Senin, 18 Juni 2012

Faktor Penyebab dan Dampak Ledakan Populasi Alga

Arsip Cofa No. C 058

Peranan Bakteri Dalam Ledakan Populasi Dinoflagelata

Lee et al. (1990) meneliti distribusi flora bakteri laut dan spesies dinoflagelata di teluk Chinhae Bay yang terletak di bagian selatan Korea dari bulan Agustus 1989 sampai April 1990 dengan tujuan memperoleh informasi penting mengenai peranan bakteri laut dalam ledakan populasi (blooming) dinoflagelata. Sebanyak 251 galur bakteri laut telah diisolasi dari daerah penelitian. Di antara mereka, Flavobacterium spp. dan Acinetobacter spp. adalah yang paling dominan. Sebanyak 32 galur lainnya yang menyusun 13 % dari galur total adalah Erythrobacter spp. Berdasarkan karakter fisiologi, Erythrobacter spp. diidentifikasi sebagai Erythrobacter longus, Erythrobacter sp. (J-2) dan Erythrobacter sp. (J-8). Dari komunitas fitoplankton, 14 genus dan 29 taksa spesies dinoflagelata telah diidentifikasi. Gymnodinium sanguneum, Prorocentrum micans dan Prorocentrum minimum adalah spesies-spesies dominan musim panas. Bagaimanapun, Heterocapsa triquetra tampaknya menjadi spesies dominan pada bulan April. Kualitas air menunjukkan kondisi eutrofik (subur) atau hipereutrofik (sangat subur). Massa air yang kekurangan oksigen d temukan di air di atas dasar perairan pada bulan Agustus dan September.

Baca juga :
Upaya Mengatasi Eutrofikasi

Peranan Perubahan Lingkungan Dalam Ledakan Populasi Alga

Vieira et al. (1992) melaporkan bahwa beberapa teluk kecil di pesisir timur laut Amerika Serikat telah mengalami ledakan populasi mikroalga yang disebut “brown tide” (pasang coklat) selama musim panas 1985. Satu spesies chrysophyta kecil (2 – 3 mikron), Aureococcus anophagefferens, yang sebelumnya tak teridentifikasi, ditemukan bertanggung jawab atas ledakan populasi ini. Ledakan populasi plankton terjadi lagi di beberapa teluk selama musim panas 1986, kemudian berkurang pada tahun 1987 dan 1988, dan akhirnya lenyap pada tahun 1989. Penelitian terhadap penyebab ledakan populasi yang baru ini menunjukkan bahwa gangguan cuaca adalah salah satu penyebabnya. Lebih jelasnya, awal terjadinya kekeringan dan variasi regim angin mengakibatkan perubahan hidrologis di daerah-daerah yang dipengaruhinya. Perbandingan variabel-variabel lingkungan antara daerah yang mengalami ledakan populasi dan yang tidak selama tahun 1980-an menunjukkan adanya faktor-faktor regional dan lokal yang penting bagi permulaan dan penstabilan ledakan populasi. Sebuah model sistem dinamis telah dimanfaatkan untuk menentukan nilai-nilai ambang batas variabel-variabel kunci dan untuk membantu memahami mekanisme-mekanisme dasar yang memicu ledakan populasi yang tak dapat diramalkan semacam ini.

Baca juga :
Struktur Komunitas dan Dinamika Populasi Plankton

Pencemaran Memicu Ledakan Populasi Mikroalga

Marchetti (1990) dalam Vollenweider et al. (1992) mempelajari dua masalah utama berkaitan dengan perairan pesisir Adriatik bagian atas : apa yang disebut ledakan populasi alga dan gel atau ekskresinya. Masalah yang pertama mencakup reproduksi mikro alga secara tak terkendali yang menyebabkan terbentuknya massa materi hidup dalam jumlah sangat banyak sehingga airnya tidak layak untuk mandi (renang), dan pembusukan mikro alga ini menghabiskan banyak oksigen sehingga timbul kematian pada mahluk hidup penghuni dasar laut. Fenomena ini bukanlah hal baru di sepanjang pesisir Emilia-Romagna (Italia) tetapi menjadi makin parah selama 10 tahun terakhir dan sangat berhubungan dengan beban polusi dari sungai Po dan sungai-sungai kecil lainnya di sepanjang pesisir tersebut. Masalah yang kedua – dalam kaitannya dengan perairan pesisir Adriatik bagian atas selama musim panas 1988 dan 1989 – adalah disebabkan ekskresi materi-materi yang biasanya dikeluarkan sel alga untuk berbagai tujuan dan yang, pada kondisi yang belum sepenuhnya dipahami, dapat mencapai jumlah sangat banyak seperti yang terjadi pada musim panas 1989. Kesimpulan analisis ini adalah bahwa, walaupun terhadap masalah pertama telah dilakukan tindakan yang cukup berhasil dengan mengatasi sumber-sumber polusi, namun terhadap masalah kedua belum diambil tindakan yang cukup masuk akal.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Eutrofikasi dan Salinitas Rendah Menimbulkan Ledakan Populasi Alga

Vollenweider (1990) dalam Vollenweider et al. (1992) melaporkan bahwa proses eutrofikasi, yang berlangsung selama dua dekade di daerah pesisir Laut Adriatik Barat-laut, menunjukkan sifat-sifat siklus musiman. Pada musim dingin dan musim semi, ledakan besar populasi diatom biasanya terjadi sehinga menimbulkan apa yang disebut “dirty water” (perairan kotor), sedangkan pada musim panas ledakan populasi dinofalgelata menyebabkan “red tide” (pasang merah). Salinitas yang rendah dan masukan zat-zat hara yang banyak dari Sungai Po, Italia, serta sungai-sungai kecil lainnya mendorong timbulnya ledakan populasi alga ini. Kasus kehabisan oksigen di perairan dasar laut menyebabkan kematian ikan dan gangguan-gangguan lain yang berdampak buruk bagi perikanan. Ledakan populasi alga selama bertahun-tahun dan dua kejadian pembentukan lendir selama musim panas 1988 dan 1989 menjadi ancaman serius bagi industri pariwisata regional.

Baca juga :
Kematian Masal Ikan

Keracunan Akibat Ledakan Populasi Alga Hijau Biru

Hashimoto (1979), dengan mengutip beberapa peneliti, menyatakan bahwa tidak lebih dari 10 spesies alga hijau-biru bertanggung jawab atas ledakan populasi alga beracun, namun sejumlah besar spesies lain juga dapat menyebabkan ledakan populasi. Spesies yang paling bertanggung jawab adalah Microcystis aeruginosa dan kemudian Aphanizomenon flos-aquae. Microcystis aeruginosa bertanggung jawab atas lebih dari 50 % semua kejadian ledakan populasi alga. Telah dilakukan pengamatan pada tikus daya racun alga hijau-biru penyebab ledakan populasi. Racun dari Anabaena flos-aquae (atau Anabaena lemmermannii), salah satu penyebab ledakan populasi alga, dapat membunuh tikus dalam waktu singkat bila disuntikan atau diberikan lewat mulut kepada binatang itu. Burung air sangat kebal terhadap racun Microcystis, tetapi rentan terhadap racun Anabaena. Jadi ledakan populasi Anabaena kadang-kadang berbahaya bagi burung air karena daya acun akutnya.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda