Minggu, 18 November 2012

Pemanfaatan Spirulina

Arsip Cofa No. C 103

Perkembangan Budidaya dan Pemanfaatan Spirulina di Cina

Wu et al. (1998) melaporkan bahwa pada awal tahun 1980-an, tingginya kandungan protein dalam Spirulina (Cyanophyta; alga hijau-biru) menarik perhatian beberapa ahli tanaman Cina. Spesies Spirulina diperkenalkan dari laboratorium asing atau diisolasi di Cina, termasuk Spirulina platensis, Spirulina maxima, Spirulina sabsala, Spirulina major, dll. Dua spesies yang dibudidaya saat ini, Spirulina platensis dan S. maxima, berasal dari Danau Chad Afrika dan Danau Texcoco Meksiko. Spirulina platensis lebih banyak dibudidayakan karena pertumbuhannya lebih stabil dan produksinya lebih mudah dikendalikan.

Penemuan, budidaya dan industrialisasi Spirulina merupakan sebagian dari prestasi paling penting dalam bidang studi budidaya alga di dunia sejak tahun 1960-an dari sudut pandang tingginya kandungan nutrisi, substansi bioaktif spesial, dan keberhasilan budidaya dalam sistem fotobioreaktor terbuka. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Spirulina dengan cepat menjadi makin populer di pasar yang mungkin terbesar di dunia, Cina. Produk Spirulina, terutama dalam bentuk tablet atau kapsul, membentuk pasar yang sangat bersaing, karena makin banyak konsumen yang merasakan manfaatnya dalam hal nutrisi dan pengobatan. Kebanyakan konsumen menganggap Spirulina sebagai obat kesehatan, tidak semata-mata sebagai makanan yang kaya nutrisi. Ratusan ton tepung Spirulina kering diekspor setiap tahun oleh beberapa perusahaan yang didirikan dalam lima tahun terakhir.

Baca juga
Fotosintesis Fitoplankton dan Pengaruh Faktor Fisika-Kimia

Spirulina Sebagai Makanan Manusia

Belay et al. (1993) menyatakan bahwa Spirulina ditemukan di banyak danau yang bersifat basa dengan pH sangat tinggi, yang kadang-kadang mencapai 11. Nilai pH seperti ini menghambat pertumbuhan sebagian besar alga lain. Spirulina telah lama digunakan sebagai makanan. Ada banyak laporan bahwa Spirulina dimanfaatkan secara tradisional sebagai makanan oleh orang-orang Aztek di Meksiko selama lebih dari 1.000 tahun. Alga ini juga dimakan oleh penduduk lokal di daerah Danau Chad. Perhatian terhadap Spirulina pada awalnya difokuskan terutama pada potensinya sebagai sumber protein dan vitamin. Spirulina mengandung protein sebanyak 60 – 70 % berdasar berat dan kaya akan vitamin, terutama vitamin B-12 dan pro vitamin A (beta karoten), mineral, terutama besi, dan merupakan salah satu dari sedikit sumber asam gamma-linolenat bagi manusia. Saat ini ada beberapa perusahaan yang memproduksi Spirulina dan menjual produknya sebagai suplemen makanan kesehatan di seluruh dunia. Produksi Spirulina komersial total tahunan saat ini untuk konsumsi manusia adalah sekitar 800.000 kg.

Baca juga
Pakan Alami Penaeus

Percobaan Pemanfaatan Spirulina Sebagai Pakan Misis Udang Penaeus

Cao dan Xiang (1992) menggunakan kultur Spirulina platensis sebagai satu-satunya pakan dalam pemeliharaan misis udang Penaeus orientalis yang dipelihara dalam kantong pemijahan. Alga Chaetoceros muelleri dipakai sebagai pakan kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa larva yang bertahan hidup pada setiap kelompok semuanya berkembang dari misis menjadi post larva pada hari keempat percobaan. Tingkat kelangsungan hidup, bagaimanapun, bervariasi pada kondisi pakan yang berbeda. Tingkat kelangsungan hidup larva yang diberi pakan Spirulina platensis hanya 8,7 %, yang makan Chaetoceros muelleri 28,7 % dan yang diberi pakan kedua jenis alga ini adalah 17,3 %. Kesimpulannya adalah bahwa Spirulina platensis bukanlah pakan yang ideal bila digunakan sendirian untuk misis Penaeus orientalis meskipun ia banyak mengandung protein.

Pemanfaatan Spirulina di Bidang Kesehatan

Belay et al. (1993) menyatakan bahwa Spirulina merupakan alga mikroskopik berfilamen yang kaya akan protein, vitamin, asam-asam amino esensial, mineral dan asam-asam lemak esensial seperti asam gamma-linolenat. Alga ini diproduksi secara komersial dan dijual sebagai suplemen makanan di toko makanan kesehatan di seluruh dunia. Sampai saat ini, perhatian terhadap Spirulina terutama ditujukan pada nilai gizinya. Bagaimanapun, baru-baru ini banyak orang meneliti kemungkinan adanya efek pengobatan pada Spirulina. Banyak studi pra klinis dan beberapa studi klinis menunjukkan adanya efek-efek pengobatan yang berkisar dari penurunan kadar kolesterol, penghambatan kanker sampai peningkatan sistem kekebalan, peningkatan populasi bakteri lactobacilli usus, penurunan daya racun logam berat terhadap ginjal serta perlindungan terhadap radiasi.

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Produksi Asam Linolenat dari Spirulina platensis

Cohen et al. (1993) menyatakan bahwa asam lemak poli tak jenuh, yaitu asam gamma-linolenat (18 : 3, omega 6), berpotensi sebagai bahan obat. Alga hijau biru Spirulina platensis bisa menjadi sumber yang bagus untuk memperoleh asam lemak ini karena konsentrasi asam gamma-linolenat bisa ditingkatkan dan dipekatkan dengan biaya murah. Peningkatan konsentrasi sel Spirulina platensis akan meningkatkan konsentrasi asam lemak sehingga konsentrasi asam gamma-linolenat juga ikut meningkat. Efek ini telah dimanfaatkan untuk meningkatkan lebih lanjut konsentrasi asam gamma-linolenat dari galur alga yang banyak memproduksi asam lemak ini. Pemisahan galaktolipida dan pemurniannya melalui pembentukan kompleks urea bisa menghasilkan pekatan asam gamma-linolenat dengan kemurnian lebih dari 90 %.

Baca juga
Perubahan Kadar Asam Amino Akiubat Perubahan Salinitas Lingkungan

Pengaruh Spirulina Terhadap Diabetes, Kegemukan dan Tekanan Darah Tinggi

Belay et al. (1993), berdasarkan beberapa penelitian, melaporkan bahwa fraksi Spirulina yang larut dalam air adalah efektif untuk menurunkan kadar glukosa dalam serum darah pada orang yang sedang berpuasa, sedangkan fraksi yang tak larut dalam air menekan kadar glukosa pada orang yang sedang mengkonsumsi glukosa. Dalam sebuah penelitian, dilaporkan bahwa pemberian 2,8 gram Spirulina sebagai suplemen makanan sebanyak 3 kali sehari selama 4 minggu menyebabkan berat badan pasien penderita obesitas (kegemukan) menurun secara nyata. Juga dilaporkan bahwa Spirulina menurunkan tekanan darah yang tinggi (hipertensi) pada tikus.

Baca juga
Struktur Komunitas dan Dinamika Populasi Plankton

Pemanfaatan Spirulina Sebagai Pelindung Radiasi

Belay et al. (1993) mengulas laporan penelitian mengenai pemanfaatan Spirulina sebagai pelindung terhadap radiasi. “Crude ethanol precipitate” (CEP; endapan etanol kasar) dari Spirulina platensis menunjukkan efek perlindungan terhadap radiasi, dan hal ini telah diteliti dengan menggunakan uji mikronukleus (mikro inti) dalam “polychromatic erythrocytes” (PCE, sel darah merah banyak-warna) pada sumsum tulang tikus. Pada sistem ini, ekstrak yang menyebabkan penurunan secara nyata frekuensi mikronukleus disinari dengan radiasi gamma. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa senyawa pelindung mungkin bertindak sebagai faktor penstabil DNA, dan mungkin menggerakan mekanisme penyingkiran radikal. Kemampuan CEP dalam mengurangi kejadian terbentuknya sel-sel sumsum tulang dengan inti sel berukuran mikro menunjukkan bahwa ia merupakan agen anti-mutagenik dan agen yang mendorong pemulihan-diri. Ada laporan tak diterbitkan dari dokter dan ilmuwan mengenai efek Spirulina sebagai pelindung radiasi berdasarkan percobaan pada anak-anak korban radiasi Chernobyl. Dalam penelitian yang melibatkan 49 anak-anak, umur 3 – 7 tahun, di Beryozovka, pemberian Spirulina selama 45 hari menyebabkan peningkatan agen penghambat sel-T dan hormon-hormon yang menguntungkan. Selain itu, radioaktivitas urin anak-anak tersebut menurun 83 %.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda