Rabu, 12 Desember 2012

Ekologi Ikan Karang

Arsip Cofa No. C 113

Peranan Persaingan Dalam Distribusi Ikan Karang

Sale (1991) dalam Sale (1991) melaporkan bahwa sebuah eksperimen terhadap masalah apakah penguasaan wilayah oleh sekelompok ikan meningkatkan kesesuian hidup kelompok ikan tersebut ternyata memberi hasil negatif. Mengurangi ruang yang tersedia bagi sekelompok ikan Stegastes planifrons sampai sekitar 50 % ternyata tidak berpengaruh selama setahun terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan maupun kondisi reproduksi ikan tersebut.

Sale (1991) dalam Sale (1991) mengutip laporan mengenai interaksi dua ikan pomacentridae penghuni karang yang terjadi dalam kelompok-kelompok kecil yang menempati ujung cabang karang di Great Barrier Reef. Dascyllus aruanus dan Dascyllus reticulatus secara bersama-sama mempertahankan karang sarangnya dari ikan lain yang berusaha mendekat. Telah dilakukan penelitian yang difokuskan pada kemungkinan pengaruh pertahanan aktif ini terhadap peremajaan ikan juvenil yang baru tiba. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ikan juvenil ini lebih menyukai karang yang dihuni oleh ikan dari spesies yang sama, dan menghindari karang yang dihuni oleh ikan dari genus yang sama. Penelitian juga menunjukkan bahwa ikan dari genus yang sama lebih kuat terpisah di dalam distribusinya di antara karang-karang sekitarnya. Disimpulkan pula bahwa spesies-spesies ikan tertentu lebih suka untuk melakukan peremajaan di ujung karang yang kosong daripada di bagian karang yang dihuni oleh ikan lain. Bagaimanapun, karena proses yang bekerja tampaknya lebih berupa pemilihan habitat oleh juvenil yang sedang menetap daripada pengusiran oleh ikan dewasa (mereka melakukan peremajaan pada malam hari ketika ikan dewasa sedang tidur), pemisahan kedua spesies ini secara teknis bukan merupakan akibat langsung persaingan.

Baca juga
Pembentukan, Pertumbuhan, Migrasi dan Keragaman Terumbu Karang

Pengaruh Pemangsaan Terhadap Struktur Komunitas Ikan Karang

Hixon (1991) dalam Sale (1991) menyatakan bahwa secara keseluruhan bukti-bukti tidak cukup untuk menyimpulkan secara jelas bahwa piscivora (pemangsa ikan) sangat mempengaruhi kelimpahan relatif, kelimpahan mutlak dan struktur komunitas ikan karang dalam banyak sistem. Bukti-bukti tak langsung menunjukkan bahwa pemangsaan ikan merupakan agen penseleksi kuat yang menentukan morfologi dan perilaku ikan karang secara beragam dan meyakinkan. Semua spesies melewati masa dewasa dengan mengalami mortalitas yang tinggi tak lama setelah menetap, tampaknya disebabkan oleh tingginya tingkat pemangsaan terhadap individu yang baru melakukan peremajaan. Dengan memperhatikan pengaruh piscivora terhadap keragaman ikan mangsa lokal, disimpulkan bahwa ada hubungan terbalik yang nyata antara kelimpahan piscivora dan keragaman spesies mangsa.

Pengaruh Luas Penutupan Karang Hidup Terhadap Keragaman Ikan Karang

Bell dan Galzin (1984) mempelajari pengaruh persentase penutupan (oleh) karang hidup terhadap jumlah spesies dan individu ikan dengan mensensus ikan dari serangkaian karang, yang kekomplekan strukturnya dapat disamakan tetapi proporsi karang hidupnya berbeda, di laguna Mataiva Atoll, Kepulauan Tuamotu. Analisa regresi menunjukkan adanya hubungan positif yang nyata (P < 0,001) antara penutupan karang hidup dan jumlah total spesies, jumlah spesies dan jumlah individu. Perubahan luas penutupan karang hidup yang diduga sekecil 0 % sampai < 2 %, dan < 2 % sampai < 5 %, menyebabkan peningkatan secara nyata jumlah total spesies dan jumlah individu. Perubahan luas penutupan 0 % menjadi 2 sampai < 5 % menyebabkan peningkatan secara nyata jumlah spesies ikan karang. Keragaman spesies ikan Chaetodontidae, Pomacentridae, Labridae, Scaridae, Acanthuridae dan Gobiidae naik dengan meningkatnya luas penutupan karang hidup, sementara keragaman spesies ikan Apogonidae relatif konstan. Banyak di antara 115 spesies ikan tercatat melakukan diskriminasi terhadap lokasi-lokasi dengan luas penutupan karang hidup berbeda; 68 % hanya ditemukan pada lokasi dengan beberapa karang hidup, sementara 29 % umum ditemukan pada lokasi dengan atau tanpa karang hidup, dan 3 % hanya ada pada lokasi di mana semua karang telah mati. Komposisi spesies pada lokasi dari zona penutupan karang hidup yang sama lebih serupa satu sama lain dibandingkan pada lokasi dari zona-zona yang berbeda.

Baca juga
Terumbu Karang Buatan : Pengaruh Terhadap Komunitas Ikan

Keragaman Makanan Ikan Karang

Bell dan Galzin (1984) mengulas beberapa literatur mengenai pengaruh karang hidup terhadap komunitas ikan karang. Hubungan antara kekomplekan topografi terumbu karang dan keragaman komunitas ikannya menunjukkan bahwa struktur komunitas ikan karang dapat dipengaruhi oleh kekomplekan fisik substrat. Meningkatnya luas permukaan meningkatkan keragaman tempat berlindung dan/atau tempat mencari makan, sehingga meningkatkan keragaman spesies. Ikan Pomacentridae merupakan pemakan plankton sedangkan Lutjanus fulvus memakan bentos pada substrat lunak. Ikan gobi, Amblygobius phalaena dan Amblygobius nocturnus, hidup dan diduga mencari makan pada substrat lunak di sekitar tepian terumbu. Di antara anggota kelompok ini yang memakan organisme yang berasosiasi dengan terumbu, apogonidae Cheilodipterus quinquelineatus merupakan predator generalis yang memangsa krustasea besar dan ikan kecil, sedang Chaetodon auriga dan Chaetodon ephippium memakan makanan yang paling beragam di antara famili chaetodontidae. Apogonidae, yang menunjukkan diskriminasi lemah dalam hal keragaman spesies antar zona karang, mencakup spesies generalis yang sangat bersifat makrofagik (pemakan makro) yang bermigrasi dari terumbu pada malam hari untuk mencari makan.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Perbandingan Komunitas Ikan Karang di Terumbu Alami dan Terumbu Ban

Chou et al. (1992) dalam Silvestre et al (1992) mengamati komunitas ikan karang di terumbu alami dan terumbu yang terbuat dari ban di perairan pesisir Brunei Darussalam. Terumbu ban terdiri dari 100 sampai 300 unit ban yang diikat longgar bersama-sama oleh seutas tali (sehingga membentuk profil rendah) dan kedua ujung tali diberati blok-blok beton. Terumbu ban ini kira-kira seluas 35.000 m2 yang menutupi basin berpasir dan dikelilngi oleh beberapa terumbu bercak alami kecil. Terumbu ban tampaknya menjadi semacam perluasan terumbu alami di sekitarnya, dikoloni oleh spesies terumbu alami dalam jumlah agak banyak. Rendahnya profil modul ban membuat lingkungannya mirip seperti terumbu alami, dengan sumber makanan dan tempat perlindungannya. Bagaimanapun, komunitas ikan, meskipun sama, tidak persis sama dengan terumbu alami seperti terlihat dari rendahnya kelimpahan dan keragaman ikan karang kecil penghuni-tetap seperti damselfish, ikan wrasse, dan ikan indikator butterfly fish.

Baca juga
Interaksi Antara Terumbu Karang, Ikan Karang dan Perikanan

Terumbu ban tampaknya menyediakan habitat bagi lebih banyak spesies ikan ekonomis penting seperti kerapu, kakap, ikan pisang-pisang dan sweetlip berukuran lebih besar, dibandingkan pada terumbu alami. Celah-celah besar yang disediakan oleh ban tampaknya menarik spesies-spesies besar, terutama kerapu dan kakap. Pergerakan alga dan organisme laut lain pada ban, besarnya jumlah ikan-ikan kecil (terutama Apogon spp., demselfish, wrasse kecil dan juvenil ikan lain) serta invertebrata lain yang hidup bebas menyediakan sumber makanan penting bagi ikan herbivora (ikan kakak tua dan beronang) maupun karnivora (kakap, carangidae dan kerapu). Bisa dilihat bahwa ada perbedaan kecil dalam hal komposisi spesies ikan karang di kedua habitat tersebut. Ikan sweetlip (Plectorhynchus) lebih melimpah di terumbu ban, sedangkan spesies kakap dan beronang yang banyak terdapat pada terumbu alami tampaknya digantikan oleh spesies lain di terumbu ban. Ikan pisang-pisang, bagaimanapun, tetap menjadi ikan ekonomis yang paling melimpah.

Pergantian Ikan Siang dan Ikan Malam Pada Komunitas Ikan Karang Di Daerah Tropis dan Daerah Beriklim-Sedang

Ebeling dan Hixon (1991) dalam Sale (1991) menyatakan bahwa pada terumbu tropis maupun terumbu di daerah beriklim-sedang, ikan karang menunjukkan siklus harian dalam hal aktivitas. Periode senja yang tenang menandai peralihan antara penghunian kolom air oleh spesies ikan khusus karnivora kecil dan herbivora yang aktif siang hari yang digantikan oleh spesies umum karnivora berukuran sedang yang aktif malam hari. Ikan pemakan-ikan (piscivora) berukuran besar paling aktif pada dan sekitar periode tenang ini ketika ikan-ikan kecil sangat mudah ditangkap. Struktur pola tingkah laku harian ini tampaknya paling baik pada komunitas ikan terumbu karang daerah tropis, dan struktur tingkah laku ini melemah pada komunitas ikan karang daerah beriklim sedang-hangat dan sedang-dingin, yang kurang beragam dan mencakup lebih sedikit spesies ikan karang dibandingkan daerah tropis.

Baca juga
Struktur Komunitas Ikan Karang

Kondisi Ikan Karang Setelah Kerusakan Terumbu Karang

Sale (1991) dalam Sale (1991) mengumpulkan informasi mengenai kondisi ikan karang setelah terumbu habitatnya mengalami gangguan. Angin badai dapat menyebabkan perubahan mendadak dan dramatis dalam hal karakteristik suatu terumbu, meskipun perubahan ini dapat juga sangat terbatas dalam kisaran setempat. Angin badai yang hebat dapat melenyapkan, bahkan membunuh, ikan karang dan gangguan ini sudah pasti menyebabkan perubahan lokal yang nyata dalam hal ciri-ciri habitat. Di daerah sub tropis seperti Florida, suhu yang lebih dingin daripada suhu musim dingin normal dapat menyebabkan kematian hebat ikan karang sehingga ada habitat yang kosong. Ikan karang tampaknya lambat memanfaatkan peningkatan ketersediaan habitat atau makanan setelah badai atau gangguan lain. Kematian karang yang luas, dengan sebab apapun, biasanya diikuti oleh perkembangan hamparan alga yang menumbuhi reruntuhan karang. Namun, perkembangan hamparan alga ini tidak mempengaruhi kepadatan spesies ikan herbivora di terumbu tersebut. Ledakan populasi bulu babi herbivora, Diadema antillarum, bisa menyebabkan kerusakan karang yang luas. Kematian akibat penyakit pada bulu babi tersebut di seluruh Karibia selama awal tahun 1980-an menyebabkan hamparan alga mengalami peningkatan kelimpahan yang cukup besar. Namun, peningkatan kelimpahan hamparan alga tersebut hanya memberikan sedikit peningkatan kelimpahan ikan herbivora lokal.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda