Minggu, 04 November 2012

Keunggulan Tepung Cumi-Cumi Dibandingkan Tepung Ikan

Arsip Cofa No. C 098

Pengaruh Pakan Yang Mengandung Tepung Ikan dan Tepung Cumi-Cumi Terhadap Mutu Telur dan Larva Ikan Yang Dihasilkan

Watanabe et al. (1984b) melakukan percobaan pemberian pakan berjangka relatif lama untuk membandingkan mutu gizi sumber protein antara tepung ikan white fish dan tepung cumi-cumi dan meneliti kadar protein optimum dalam pakan induk ikan red sea bream (Pagrus major) untuk reproduksinya. Persentase telur yang mengapung, total penetasan dan larva normal yang diperoleh tidak berbeda menyolok di antara telur yang diproduksi induk yang menerima berturut-turut berbagai pakan dengan berbagai kadar protein kecuali yang diperoleh dari induk ikan yang diberi pakan mengandung tepung cumi-cumi sebagai sumber protein.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada induk yang diberi pakan kontrol yang mengandung tepung white fish (protein kasar 45 %) jumlah rata-rata telur yang diproduksi selama periode percobaan adalah 2.051.000 butir per ikan, dan 61,8 % dari telur-telur ini ditemukan terapung (telur normal terapung di permukaan air, sedangkan telur tak normal tenggelam di dasar tangki). Sementara untuk telur yang diproduksi oleh induk yang menerima pakan tepung cumi-cumi, proporsi telur terapung paling tinggi (83,5 %) di antara kelompok-kelompok percobaan. Selain itu, persentase larva normal yang bisa menjadi ikan benih meningkat tajam dari 24,2 % menjadi 79,5 % dengan mengganti tepung ikan white fish dengan tepung cumi-cumi sebagai sumber protein. Jadi makin kuat bukti bahwa tepung cumi-cumi lebih unggul daripada tepung ikan white fish sebagai sumber protein dalam pakan bagi induk ikan red sea bream. Kadar protein optimum tidak bisa ditentukan dengan jelas dalam percobaan ini, tetapi diperkirakan sekitar 45 % berdasarkan hasil-hasil penelitian ini dan penelitian terdahulu.

Baca juga
Tepung Kedelai, Kanji dan Ragi Untuk Pakan Ikan

Keunggulan Tepung Cumi-Cumi Dibandingkan Tepung Ikan Dalam Hal Pengaruhnya Terhadap Mutu Telur Ikan Yang Dihasilkan

Wanabe et al. (1984a) melakukan percobaan pemberian pakan untuk memastikan hubungan antara mutu pakan dan pemijahan atau mutu telur yang dihasilkan induk ikan red sea bream yang diberi berbagai pakan dengan berbagai mutu yang berbeda. Pada induk yang diberi pakan tepung daging ikan white fish, jumlah rata-rata telur yang diproduksi selama periode percobaan sekitar 2 bulan adalah 1.005.000 butir per ikan, dan 80,9 % dari telur-telur ini mengapung (normal). Pada kelompok yang diberi pakan berprotein rendah tanpa tambahan fosfor, nilai ini lebih rendah dibandingkan kontrol. Jumlah telur yang diproduksi ikan betina yang diberi pakan kekurangan EFA (essential fatty acid; asam lemak esensial) bisa disamakan dengan pada kontrol, tetapi proporsi telur yang mengapung adalah paling rendah, lebih dari 75 % telur yang dihasilkan tenggelam. Kedua nilai ini tertinggi pada kelompok yang menerima pakan mengandung tepung cumi-cumi sebagai sumber protein, yang menghasilkan produktivitas tinggi larva hidup sebagai ikan benih. Induk betina yang menerima, berturut-turut, pakan berprotein rendah, pakan kekurangan fosfor dan pakan kekurangan EFA memproduksi telur dengan daya tetas secara nyata rendah dan selain itu larva yang menetas menunjukkan tubuh yang cacat dan jumlah atau posisi butiran minyak dalam kuning telur tidak normal. Jadi penelitian ini menunjukkan bahwa reproduksi ikan red sea bream sangat dipengaruhi oleh mutu gizi pakan induk dan bahwa tepung cumi-cumi lebih unggul dibandingkan tepung ikan white fish sebagai sumber protein dalam pakan induk red sea bream.

Baca juga
Binder (Perekat) Dalam Pelet Pakan Ikan

Tepung Cumi-Cumi Untuk Memperbaiki Reproduksi dan Mutu Telur Ikan

Watanabe et al. (1991) menyatakan bahwa dalam serangkaian penelitian mengenai nutrisi ikan induk red sea bream Pagrus major, disimpulkan bahwa pemijahan dan mutu telur sangat ditingkatkan oleh pemberian pakan yang mengandung tepung cumi-cumi sebagai sumber protein atau mengandung udang krill mentah-beku tak lama sebelum pemijahan atau selama pemijahan. Penambahan beta-karoten dan canthaxanthin atau ekstrak minyak krill yang mengandung astaksantin ke dalam pakan ikan juga memperbaiki mutu telur. Peranan udang krill mentah-beku yang meningkatkan reproduksi ikan red sea bream mungkin disebabkan adanya pigmen karotenoid di dalam krill. Produktivitas larva hidup dari total telur yang dihasilkan oleh seekor ikan betina adalah berkisar antara 24 sampai 39 % pada induk yang diberi pakan kontrol yang mengandung tepung ikan white fish dalam rangkaian percobaan yang berlangsung selama 8 tahun ini. Daya hidup larva ikan meningkat menjadi 70 – 90 % bila tepung ikan white fish diganti dengan tepung cumi-cumi, dan menjadi 68 – 80 % dengan memberi pakan berupa udang krill mentah-beku.

Salah satu perbedaan kimiawi utama antara tepung ikan white fish dan tepung cumi-cumi adalah tingginya kadar kalsium dan fosfor pada tepung ikan white fish, yang berasal terutama dari trikalsium fosfat (hidroksiapatit) di dalam tulang. Diduga bahwa trikalsium fosfat dalam jumlah banyak memberikan dampak negatif terhadap reproduksi ikan red sea bream. Penambahan sejumlah besar alfa-tokoferol ke dalam pakan induk ikan juga terbukti efektif dalam memperbaiki pemijahan dan mutu telur.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Baca juga
Pakan Buatan Untuk Bandeng (Chanos chanos)

Pengaruh Tepung Ikan, Tepung Cumi-Cumi dan Tepung Udang Krill Dalam Pakan Ikan Terhadap Mutu Telur Yang Dihasilkan

Watanabe et al. (1991) memberi makanan kepada induk ikan red seabream dengan berbagai jenis pakan yang berbeda-beda mutu gizinya selama 26 hari atau kurang sebelum pemijahan untuk menentukan komponen-komponen efektif dalam tepung cumi-cumi dan udang krill mentah yang mempengaruhi mutu telur ikan yang dihasilkan. Persentase telur terapung (normal) adalah paling rendah pada kelompok kontrol yang menerima pakan tepung ikan white fish, dan ditingkatkan oleh penambahan 200 mg DL-alfa-tokoferil asetat. Persentase ini juga meningkat secara efektif bila tepung ikan white fish sebagai sumber protein diganti dengan tepung cumi-cumi utuh atau yang lemaknya telah dikurangi. Pemberian pakan kepada induk ikan dengan udang krill mentah-beku setelah sebelumnya diberi pakan kontrol menyebabkan peningkatan persentase telur terapung dan larva normal. Hasil yang sama baiknya juga diperoleh bila minyak hati cumi-cumi dalam pakan kontrol diganti dengan 2,5 % lipida polar krill atau 2,5 % lipida non polar krill.

Bagaimanapun, tepung udang krill yang telah dikurangi lemaknya ataupun fraksi tepung cumi-cumi yang larut-lemak tidak memberikan efek positif bagi mutu telur. Dengan demikian keunggulan tepung cumi-cumi dibandingkan dengan tepung ikan white fish sebagai sumber protein bagi induk ikan seabream telah dapat dibuktikan lagi. Komponen-komponen efektif dalam udang krill mentah, yang membantu reproduksi ikan seabream, diduga adalah fraksi lipida polar dan non polar. Selain itu, vitamin E juga terbukti memberikan efisiensi yang sama dalam memperbaiki mutu telur ikan.

Baca juga
Pemanfaatan Tepung Ikan Sebagai Pakan Ternak dan Makanan Manusia

Tepung Cumi-Cumi Merangsang Pertumbuhan Juvenil Udang Windu

Cruz-Suarez dan Ricque. (1992) memelihara tiga kelompok udang windu Penaeus monodon di Tahiti pada tangki dalam-ruangan dan pada bagian kolam yang dibatasi jaring tanpa-dasar. Udang diberi pakan kontrol atau pakan modifikasi yang bersifat isoenergi (kandungan energi sama) dan isonitrogen (kandungan nitrogen sama) yang diberi tambahan 10 % tepung cumi-cumi sebagai pengganti pekatan protein ikan. Di kolam ini, kelompok udang lainnya tidak diberi pakan. Mortalitas tidak berbeda nyata antar kelompok kecuali untuk udang yang tidak diberi pakan. Pertumbuhan secara nyata dipengaruhi baik oleh penambahan tepung cumi-cumi maupun oleh kondisi pemeliharaan. Udang yang dipelihara dalam kolam tumbuh secara nyata lebih cepat dan memiliki rasio konversi yang lebih baik daripada udang yang dipelihara dalam tangki. Peningkatan pertumbuhan yang disebabkan oleh tepung cumi-cumi adalah 44,5 % dan 34,6 % dalam kolam dan tangki, berturut-turut. Udang yang tidak diberi pakan di kolam tidak tumbuh tetapi tidak kehilangan bobot badannya, mungkin karena mereka memakan pakan alami. Hasil-hasil ini menunjukkan adanya efek perangsangan pertumbuhan pada tepung cumi-cumi dan membuktikan bahwa efek tersebut ada bahkan pada kondisi di mana pakan alami tersedia

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda