Minggu, 16 September 2012

Bioekologi dan Dinamika Populasi Ikan Layang (Decapterus)

Arsip Cofa No. C 078

Bioekologi Tiga Spesies Ikan Layang

Randall (1995) mendaftar tiga spesies ikan layang yang ada di perairan Oman, Arab : Decapterus macarellus, Decapterus macrosoma dan Decapterus russelli . Decapterus macarellus Cuvier bisa mencapai panjang tubuh 32 cm, terdapat di daerah tropis dan membentuk gerombolan pada habitat di dekat permukaan laut sampai kedalaman sekitar 200 meter; speseis ikan layang ini memakan zooplankton. Decapterus macrosoma Bleeker bisa mencapai panjang tubuh sekitar 30 cm; terdapat di daerah Indo-Pasifik termasuk Teluk Oman tetapi tidak ada laporan keberadaan spesies ini di Teluk Arab; ikan ini juga terdapat di Pasifik timur; spesies ikan layang ini membentuk gerombolan pada kedalaman habitat sekitar 30 sampai setidaknya 170 meter. Decapterus russelli Ruppell merupakan ikan layang yang bisa mencapai ukuran terpanjang, 39 cm; ikan layang jenis ini tersebar luas di Samudra Hindia di mana ia merupakan spesies paling umum dari genus Decapterus di perairan pesisir sampai kedalaman sedikitnya 100 meter; ia juga terdapat di Pasifik barat dari Australia sampai Jepang. Decapterus kiliche merupakan sinonim untuk Decapterus russelli.

Carpenter et al. (1997) menyatakan bahwa Decapterus macarellus bisa mencapai panjang total maksimum 32 cm, tetapi yang paling sering dijumpai memiliki panjang cagak sekitar 26 cm; spesies ini terdapat terutama di perairan terbuka pada kedalaman di bawah 40 meter; ia merupakan spesies yang membentuk gerombolan dan memakan terutama invertebrata planktonik kecil; ikan layang ini tertangkap dengan purse seine dan trawl. Decapterus macrosoma bisa mencapai panjang cagak maksimum 30 cm; memakan invertebrata planktonik kecil; tertangkap dengan purse seine dan trawl. Decapterus russelli atau “indian scad” umumnya memiliki panjang cagak 20 cm dengan maksimum 35 cm; menghuni perairan pesisir sampai kedalaman 100 meter; memakan invertebrata planktonik kecil serta tertangkap dengan purse seine dan trawl.

Baca juga
Ikan Umpan Pada “Pole and Line” dan Longline

Biologi dan Dinamika Populasi Decapterus russelli

Murty (1991) mempelajari beberapa aspek biologi dan dinamika populasi ikan layang (Decapterus russelli) di lepas pantai Kakinada, India. Decapterus russelli melimpah di perairan yang relatif dalam dan menyumbangkan 80 – 90 % hasil tangkap ikan carangidae dengan trawl. Parameter-parameter pertumbuhan von Bertalanffy diduga adalah sebagai berikut : L8 = 232,3 mm, K = 1,08 per tahun dan t0 = - 0,08 tahun. Hubungan panjang berat bisa dijelaskan oleh persamaan W (gram) = - 5,93433 + 3,40764 log L (mm). Panjang dan umur saat pertama kali matang gonad diduga adalah 150 mm dan 0,88 tahun, berturut-turut. Spesies ini memijah di lepas pantai Kakinada selama Desember – Agustus. Laju mortalitas diduga adalah Z = 6,65, M = 1,90 dan F = 4,75, sedangkan panjang dan umur saat pertama kali tertangkap adalah 158 mm dan 0,98 tahun, berturut-turut. Analisis hasil tangkap (yield) per rekruit menunjukkan bahwa : dengan tc di atas 0,6 maka Yw/R meningkat dengan meningkatnya F tanpa mencapai maksimum. Bagaimanapun, nilai Yw/R tertinggi diperoleh dengan tc hanya pada 0,6 saja.

Baca juga
Interaksi Antara Terumbu Karang, Ikan Karang dan Perikanan

Kebiasaan Makan Decapterus dayi

Decapterus dayi (sinonim Decapterus russelli) merupakan ikan karnivora pelagis, yang memakan ikan kecil, telur dan larva ikan, serta plankton dari golongan krustasea, polikhaeta dan moluska. Kesukaan makanan tampaknya ke arah Stolephorus spp., Leiognathus spp., Sardinella spp., larva ikan, Acetes spp., Penaeus spp., larva alima, kopepoda dan Cresis sp. Ikan layang kecil terutama memangsa krustasea sedangkan ikan yang lebih besar memangsa ikan lain. Ikan mangsa tersebut merupakan bagian utama makanan ikan layang sepanjang tahun dan sepanjang hari. Ikan layang aktif mencari makan pada bulan-bulan sebelum dan setelah angin muson namun melemah selama angin muson. Baik tahap kedewasaan maupun waktu dalam sehari tidak banyak mempengaruhi aktivitas makan. Berdasarkan kesukaan makanan dan tingkah laku makan Decapterus dayi, disarankan untuk mengeksploitasi ikan ini dengan teknik “light fishing” (penangkapan ikan dengan bantuan cahaya).

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Pertumbuhan, Pemijahan dan Kelimpahan Decapterus maruadsi dan Decapterus macrosoma

Hallier (1989) dalam Blaber and Copland (1990) melaporkan bahwa beberapa survei telah dilakukan terhadap ikan-ikan umpan tuna di Seychelles : pada Mahe Plateau di daerah lepas pantai dan di pesisir. Di Mahe Plateau, dua spesies ikan layang Decapterus maruadsi dan Decapterus macrosoma memiliki ukuran yang cocok untuk digunakan sebagai umpan tuna (kurang dari 15 cm) ketika juvenil. Decapterus maruadsi lebih melimpah tetapi kelimpahannya mengalami fluktuasi musiman. Ia memijah dari Maret sampai Juni. Setelah satu tahun, panjang cagak (fork length) Decapterus maruadsi mencapai 14 – 15 cm, dan setelah 2 tahun mencapai 21 – 22 cm ketika memijah. Stoknya diperkirakan 55.000 ton. Decapterus macrosoma ada sepanjang tahun tetapi dalam jumlah kecil. Pemijahan ikan ini tampaknya terjadi dari Maret – April sampai September dengan puncaknya pada bulan Juni – Juli. Panjang cagaknya hanya mencapai 10 cm setelah satu tahun dan 17 cm setelah 2 tahun ketika ia memijah. Stoknya diperkirakan 2.000 ton.

Baca juga
Tuna dan Ikan Mirip-Tuna

Distribusi, Fluktuasi Kelimpahan dan Musim Pemijahan Decapterus

Menurut Longhurst dan Pauly (1987) di Pasifik barat ikan layang (Decapterus) adalah penting, bahkan dua spesies saja (Decapterus russelli dan Decapterus macrosoma) membentuk hampir 40 % dari semua pendaratan ikan komersial dan 10 % dari semua hasil tangkap di Filipina selama tahun 1970-an. Bagaimana pun, perikanan layang didasarkan pada kelompok-kelompok umur juvenil; ikan layang yang didaratkan umumnya berukuran panjang kurang dari 20 cm meskipun merupakan ikan pasar yang istimewa. Laut Sulu dan selat-selat antar pulau di Filipina merupakan pusat populasi utama Decapterus. Meskipun seluruhnya ada di dalam kepulauan Filipina, Laut Sulu termasuk dalam (lebih dari 5.000 meter) dengan beberapa bagian yang menghadap Samudra Pasifik adalah dangkal, dan daerah yang dihuni oleh stok Decapterus adalah bagian-bagian yang lebih dangkal yang merupakan rangkaian pulau yang mengelilingi Laut Sulu tersebut - di pesisir selatan Palawan, selat antara Leyte dan Panay, sepanjang pesisir selatan Mindanao dan bagian selatan semenanjung Luzon. Walaupun ikan ini ada sepanjang tahun, puncak kelimpahan hasil tangkap yang didaratkan adalah selama musim kemarau April dan Mei. Tampaknya ada beberapa hubungan umum antara kelimpahan plankton dan fishing ground Decapterus; makanan ikan layang hampir seluruhnya berupa zooplankton.

Pemijahan Decapterus berlangsung agak sporadis sepanjang tahun di daerah yang sangat bervariasi dan luas, dan musim reproduksinya tidak serentak antar daerah. Selain keragaman lokal dalam hal musim reproduksi, ada perbedaan kelimpahan relatif antara dua spesies ikan layang. Di lepas pantai selatan Palawan, hasil tangkap ikan layang terutama adalah Decapterus macrosoma, sedang di dekat Manila dan sepanjang pesisir utara Palawan sebagian besar ikan layang adalah Decapterus russelli; belum ada penjelasan umum mengenai perbedaan distribusi ini (Longhurst dan Pauly, 1987).

Baca juga
Ikan Demersal : Habitat, Distribusi, Kelimpahan dan Biologi

Kelimpahan Musiman, Habitat dan Makanan Decapterus punctatus

Hales (1987) melaporkan bahwa studi dengan trawl-dasar (bottom trawl) selama lima tahun menunjukkan bahwa ikan layang (Decapterus punctatus) melimpah dan tersebar luas di seluruh South Atlantic Bight pada musim panas dan musim gugur, tetapi kurang melimpah dan terbatas di perairan yang lebih dalam (28 – 110 meter) dan lebih hangat (lebih dari 15 °C) selama musim dingin dan musim semi. Ikan dewasa dan juvenil terpisah secara ruang, dengan ikan dewasa mendominasi hasil tangkapan di bagian dalam dan luar paparan benua, sedangkan ikan juvenil mendominasi daerah pertengahan paparan sepanjang tahun. Hasil tangkapan di habitat karang-sepon secara nyata lebih besar dibandingkan hasil tangkapan di dasar berpasir pada musim dingin, namun hasil tangkapan di kedua habitat ini adalah sama pada musim-musim lainnya. Perubahan distribusi musiman ini mungkin berhubungan dengan produktivitas yang lebih tinggi dan stabilitas suhu di habitat karang. Analisis isi perut menunjukkan bahwa ikan layang memakan zooplankton pada siang hari; makanan berubah secara musiman dan keragaman mangsa meningkat sejalan dengan pertumbuhan ikan layang tersebut.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda