Selasa, 22 Mei 2012

Kakap dan Kerapu : Habitat, Distribusi, Reproduksi dan Kandungan Racun

Arsip Cofa No. C 038

Kakap dan Kerapu Sebagai Komponen Penting Komunitas Ikan Demersal


Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa sumberdaya ikan demersal di perairan dengan dasar berbatu, baik di estuaria maupun di lepas pantai ketiga samudra tropis, didominasi oleh tiga famili ikan besar mirip-bass, yang biasanya dikenal sebagai kakap dan kerapu, yang banyak di antaranya mencapai ukuran sangat besar dan berwarna cerah. Secara khas mulut mereka besar dan mangsanya terutama berupa spesies ikan lain. Serranidae mempunyai banyak genus (misal Liopoma, Epinephelus, Mycteroperca, Paralabrax, Plectropomus, Serranus) dan lebih dari 300 spesies; Lutjanidae mempunyai 23 genus (misal Caesio, Lutjanus, Ocyurus) dan lebih dari 200 spesies yang beberapa di antaranya mengandung racun ciguatera; Lethrinidae memiliki 2 genus (Lethrinus, Neolethrinus) dan sekitar 20 spesies.

Baca juga :
Struktur Komunitas Ikan Karang

Lutjanus Sebagai Ikan Demersal Dominan

Longhurst dan Pauly (1987) mengulas beberapa laporan mengenai komunitas ikan di Indo-Pasifik dengan dasar perairan yang keras. Di Tebing Kenya Utara, yang merupakan wilayah paparan benua terluas di garis pantai Afrika Timur, hasil survei menunjukkan bahwa fauna ikan ekonomis di atas kedalaman termoklin didominasi oleh 14 spesies ikan dari famili yang sama : Lutjanus rivulatus, Lutjanus bohar dan Lethrinus crocineus yang masing-masingnya menyumbangkan biomas lebih dari 10 %; di bawah termoklin, fauna spesies Lutjanus, Epinephelus dan Lethrinus memberikan ruang bagi fauna ikan-ikan kecil, yang disebut “fauna ikan pink”, dengan Cheimerius nufar, Pristipomoides microlepis, Polysteganus caeruleopunctatus dan Argyrops spinifer menjadi spesies yang paling melimpah. Ke arah selatan, tebing-tebing sekitar Pulau Pemba dan Tebing Malindi, yang jauh lebih sempit daripada Tebing Kenya Utara, memiliki lebih sedikit fauna Lutjanidae besar dan jauh lebih banyak ikan-ikan kecil non ekonomis. Lebih ke arah selatan lagi, di Tebing St. Lazarus di lepas pantai Mozambique, Lutjanus bohar mendominasi komunitas ikan kakap-kerapu penghuni tebing berbatu yang khas.

Baca juga :
Ikan Demersal : Habitat, Distribusi, Kelimpahan dan Biologi

Habitat dan Distribusi Kakap dan Kerapu

Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa di perairan tropis Indo-Pasifik pada dasar keras berpasir ditemukan fauna ikan mirip-bream (Nemipterus, Pomadasys, dll.), bersama dengan ikan kakap dan kerapu (Lutjanus, Epinephelus, dll.), yang berkembang paling baik pada tebing-tebing berbatu dan berkarang. Di Laut Cina Selatan telah dilakukan survei trawl pada daerah antara Sungai Rajang dan Kepulauan Natuna Besar, Indonesia. Di daerah ini, dengan dasar berpasir pada kedalaman 60 – 90 meter dan air dasar perairan yang hangat, ditemukan kumpulan ikan lutjanid di mana Lutjanidae membentuk 49 % biomas, diikuti oleh Priacanthus (10,2 %), Pentapodidae (8,3 %), carangidae (7,1 %) dan triglidae (2,6 %). Juga ditemukan dalam jumlah yang sedikit ikan Parapristipoma, Saurida, sciaenidae, nemipteridae. Ikan kakap yang utama adalah Lutjanus sebae, Lutjanus lineolatus, Lutjanus lutjanus, Lutjanus vitta dan Lutjanus gibbus. Spesies yang berasosiasi mencakup Nemipterus bathybus, Nemipterus personii, Nemipterus nematophorus, Epinephelus hata, Epinephelus diacanthus, Epinephelus areolatus, Upeneus bensasi, Psettodes erumei dan Argyrops spinifer. Kerapu besar (misal Epinephelus aeneus) merupakan ikhtiofagus (pemakan ikan) yang terkamuflase di dasar perairan; ia berbaring menunggu di tempat persembunyian sambil membuka mulutnya lebar-lebar dan dengan sedikit gerakan maju ia mencaplok mangsanya.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :

Keberadaan Epinephelus dan Kerabat-Kerabatnya di Teluk Meksiko

Bullock dan Smith (1991) mengumpulkan 16 spesies ikan serranidae (Centropristis ocyurus, Centropristis striata, Diplectrum formosum, Epinephelus flavolimbatus, Epinephelus morio, Epinephelus niveatus, Holanthias martinicensis, Hypoplectrus unicolo, Mycteroperca microlepis, Mycteroperca phenax, Serraniculus pumilio, Serranus notospilus, Serranus phoebe, Serranus subligarius, Rypticus bistrispinus dan Rypticus maculatus) selama Proyek Hourglass. Centropristis ocyurus (n = 982) dan Diplectrum formosum (n = 616) adalah spesies yang paling banyak dikumpulkan. Melimpahnya ikan-ikan ini dalam sampel penelitian tersebut antara lain disebabkan oleh kesukaannya terhadap dasar perairan berelief rendah, yang disampling lebih efisien oleh alat tangkap trawl. Pengamatan oleh penyelam SCUBA menunjukkan bahwa beberapa spesies lain (misal Serranus subligarius), meskipun sedikit terwakili dalam sampel trawl, sangat banyak dijumpai di terumbu karang berbatu. Penangkapan Epinephelus mystacinus dan Gonioplectrus hispanus merupakan laporan pertama keberadaan spesies-spesies ikan ini di Teluk Meksiko timur.

Baca juga :
Ekologi Ikan Karang

Sejarah Hidup dan Reproduksi Ikan Kakap Lates calcarifer

Menurut Almendras et al. (1988) kakap Lates calcarifer merupakan ikan konsumsi penting di perarian tropis dan semi tropis. Sejarah hidupnya yang lain dari biasanya membuat ikan kakap menjadi sasaran penelitian fisiologi reproduksi. Pengamatan terhadap ikan kakap liar di dalam habitat alaminya menunjukkan bahwa larva ikan ini tetap tinggal di perairan pesisir hingga mereka mencapai panjang 5 mm; mereka kemudian memasuki rawa-rawa pesisir di mana mereka tetap di sini hingga berumur 6 bulan dan sepanjang 20 cm. Ketika rawa-rawa tempat pembesarannya mulai mengering, ikan kakap ini menuju ke daerah pesisir dan estuaria di mana mereka ditemukan pada umur sekitar 1 tahun. Selama tahun kedua dan ketiga, banyak - tetapi tidak semua – ikan kakap berenang ke perairan tawar di darat. Beberapa ikan yang berumur 3 tahun dan banyak yang berumur 4 tahun melakukan migrasi tahunan dari perairan darat menuju perairan pesisir untuk memijah. Ikan kakap juga mengalami pembalikan jenis kelamin (sex reversal) dari jantan ke betina. Metode histologi digunakan untuk menunjukkan bahwa peralihan dari jantan ke betina dimulai dalam gonad ketika testes matang untuk terakhir kalinya dan sempurna tak lama setelah pemijahan. Secara umum, kakap pertama kali matang gonad sebagai ikan jantan pada umur 3 tahun dan menjadi betina pada umur 4 atau 5 tahun.

Perilaku Reproduksi, Telur dan Larva Lutjanus

Hamamoto et al. (1992) mengamati perilaku reproduksi dan sejarah hidup awal ikan kakap berbintik putih, Lutjanus stellatus Akazaki, berdasarkan pengamatan di akuarium. Pemijahan terjadi di antara seekor betina dan 2 -12 ikan jantan pada jam-jam pertama setiap sore sejak pertengahan Mei sampai pertengahan Juni 1984. Enam pola tingkah laku mudah dibedakan dalam urutan pemijahan : a) bergerombol; b) mencari-cari; c) menyungkur; d) berenang cepat ke arah permukaan; e) memijah; dan f) pasca memijah. Spesies ini dianggap sebagai pemijah kelompok. Telur yang telah dibuahi berbentuk bulat, transparan, mengapung dan tak berpigmen. Telur tersebut berdiameter 0,80 – 0,85 mm, dan mengandung sebuah butiran minyak yang berdiameter 0,16 – 0,17 mm. Penetasan berlangsung 30 jam setelah pembuahan. Segera setelah menetas, larva memiliki panjang total 2,48 – 2,56 mm dan mempunyai kuning telur besar berbentuk elips. Sebuah butiran minyak terletak pada ujung depan kuning telur ini.

Baca juga :
Racun Pada Hewan Laut

Racun Pada Kakap dan Kerapu

Hashimoto (1979) melaporkan adanya ciguatoksin dan racun mirip-ciguatoksin pada ikan kakap merah, Lutjanus bohar, dan kerapu, Epinephelus fuscoguttatus. Lutjanus bohar paling sering menyebabkan kasus keracunan ciguatera di Pasifik sedangkan kasus keracunan akibat Epinephelus fuscoguttatus kurang sering. Ikan-ikan ciguaterik ini menghuni terumbu karang yang telah berkembang di daerah tropis dan sub tropis. Pada ikan-ikan ini juga ditemukan racun lain yang larut-air dan menyebabkan muntah yang hebat bila diberikan lewat mulut atau disuntikkan di bawah-kulit pada kucing. Racun penyebab muntah ini dinamakan ciguaterin. Ciguaterin tidak beracun bagi tikus dan manusia. Racun ini kadang-kadang ditemukan di dalam otot tetapi hampr selalu dijumpai dengan kadar tinggi di dalam hati ikan ciguaterik khas : Lutjanus bohar dan Epinephelus fuscoguttatus. Ciguaterin cepat rusak selama penyimpanan, bahkan bila dibekukan.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda