Rabu, 14 November 2012

Bioekologi dan Budidaya Kepiting

Arsip Cofa No. C 102

Habitat dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla serrata)

Macnae (1968) menyatakan bahwa kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan satu-satunya kepiting portunidae yang secara khas ditemukan di hutan bakau. Ia hidup di dalam liang dan jarang terihat jauh darinya. Irisan melintang liang ini hampir selalu berbentuk elips; liang biasanya panjang, sampai 5 meter, dan turun melandai sampai ke “water table” (lapisan batuan di dalam tanah yang kedap-air). Kepiting ini paling banyak ditemukan di tebing teluk sampai garis air rendah di teluk itu, tetapi mereka juga bisa ditemukan di lantai hutan Bruguiera dan Rhizophora atau di antara akar-akar Avicennia dan Sonneratia pada zona hutan bakau yang mengarah ke laut; kadang-kadang liangnya bisa ditemukan di zona hutan bakau yang mengarah ke darat. Liang seperti ini mudah dikenali dari bentuk pintu masuk dan jumlah lumpur lunak yang dilemparkan di pintu masuk itu. Sepanjang tebing sungai dikabarkan kepiting ini naik ke arah hulu sampai jauh di atas pengaruh air asin. Scylla serrata terdapat di seluruh Indo-Pasifik barat yang meluas ke arah selatan sampai ke dekat Teluk Mossel di Afrika Selatan dan ke Port Jackson di Australia. Ia diaporkan ditemukan di Jepang, Cina dan di beberapa gugusan kepulauan Pasifik.

Baca juga
Klasifikasi, Morfologi, Distribusi dan Kelimpahan Krustasea

Migrasi, Reproduksi dan Distribusi Kepiting Bakau

Macnae (1968), berdasarkan laporan beberapa penelitian, mengulas migrasi dan distribusi kepiting bakau. Kepiting muda memasuki estuaria di sekitar Teluk Manila antara Juni dan Agustus dalam jumlah besar dan diduga bahwa kematangan seksual mungkin tercapai dalam satu tahun. Kepiting betina kadang bermigrasi untuk memijahkan larvanya atau kadang melepaskan larva ke air laut yang sedang surut. Distribusinya yang luas menunjukkan bahwa periode larva pelagisnya lama. Ada laporan penemuan beberapa individu kepiting yang hampir tak tercerna dalam lambung seekor ikan cucut macan (Galeocerdo cuvieri Agassiz) di Kanal Mozambik sekitar 20 km dari tepi paparan benua dan 50 km dari pantai Madagaskar. Dari fakta ini disimpukan bahwa kepiting tersebut juga hidup di tepi paparan benua karena kesegaran individu yang ditemukan dalam lambung ikan cucut itu menghilangkan kemungkinan bahwa mereka dimakan cucut di dekat pantai.

Macnae (1968) menambahkan bahwa di pantai di Inhaca, Scylla memiliki kisaran habitat yang luas. Nelayan lokal melaporkan bahwa kepiting-kepiting terbesar, hampir selalu betina, dikumpulkan dari liang yang terbuka saat pasang ekuinoktial sepanjang kanal di antara tebing-tebing pasir. Diduga bahwa kepiting bermigrasi ke bawah sejalan dengan pertumbuhannya; kepiting-kepiting kecil tertangkap jauh di atas teluk di dalam hutan bakau sedangkan kepiting-kepiting besar tertangkap di bagian teluk yang dekat laut dan di tepi hutan bakau. Individu yang diambil di dalam hutan bakau selalu berwarna gelap, biasanya hijau tua bertotol-totol, sedang individu yang ditangkap di kanal di Inhaca biasanya berwarna kecoklatan, bukannya kehijauan. Tampaknya bahwa, seperti kebanyakan kepiting portunidae lain, kepiting ini dapat mengubah warna sesuai dengan lingkungannya.

Baca juga
Pengaruh Suhu Terhadap Krustasea

Ganti Kulit dan Reproduksi Kepiting Bakau

Macnae (1968) mengutip laporan penelitian mengenai proses ganti kulit (molting) dan pertumbuhan kepiting bakau di Filipina. Kepiting berukuran 6 x 9 mm yang tumbuh menjadi ukuran 90 x 130 mm mengalami 12 kali ganti kulit dengan selang waktu yang meningkat dari 9 hari untuk dua stadium pertama yang diamati sampai 23 hari untuk stadium terakhir yang diamati. Periode total pemeliharaan dan penelitian tersebut adalah 5 bulan. Hal ini menyiratkan bahwa pada kondisi Filipina pertumbuhan kepiting bakau adalah cepat. Perkawinan berlangsung tepat setelah ganti kulit sementara kedua individu masih berkulit lunak. Telur dibawa ke mana-mana selama 17 hari dan menetas sebagai zoea.

Baca juga
Sedimen Terbaik Bagi Pertumbuhan Bakau

Ukuran Kepiting Bakau

Macnae (1968) melaporkan bahwa kepiting bakau (Scylla serrata) terkecil yang pernah ditemukan di estuaria Afrika Selatan memiliki panjang melintang karapas 20 mm. Yang terbesar mencapai lebih dari 200 mm, rata-rata untuk betina adalah sekitar 160 mm, untuk jantan sedikit lebih kecil. Di Srilangka ukuran rata-rata kepiting yang terlihat di pasar adalah sekitar 50 sampai 60 mm – hal ini mungkin disebabkan oleh penangkapan yang berlebihan. Di Australia dilaporkan bahwa kepiting betina mencapai ukuran 165 mm dan kepiting jantan 195 mm. Kepiting-kepiting yang diperoleh dari Vietnam berkisar dari sekitar 60 sampai 95 mm.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Pengelolaan Perikanan dan Kegagalan Budidaya Kepiting Bakau

Macintosh et al. (1993) melaporkan bahwa kepiting bakau Scylla serrata (Forskaal), merupakan salah satu sumberdaya ekonomi penting dalam ekosistem hutan bakau Ranong di pesisir Laut Andaman di Thailand selatan. Bagaimanapun, ada masalah overfishing (penangkapan berlebihan) yang serius yang menyebabkan nelayan makin banyak menjual kepiting di bawah-ukuran untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mempertahankan pendapatan nelayan. Populasi kepiting dan aktivitas penangkapan telah dipelajari untuk merencanakan pengelolaan perikanan kepiting bakau yang lebih baik, terutama perlindungan terhadap induk kepiting betina dan kemungkinan membudidayakan kepiting muda.

Kepiting yang bertelur selalu berukuran lebih dari 10 cm (lebar karapas), dengan kebanyakan kepiting betina matang gonad dalam kisaran ukuran 10,0 – 11,5 cm. Nilai-nilai indeks gonosomatik mencapai maksimum pada bulan September, dengan periode “membawa-telur” dan periode pemijahan dari Juli sampai Desember. Perlindungan kepiting betina dari tekanan penangkapan selama musim ini, ditambah batas ukuran kepiting yang boleh ditangkap kurang dari 10 cm, atau memelihara kepiting-kepiting tersebut untuk digemukkan di kolam, akan menghasilkan pemanfaatan sumberdaya yang lebih baik. Budidaya kepiting di Ranong dibatasi oleh faktor-faktor iklim, keberadaan tanah sulfat-asam dan ketiadaan pengetahuan teknis pada nelayan lokal. Percobaan pendahuluan untuk membudidayakan kepiting asal Ranong di daerah Surat Thani yang kondisinya lebih baik memberikan hasil yang terbatas. Meskipun demikian, perbedaan harga yang menyolok antara kepiting liar dan kepiting hasil penggemukan di kolam mendorong usaha budidaya kepiting bakau di Ranong.

Baca juga
Ganti Kulit (Molting) Pada Udang dan Kepiting

Uji Coba Kultur Masal Larva Kepiting

Charmantier-Daures dan Charmantier (1991) melaporkan bahwa planktonkreisel lintas-air, yang dirancang untuk budidaya lobster, yang terdiri dari tangki-tangki bundar bervolume 40 liter dengan dasar cekung, telah dimodifikasi untuk membudidayakan kepiting Cancer irroratus. Modifikasi utamanya adalah sebagai berikut : penggunaan sebuah saringan dengan ukuran lubang 280 mikron dan dipasang mengelilingi sistem arus-keluar; penyaringan air laut dengan saringan 50 mikron selama perkembangan larva kepiting dari tahap zoea 1 sampai zoea 5; tidak ada penyaringan setelah itu; kecepatan arus 2,5 – 3 liter/menit selama perkembangan dari zoea 1 sampai tahap awal megalopa, kemudian 1 – 1,5 liter/menit setelah itu. Pada kondisi ini, tingkat kelangsungan hidup sampai tahap megalopa adalah 69 %, sehingga menghasilkan lebih dari 10.000 megalopa.

Percobaan perbandingan pada kondisi statis, dengan penambahan antibiotik, menghasilkan tingkat kelangsungan hidup lebih rendah, jumlah total megalopa lebih sedikit serta ukuran zoea dan megalopa lebih kecil. Planktonkreisel yang telah dimodifikasi sangat sesuai untuk memproduksi megalopa, tetapi gagal mengatasi tingginya tingkat mortalitas yang terjadi selama peralihan metamorfosis dari megalopa ke tahap kepiting pertama. Tingkat kelangsungan hidup maksimal sampai tahap kepiting adalah 12,7 %. Penelitian lebih lanjut seharusnya dilakukan guna memperbaiki kondisi pakan dan rancangan tangki yang lebih sesuai dengan perilaku hidup di dasar yang ditunjukkan megalopa tahap akhir.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda