Selasa, 22 Mei 2012

Pengaruh Kecepatan Arus Air Terhadap Alga, Kerang dan Ikan

Arsip Cofa No. C 037

Pengaruh Arus Sungai Terhadap Alga Epifit

Peterson dan Stevenson (1992) mempelajari pengaruh waktu gangguan terhadap daya tahan dan daya lenting (resilience; kemampuan untuk kembali normal setelah mengalami gangguan) pada komunitas alga epifit yang tumbuh di sungai eksperimental berarus deras (29 cm/detik) dan lambat (12 cm/detik) di Kentucky, AS, yang dibiarkan tak diganggu (kontrol) selama 33 hari setelah banjir buatan, atau dikenai banjir lagi sesudah 9, 18, 27 atau 33 hari. Pada hari ke-33, semua sungai dikenai banjir terakhir untuk menduga pengaruh gangguan jangka pendek terhadap daya tahan komunitas, tanpa memperhatikan pengaruh musiman. Suksesi berlangsung dimulai dari komunitas berpopulasi jarang yang didominasi oleh diatom monoraphidae kecil (Achnanthes minutissima) segera setelah banjir pertama, kemudian berubah menjadi komunitas yang didominasi oleh hamparan rapat terapung alga hijau berfilamen (Zygnematales : Mougeotia dan Spirogyra) dan Synedra spp. pada hari ke-21 sampai 24. Daya tahan komunitas umumnya lebih rendah pada komunitas berarus lamban, baik dari segi pengurangan kepadatan sel maupun penggantian struktur taksonomik, dibandingkan pada komunitas berarus deras.

Baca juga :
Pengaruh Kekeruhan Terhadap Binatang Ai

Pengaruh Kecepatan Arus Air Terhadap Respirasi Kerang

Venugopalan et al. (1991) dalam Desai (1992) melaporkan bahwa Madras Atomic Power Station, yang memperoleh air pendingin dari perairan pesisir Teluk Benggala, memiliki saluran bawah-laut sepanjang 468 m dan dihuni oleh komunitas didominasi-kerang yang sudah mapan yang terdiri dari sekitar 49 spesies. Kepadatan yang sangat tinggi (sampai 17.500 individu/m2) ditemukan di sisi dalam saluran tersebut. Saluran ini menjadi lokasi penelitian ekologi komunitas organisme dalam kaitannya dengan karakteristik air baik di saluran pemasukan maupun saluran pembuangan, dengan tujuan menentukan laju respirasi, filtrasi (penyaringan) dan pelepasan material tersuspensi. Dari ketiga fungsi fisiologi yang dipelajari, laju respirasi menunjukkan hubungan linier secara kasar dengan volume transpor air laut, yang berarti bahwa laju metabolisme lebih tinggi pada arus air yang lebih cepat. Kesimpulan ini sesuai dengan data laju pertumbuhan kerang di sisi dalam saluran pemasukan air.

Baca juga :
Pengaruh Banjir Terhadap Biota Perairan

Pengaruh Kecepatan Arus Air Terhadap Tingkah Laku Makan Pada Kerang

Levinton (1991) melaporkan bahwa banyak spesies kerang tellinacea sebagian besar merupakan pemakan deposit (endapan), tetapi juga diketahui bahwa mereka memiliki beragam perilaku makan sebagai respon terhadap pemangsaan dan terhadap ketersediaan bahan organik tersuspensi (yang melayang-layang dalam air) dibandingkan ketersediaan bahan organik yang mengendap. Penelitian ini menunjukkan bahwa tiga spesies Macoma di Pasifik (Macoma nasuta Conrad, 1937, Macoma secta Conrad, 1837, and Macoma inquinata Deshayes, 1855, dari kepulauan San Juan, Washington, USA) memiliki perilaku makan-deposit yang bervariasi sebagai respon terhadap arus air dekat bidang batas sedimen-air dan terhadap transpor sedimen. Dalam pecobaan pada musim panas 1987, 1988 dan 1989, kecepatan air dibuat bervariasi dengan tujuan mengubah kecepatan aliran air dan transpor sedimen dasar perairan. Di perairan yang tenang, sifon pemasukan-air (inhalant siphon) menjulur jauh dari lubang sifon. Ketika arus air meningkat, dengan sedikit atau tidak ada transpor sedimen, radius aktivitas pemakan-endapan berkurang. Pada Macoma secta, jarak penjuluran sifon tidak berhubungan dengan ukuran tubuh. Pada kondisi arus yang lebih deras di dekat-dasar perairan, ditambah dengan transpor sedimen dasar, beberapa individu menghentikan aktivitas memakan endapan, sedang individu lainnya tetap makan dengan menelan sedimen di dalam lubang sifon, sedikitnya 1 cm di bawah bidang batas sedimen-air. Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi hidrodinamik merupakan faktor utama penentu tingkah laku makan, dan penjelasan terdahulu bahwa perilaku makan bervariasi sebagai respon terhadap pemangsaan mungkin harus disesuaikan untuk mengakomodasi hasil penelitian ini.

Baca juga :
Sungai : Perubahan Ekologi serta Dampak Terhadap Biota dan Laut

Pengaruh Arus Terhadap Pertumbuhan Bivalva

Judge et al. (1992) memanipulasi arus air secara eksperimental selama 3 bulan di sebuah hamparan pasir subtidal dangkal melalui serangkaian sembilan kanal yang dinding-dindingnya (panjang 7 m tinggi 1,2 m) melebar, paralel atau menyempit. Tiga perlakuan dipilih untuk mengurangi laju arus air; kecepatan yang dirata-ratakan secara vertikal adalah dikurangi 40 %, dikurangi 2 % atau dinaikkan 65 %. Di tengah setiap kanal, enam kerang Mercenaria mercenaria ditempatkan secara acak dalam plot 0,25 m2. Walaupun konsentrasi klorofil-a kolom air berkurang di dekat substrat, namun konsentrasinya tidak berbeda di antara semua perlakuan. Panjang kerang rata-ata naik 19 % selama penelitian, tetapi laju pertumbuhan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kisaran alami kecepatan arus air (sampai 27 cm/detik), tanpa ada masalah kehabisan makanan, tidak mengubah pertumbuhan kerang pemakan suspensi aktif ini.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Ikan Asli Penghuni Sungai Lebih Menyukai Arus Deras

Marchetti dan Moyle (2001) melakukan sampling ikan di Lower Putah Creek, sebuah sungai di Lembah Tengah Kalifornia, selama periode 5 tahun, 1994–1998. Kumpulan-kumpulan ikan yang berbeda ditemukan di 37 km sungai bagian muara dengan menggunakan metode “two-way indicator species analysis” (TWINSPAN) dan “canonical correspondence analysis” (CCA). Kumpulan-kumpulan ikan ini memisah dengan arah hulu-ke-hilir. Perbedaan menyolok ditemukan di antara kumpulan ikan penghuni asli dan ikan pendatang serta asosiasinya dengan faktor-faktor lingkungan dan pemanfaatan habitat. Ikan penghuni asli cenderung mengelompok di daerah yang suhunya lebih dingin, konduktivitas (daya hantar listrik) air lebih rendah, habitat menggenang lebih sedikit, arus air lebih deras dan permukaan sungai lebih ternaungi. Sejumlah ikan pendatang berkorelasi secara negatif dengan peningkatan kecepatan arus air, dan sejumlah ikan asli berkorelasi positif dengan peningkatan kecepatan arus air. Keragaman faktor-faktor hidrologis antar tahun dan antar musim menunjukkan bahwa rejim arus berpengaruh besar terhadap kumpulan ikan. Penelitian ini membuktikan dengan jelas bagaimana ikan-ikan asli di Amerika Serikat bagian barat memilki kebutuhan habitat yang berbeda dan bagaimana mereka berespon terhadap perubahan arus-sungai dengan cara yang berbeda dibandingkan ikan pendatang. Hasil penelitian ini mendukung konsep bahwa pemulihan rejim aliran air alami, bersama-sama dengan tindakan pemulihan lingkungan lainnya, diperlukan bila ingin mengatasi masalah penurunan populasi ikan asli yang terus terjadi di Amerika Serikat bagian barat.

Baca juga :
Penyebab Kekeruhan di Perairan Alami dan Kolam Ikan

Kecepatan Arus Sungai Mempengaruhi Jenis Ikan Penghuninya

Aadlanda (1993) melaporkan bahwa untuk menyederhanakan pemilihan spesies sasaran bagi kepentingan studi tentang arus sungai, 114 spesies ikan penghuni enam sungai di Minnesota dikelompok-kelompokkan menjadi enam grup kesukaan-habitat berdasarkan jenis habitat yang mendukung kepadatan tertinggi spesies ikan tersebut. Kolam dangkal (kedalaman kurang dari 60 cm dan kecepatan arus kurang dari 30 cm/detik) disukai oleh kebanyakan ikan muda. Anak sungai dangkal (kedalaman kurang dari 60 cm dan arus 30 – 59 cm/detik) disukai oleh ikan Campostoma spp.; ikan pemijah Notropis stramineus; ikan dewasa N. blennius; juvenil, pemijah dan umur-0 tahun ikan sucker (Moxostonta spp., northern hog sucker Hypentelium nigricans, dan white sucker Catostomus commersoni); dan sebagian besar ikan darter umur-0 tahun (Etheostoma flabellare, E. nigrum, E. caeruleum, dan Percina phoxocephala). Anak sungai berarus deras (kedalaman kurang dari 60 cm dan kecepatan arus minimal 60 cm/detik) disukai oleh ikan dewasa longnose dace Rhinichthys cataractae dan kebanyakan ikan darter dewasa dan pemijah (Percina spp. dan Etheostoma< spp.). Sungai kecil (kedalaman 60 – 149 cm dan kecepatan arus minimal 30 cm/detik) disukai oleh beberapa ikan dewasa catostomidae. Kolam sedang (kedalaman 60 – 149 cm dan kecepatan arus kurang dari 30 cm/detik) dan kolam dalam (kedalaman minimal 150 cm) disukai oleh ikan dewasa channel catfish Ictalurus punctatus dan sebagian besar ikan centrarchidae. Jumlah habitat kolam dangkal paling banyak selama aliran (volume) air sedikit dan berkurang selama aliran air banyak. Jumlah habitat kolam sedang dan kolam dalam tidak banyak berubah ketika aliran air berubah; sedangkan habitat anak sungai dan sungai kecil menjadi jarang atau tidak ada selama aliran air sedikit.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda