Minggu, 28 Oktober 2012

Binder (Perekat) Dalam Pelet Pakan Ikan

Arsip Cofa No. C 095

Keuntungan Alginat Sebagai Binder dan Sumbernya

Menurut Igbinosun dan Roberts (1988) salah satu keuntungan binder (perekat pelet pakan ikan) adalah memperlambat proses penguraian pelet pakan di dalam air. Hal ini berarti mencegah kehilangan nutrien dan mencegah pembusukan pakan yang bisa menyebabkan kondisi yang buruk, misalnya penurunan konsentrasi oksigen di dalam air kolam. Binder yang digunakan dalam produksi komersial sebagian besar pakan ikan dapat dibagi menjadi dua kelompok : (1) binder bernutrisi seperti molase (tetes gula) bit, kanji dan gluten gandum, dll. (2) binder tak bernutrisi seperti bentonit, gypsum, natrium alginat, karboksil metil selulosa (carboxyl methyl cellulose; CMC). Alginat merupakan polisakarida bergelatin yang ada dalam dinding sel kebanyakan alga tingkat rendah (phaeophyceae). Asam alginat diekstrak secara komersial dari rumput laut terutama kelp raksasa (Macrocystis pyrifera), Laminaria digitata dan Ascophyllum nodosum.

Baca juga
Pakan Buatan Untuk Bandeng (Chanos chanos)

Natrium Alginat Sebagai Binder dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ikan

Igbinosun dan Roberts (1988) melaporkan bahwa pelet pakan A, B, C dan D yang mengandung, berturut-turut, 4 %, 3 %, 2 % dan 1 % natrium alginat telah diuji dalam hal stabilitas air yang mencakup lama terapung, laju tenggelam dan “crumbling rate” (laju di mana pakan yang menggumpal menjadi tidak menggumpal, yang dihitung setelah pelet mencapai dasar tangki). Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun semua pelet memiliki lama terapung nol, namun pelet kelompok D membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tenggelam. Pelet A dan B tenggelam pada laju yang sama. “Crumbling rate” setelah pelet mencapai dasar tangki cenderung berkurang sejalan dengan berkurangnya kadar binder. Ketika pakan kemudian diberikan kepada empat kelompok anak Tilapia selama tujuh minggu, hasilnya menunjukkan bahwa laju pertumbuhan, efisiensi konversi pakan dan rasio efisiensi protein mengikuti kecenderungan C > D > B > A. Dengan demikian disimpulkan bahwa kadar binder alginat 2 % adalah sangat optimum untuk pakan ikan terutama pakan mujaer.

Baca juga
Tepung Kedelai, Kanji dan Ragi Untuk Pakan Ikan

Pengaruh Binder Dari Alginat dan Guar Gum Terhadap Pertumbuhan Ikan dan Daya Cerna Pakan

Storebakken (1985) menyatakan bahwa binder atau perekat berguna dalam mengurangi limbah dari pakan ikan yang lembab dan basah. Alginat dan “guar gum” umum digunakan dalam pakan ikan salmonidae di Norwegia, dan banyak peneliti yang menyimpulkan bahwa kedua jenis binder ini menguntungkan untuk dimanfaatkan dalam pakan ikan. Alginat adalah garam dari asam alginat, yang merupakan polimer asam a-1,-4-L-guluronic acid dan ß-1,4-D-mannuronic acid. Asam alginat diekstrak dari rumput laut. Garam asam alginat dari ion-ion monovalen seperti Na+, K+ dan NH4+ bersifat larut dalam air, sedangkan garam dari ion-ion trivalen tidak larut dalam air (kecuali garam dari Mg2+). Baik gugus -OH maupun –COOH pada molekul ini bersiat aktif dalam pengikatan, sehingga memiliki sifat mengental dan membentuk gel. Guar gum merupakan getah dari biji sejenis kacang India (Cyamoposis tetragonolobus), bersifat larut dalam air dan merupakan polimer ß-1,4-D-mannose dan ß-1,4-D-galactose dengan beberapa rantai samping a-1,6. Gugus –OH bertanggung jawab atas kekentalan, yang membuat guar gum berguna sebagai pengental. Binder-binder ini diketahui menurunkan daya cerna pada ikan rainbow trout.

Storebakken (1985) melaporkan bahwa alginat dan “guar gum” telah dicampurkan dengan berbagai konsentrasi ke dalam pakan kering, pakan lembab dan pakan basah ikan rainbow trout (Salmo gairdneri Richardson). Kedua jenis perekat ini menurunkan daya cerna protein dan lemak. Mereka juga mengurangi volume pengambilan makanan dan meningkatkan kadar air tinja ikan. Guar gum memperlambat jalannya makanan melewati saluran pencernaan ikan. Guar gum berkonsentrasi tinggi menurunkan pertumbuhan dan kadar bahan kering serta lemak dalam ikan. Kadar protein, rasio kalsium/fosfor dalam tulang, faktor kondisi, berat organ dalam rongga perut dan berat hati, serta mortalitas tidak dipengaruhi oleh binder-binder ini.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Karakteristik Binder Dalam Pelet Pakan Udang

Dominy dan Lim (1991) dalam Akiyama dan Tan (1991) mempelajari binder dalam pelet pakan udang. Binder yang diuji menunjukkan dua karakteristik yang berbeda, yaitu bentuk struktural dan sifat lengket. Binder yang ideal seharusnya memiliki kedua sifat tersebut. Kedua sifat ini terlihat pada pelet-pelet udang komersial Asia yang diuji. Ada banyak prosedur untuk menentukan stabilitas air pada pelet, dan penafsiran yang benar terhadap hasil penelitian ini sering penting dalam menentukan perkembangan di masa depan bagi penggunaan binder secara tepat. Yang juga penting adalah kondisi pengolahan yang layak bagi formula pakan dan binder agar diperoleh pelet yang stabil dalam air. Bahan-bahan baku yang dipergunakan, terutama tepung kedelai, dan kadarnya dalam formula pakan, merupakan dua pertimbangan yang sangat penting dalam membuat pakan udang yang stabil dalam air. Hal-hal yang juga harus diperhatikan adalah kandungan zat gizi dalam binder, jumlah yang ditambahkan ke formula pakan, dan harganya. Hal yang harus mendapat perhatian lebih lanjut dalam memproduksi pakan udang adalah tipe alat pengolahan dan parameter-parameter yang dapat dicapai dengan peralatan yang ada.

Baca juga
Pakan Ikan : Ukuran, Jumlah, Kesegaran dan Pemasakan

Rumput Laut Sebagai Binder dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Anak Ikan Gabus

Hashim dan Mat Saat (1992) mengevaluasi empat jenis rumput laut lokal (Ulva spp., Sargassum spp., Polycavernosa spp. dan Gracilaria spp.) serta karaginan sebagai binder/perekat dalam pakan pelet untuk anak ikan gabus (Channa striatus) selama periode 8 minggu. Lima pakan isonitrogen (berkadar nitogen sama) telah disiapkan dan mengandung setiap jenis binder sebanyak 5 % ditambah tepung gandum 5 %. Pakan kontrol mengandung 10 % tepung gandum. Pakan berbasis karaginan memiliki stabilitas dalam air terbaik sedangkan pakan kontrol yang hanya mengandung tepung gandum memiliki kestabilan terburuk setelah 60 menit. Laju pertumbuhan dan nilai efisiensi pakan terbaik ditemukan pada ikan yang diberi pakan karaginan-tepung gandum. Di antara jenis-jenis rumput laut yang diuji, tepung Ulva spp. memiliki kestabilan air terbaik dan memberikan laju pertumbuhan relatif dan nilai efisiensi pakan tertinggi. Kelangsungan hidup anak ikan tertinggi ditemukan untuk kelompok yang diberi pakan berbasis karaginan sedangkan kelangsungan hidup terendah adalah pada kelompok yang diberi pakan tepung Sargassum spp.

Baca juga
Pakan Buatan Pengganti Cacing Tubifex

Pengaruh Jenis Binder Terhadap Pertumbuhan Juvenil Udang Palaemonidae

Palma et al. (2008) melakukan penelitian untuk membandingkan pengaruh penggunaan dua jenis binder yang tidak memiliki nilai nutrisi, yaitu lignosol dan agar-agar, serta metode perekatan, yaitu “microbinding” (perekatan mikro) dan “microcoating” (penyelubungan mikro), terhadap pertumbuhan juvenil udang Palaemonetes varians dan udang kolam batu Palaemon elegans. Udang diberi satu jenis pakan dasar yang hanya berbeda dalam hal tipe perekat dan metode perekatan (pakan A, lignosol dengan metode microbinding; pakan B, agar-agar dengan metode mirobinding, dan pakan C, lignosol dengan metode microcoating) selama periode 45 hari. Pada akhir percobaan ditemukan perbedaan nyata dalam hal berat basah akhir antara udang yang diberi pakan A dan pakan C serta antara udang yang diberi pakan B dan C (P < 0,001), tetapi tidak ada perbedaan nyata antara pakan A dan pakan B (P > 0,05). Hasil tersebut berlaku untuk kedua spesies udang. Perbedaan nyata ditemukan antara kemiringan garis regresi ketiga pakan yang diuji untuk Palaemonetes varians (F3.411 = 3,41; P < 0,04), dan untuk Palaemon elegans (F3.411 = 10,51; P < 0,0003). Palaemon elegans tumbuh lebih cepat daripada Palaemonetes varians dan pada akhir percobaan perbedaan nyata ditemukan antara kedua spesies dalam hal berat basah akhir (F3.842 = 48,17, P < 0,0001). Parameter-parameter pertumbuhan, perolehan berat, koefisien pertumbuhan satuan-suhu (“thermal-unit growth coefficient”, TGC), dan tingkat konversi pakan selalu lebih tinggi untuk Palaemon elegans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lignosol ataupun agar-agar bisa ditambahkan ke dalam pakan dengan metode microbinding.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda