Rabu, 07 November 2012

Tepung Kedelai, Kanji dan Ragi Untuk Pakan Ikan

Arsip Cofa No. C 099

Penggunaan Produk Kedelai Untuk Pakan Ikan

Lovell (1991) dalam Akiyama and Tan (1991) memberikan ulasan mengenai kebutuhan gizi binatang air, yang menjadi sumber makanan manusia, juga membahas efisiensi produk kedelai dalam memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Tepung kedelai memiliki profil asam amino yang paling sesuai bagi ikan di antara banyak jenis pakan nabati komersial; ia lezat bagi kebanyakan spesies dan tersedia di pasaran dunia dengan harga yang biasanya jauh lebih murah daripada tepung ikan. Dengan penambahan energi, mineral dan mungkin metionin serta lisin secukupnya, tepung kedelai komersial bisa menggantikan sebagian besar tepung ikan dalam pakan beberapa spesies ikan.

Baca juga
Hubungan Antara Komposisi Kimia Pakan dengan Komposisi Kimia Telur dan Daging Ikan

Tepung Kedelai Sebagai Pengganti Tepung Ikan

Akiyama (1991) dalam Akiyama dan Tan (1991) menyatakan bahwa tepung kedelai tampaknya sangat mudah dicerna oleh udang laut terutama protein dan asam-asam aminonya. Ada sedikit perbedaan daya cerna tepung kedelai oleh tiga spesies udang laut : Penaeus vannamei, Penaeus monodon dan Penaeus japonicus. Fraksi karbohidrat dari tepung kedelai tampaknya menurunkan daya cerna bahan kering total. Beberapa penelitian telah berhasil mengganti tepung ikan dan tepung udang dengan tepung kedelai. Bila mengganti tepung binatang laut ini dengan tepung kedelai, orang harus mempertimbangkan tidak hanya protein tetapi juga energi, asam-asam lemak, mineral dan zat-zat gizi lain yang ada dalam tepung binatang laut tetapi tidak terkandung dalam tepung kedelai. Pengolahan tepung kedelai lebih lanjut mungkin bisa meningkatkan nilai gizinya bagi udang laut. Ada sedikit keraguan bahwa tepung kedelai bisa menggantikan sejumlah besar tepung binatang laut dalam mempertahankan produksi udang, meskipun semua zat gizi yang dibutuhkan tersedia.

Baca juga
Pemanfaatan Tepung Ikan Sebagai Pakan Ternak dan Makanan Manusia

Nilai Gizi Protein Kedelai Bagi Juvenil Udang Galah

Koshio et al. (1992) melakukan percobaan pemberian pakan untuk mengevaluasi nilai gizi protein kedelai bagi juvenil udang air tawar Macrobrachium rosenbergii (berat awal rata-rata 0,1 gram) dibandingkan dengan pekatan protein kepiting. Kadar protein pakan yang diuji berkisar dari 30 sampai 55 % dengan selang sekitar 7 % dan kadar energi pakan dipertahankan konstan (4,3 kcal/gram) dengan menyesuaikan kadar karbohidrat (α-kanji dan dekstrin). Walaupun perolehan berat untuk kelompok pakan pekatan protein kepiting tampaknya lebih tinggi daripada kelompok pakan protein kedelai pada setiap kadar protein, tidak ada perbedaan yang nyata secara statistik antara kedua kelompok pakan tersebut, kecuali untuk udang yang diberi pakan yang mengandung kadar protein tertinggi kedua (sekitar 47 %). Pada kelompok pakan protein kedelai, efisiensi konversi pakan dan rasio efisiensi protein cenderung lebih baik daripada kelompok pakan pekatan protein kepiting dalam setiap kadar protein kecuali untuk udang yang diberi pakan berkadar protein tertinggi kedua (sekitar 47 %).

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Daya Cerna Kasein, Gelatin, Tepung Ikan, Bakteri dan Kedelai Bagi Ikan Sidat

Schmitz et al. (1984) menentukan daya cerna protein kasar dan bahan organik yang terkandung dalam kasein, gelatin, tepung ikan, protein bakteri, pekatan protein kedelai dan tepung kedelai bagi ikan sidat Anguilla anguilla. Pada ikan sidat seberat antara 170 dan 230 gram, daya cerna protein kasar dan bahan organik telah ditentukan untuk pakan yang dimasukkan ke dalam lambungnya dengan dibungkus kapsul gelatin. Nilai-nilai daya cernanya diperoleh setelah mengumpulkan tinja ikan tersebut yang dimulai pada hari ketiga sesudah ikan memakan satu jenis pakan tertentu. Daya cerna protein kasar dan bahan organik, berturut-turut, adalah sebagai berikut : kasein 0,99 dan 0,98; gelatin 0,94 dan 0,94, tepung ikan 0,94 dan 0,87, protein bakteri 0,89 dan 0,88, pekatan protein kedelai 0,96 dan 0,76, tepung kedelai 0,94 dan 0,68. Tampaknya bahwa daya cerna bahan organik non protein membatasi penggunaan produk-produk kedelai.

Baca juga
Keunggulan Tepung Cumi-Cumi Dibandingkan Tepung Ikan Dalam Memperbaiki Reproduksi dan Pertumbuhan Ikan dan Udang

Gelatinized Ratio Kanji Yang Baik Untuk Pertumbuhan Ikan

Takeuchi et al. (1992) melakukan percobaan untuk meneliti ketersediaan kanji bergelatin (α-) dan kanji mentah (β-) sebagai sumber energi dalam pakan juvenil ikan stripped jack Pseudocaranx dentex dan ikan ekor kuning Seriola quinqueradiata. Kedua jenis ikan ini diberi makanan tiga macam pakan yang mengandung 10 % kanji - α atau kanji – β, dan campuran kedua kanji masing-masing 5 %. Gelatinized ratio (GR) ketiga jenis pakan ini adalah 100 %, 16,6 % dan 50 %, berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GR pakan untuk kedua jenis ikan ini sebaiknya di atas 50 % guna memperoleh pertumbuhan ikan yang lebih baik.

Baca juga
Binder (Perekat) Dalam Pelet Pakan Ikan

Pengaruh Tepung Kanji Kentang Terhadap Enzim Pencernaan dan Pertumbuhan Ikan Mas

Kawai dan Ikeda (1972), dengan tujuan meneliti respon enzim-enzim pencernaan terhadap perubahan pakan, memberi makan ikan mas muda (Cyprinus carpio) dengan pakan yang mengandung berbagai konsentrasi protein dan karbohidrat selama 75 hari. Tepung ikan digunakan sebagai sumber protein dan kanji kentang sebagai sumber karbohidrat. Aktivitas maltase, amilase dan protease usus menunjukkan adaptasi terhadap perubahan pakan dalam waktu seminggu, dan ketiga

enzim ini menunjukkan aktivitas yang secara umum tinggi pada kelompok ikan yang diberi pakan mengandung 40 – 60 % kanji selama periode percobaan. Laju pertumbuhan yang rendah ditemukan hanya pada kelompok ikan yang menerima pakan berkanji tinggi (90 % kanji) dan perbedaan yang jelas tidak terlihat di antara ketiga kelompok lainnya (20, 40 dan 60 % kanji dalam pakan). Bila empat jenis karbohidrat (maltosa, sukrosa, laktosa dan kanji) digunakan sebagai sumber karbohidrat, aktivitas maltase dan amilase dalam usus setelah 10 hari pemberian pakan adalah tinggi pada ikan mas yang makanannya mengandung kanji atau laktosa. Aktivitas protease usus pada ikan mas muda dengan jelas menunjukkan adaptasi terhadap konsentrasi tepung ikan di dalam pakan apabila konsentrasi kanji di dalam pakan dibuat konstan. Laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan meningkatnya konsentrasi tepung ikan di dalam pakan.

Baca juga
Pakan Ikan : Ukuran, Jumlah, Kesegaran dan Pemasakan

Kelayakan Protein Dalam Ragi Sebagai Pakan Ikan

Rumsey et al. (1992) memberi makanan kepada ikan rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) dengan pakan yang mengandung ekstrak asam nukleat ragi berkonsentrasi 0,6 %, 1,6 %, 2,5 % dan 4,1 % yang bersesuaian dengan konsentrasi ragi Saccharomyces cerevisiae 7,5 %, 20 %, 30 % dan 50 % sementara kelompok ikan lain diberi pakan yang mengandung pelengkap berupa purin bebas (adenin, guanin, xantin dan hipoxantin) dan bersifat isonitrogen (kandungan nitrogen sama) dalam dua penelitian yang berlangsung selama 12 minggu. Ikan yang diberi pakan ekstrak ragi dengan kadar makin tinggi menunjukkan penambahan peningkatan pertumbuhan dan “retention” (penyimpanan) nitrogen. Tidak terlihat adanya efek negatif terhadap pengambilan makanan. Bila ikan diberi pakan dengan pelengkap purin bebas, adenin terlihat menjadi penghambat potensial bagi pengambilan makanan dan pertumbuhan. Bila dilengkapi dengan jenis-jenis purin yang lain maka tidak ada efek negatif terhadap pengambilan makanan dan pertumbuhan, dan penyimpanan nitrogen di dalam daging ikan secara nyata tertekan, yang menunjukkan tidak adanya efek penghematan nitrogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arti penting gizi adenin bebas dalam pakan versus adenin yang terikat asam nukleat dalam ragi atau asam nukleat ragi merupakan pertimbangan penting dalam mengevaluasi kelayakan protein sel tunggal (ragi) dalam penyusunan formula pakan ikan.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda