) menyatakan bahwa hanya dalam situasi upwelling dan di estuari tropis diatom relatif penting seperti pada kasus ledakan populasi musiman di daerah lintang-tinggi dan kasus ini pun hanya sekali-sekali sehingga produksi fitoplankton musiman merupakan ciri penting laut tropis. Bahwa diatom-diatom besar, yang sering berbentuk bundar, mendominasi fitoplankton estuari tropis telah banyak dilaporkan : untuk estuari Ponggol di Singapura, estuari Sierra Leone di Afrika Barat, teluk Nikoya di Costa Rica dan di Trinidad. Genus yang paling sering disebut adalah Coscinodiscus, Caetoceros, Rhizosolenia, Skletonema. Kehadiran sel-sel tumbuhan besar yang melimpah merupakan faktor penting dalam ekologi estuari tropis.

Baca juga Struktur Komunitas dan Dinamika Populasi Plankton

Keberadaan Skeletonema costatum dan Skeletonema tropicum di Perairan Jepang

Ueno (1991) melaporkan bahwa di perairan Jepang, Skeletonema costatum memulihkan diameter selnya pada musim panas dan awal musim gugur. Skeletonema tropicum hanya ada selama periode dari musim panas sampai awal musim dingin, dan sel pasca auxospora diperoleh pada awal kemunculannya. Berdasarkan distribusi Skeletonema tropicum dan kondisi hidrografik, Skeletonema tropicum merupakan populasi allogenic (dari luar) yang diangkut oleh Arus Tsushima. Pada percobaan kultur Skeletonema tropicum didapat hubungan positif antara diameter sel dan laju pembelahan sel, serta antara diameter sel dan laju penyusutan diameter sel. Penurunan laju pembelahan sel dan laju penyusutan diameter sel tampaknya menjadi ciri tahun keberadaan Skeletonema costatum di perairan Jepang.

Baca juga Distribusi, Kelimpahan dan Komposisi Spesies Fitoplankton Laut

Sedimentasi Sel Skeletonema Setelah Mengalami Ledakan Populasi

Olesen (1993) meneliti laju sedimentasi selama periode 9 minggu; selama periode ini terjadi fluktuasi kelimpahan fitoplankton musim semi di selatan Kattegat. Ledakan populasi fitoplankton yang secara total didominasi oleh Skeletonema costatum terjadi lebih awal bila dibandingkan kejadian tahun-tahun sebelumnya dan mencapai maksimum pada pertengahan Februari bersamaan dengan stabilnya pycnocline (perbedaan densitas kolom air vertikal) pada awal Februari. Sedimentasi PON (particulate organic nitrogen; partikel nitrogen organik) berlangsung selama periode yang bersesuaian dengan ketersediaan nitrat pada awal ledakan populasi musim semi; hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar produksi baru musim semi mengendap ke dasar perairan. Sebagian besar POC (particulate organic carbon; partikel karbon organik) dalam masa air terdiri dari detritus; materi yang mengendap hampir seluruhnya berasal dari fitoplankton utuh. Banyak sel diatom yang tenggelam membentuk gumpalan selama periode penurunan ledakan populasi, bersamaan dengan meningkatnya penenggelaman seluruh komunitas. Penurunan konsentrasi oksigen di bawah- pycnocline berakhir tiga minggu setelah puncak ledakan populasi musim semi dan bersesuaian dengan 73 % kebutuhan oksigen materi yang mengedap.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Kinetika Penyerapan Nitrat Oleh Diatom Laut Skeletonema costatum

Collos et al. (1992) meneliti respon sistem penyerapan nitrat terhadap konsentrasi nitrat pada kisaran 1 sampai 500 mikroM dengan menggunakan isotop radioaktif N-13 untuk dua diatom laut (Skeletonema costatum dan Thalassiosira weissflogii) pada berbagai kondisi nutrisi nitrogen. Kinetika kejenuhan klasik telah diamati pada kisaran konsentrasi yang lebih rendah (1 – 40 mikroM), tetapi peningkatan penyerapan lebih lanjut telah diamati di atas 60 mikroM. Konsentrasi nitrat intraseluler antara 5 dan 17 mM menunjukkan bahwa hal ini merupakan sistem penyerapan aktif, bukannya difusi, yang bertanggung jawab atas penyerapan pada kadar nitrat eksternal yang tinggi itu.

Baca juga Daya Apung Fitoplankton dan Arti Pentingnya

Pengaruh Tembaga Terhadap Pertumbuhan Skeletonema

Metaxas and Lewis (1991) mempelajari pengaruh peningkatan konsentrasi tembaga terhadap pertumbuhan dua diatom laut, Skeletonema costatum dan Nitzschia thermalis. Skeletonema costatum tidak tumbuh pada konsentrasi tembaga di atas 5 x 10-7 (pCu = 8,4) dan Nitzschia thermalis tidak tumbuh di atas konsentrasi tembaga 6 x 10-7 (pCu = 8,36). Skeletonema menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan dan “lag phase” (fase tertinggal) sejalan dengan peningkatan konsentrasi tembaga (dan penurunan pCu). Sebaliknya, Nitzschia menunjukkan penurunan laju pertumbuhan. Tidak ada pengaruh terhadap lag phase yang diamati untuk spesies ini. Perbedaan tipe respon yang ditunjukkan oleh Skeletonema dan Nitzschia disebabkan oleh perbedaan mekanisme toleransi. Toleransi tembaga pada kedua spesies ada di dalam kisaran yang diharapkan, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian pedahuluan terhadap spesies yang sama atau spesies yang mirip.

Baca juga Distribusi, Kelimpahan dan Komposisi Spesies Fitoplankton Laut

Variasi Sifat-Sifat Fisiologis Antar Klon Skeletonema

Gallagher and Alberte (1985) mempelajari variasi fisiologis di antara klon-klon diatom laut Skeletonema costatum (Grev.) Cleve yang berbeda secara genetik, yang merupakan wakil dari populasi spesies musiman dominan di Teluk Narragansett, dengan tujuan penelitian untuk menentukan strategi kelangsungan hidup optimal sebagai respon terhadap perubahan intensitas cahaya. Klon-klon tersebut menunjukkan perbedaan dalam hal laju pertumbuhan, kandungan pigmen seluler, jumlah PSU-RCI dan PSU-RCII, rasio RCI/RCII serta kapasitas fotosintetik per sel. Laju pernafasan dan nilai Ic (irradiance compensation; kompensasi iradian) tidak bervariasi antar klon. Setiap klon yang diuji menunjukkan ciri fotosintetik atau mekanisme fotoadaptif yang berbeda-beda. Perbedaan besar antar klon dalam hal sifat fotoadaptif menunjukkan bahwa evolusi tipe ekologi musiman Skeletonema costatum bukanlah peristiwa yang baru terjadi. Perpaduan sifat-sifat fotosintetik yang tergantung-sel dan yang tidak tergantung-sel pada setiap klon dan, dengan demikian, kelompok-kelompok genetik yang mewakili mereka, sebagian bertanggung jawab atas pola musiman kelimpahan populasi diatom ini di ekosistem Teluk Narragansett.

REFERENSI :

ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda