Rabu, 23 Januari 2013

Budidaya Belut : Reproduksi, Makanan, Pertumbuhan dan Ekskresi

Arsip Cofa No. C 128

Perkembangan Gonad Belut

Saowakoon et al. (2001) mempelajari biologi reproduksi belut rawa, Fluta alba, di kampus Fisheries Department, Rajamangala Institute of Technology, Surin, Thailand, dari Oktober 1999 sampai September 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antar jenis kelamin tidak dapat diamati. Rasio jenis kelamin antara belut betina dan jantan adalah 3,12 : 1. Gonosomatic Index (GSI) selama musim pemijahan adalah tinggi pada bulan April sampai Juni dan paling tinggi untuk belut jantan maupun betina pada bulan Mei. Koefisien nilai kondisi (K) untuk belut betina adalah tertinggi pada bulan Mei dan untuk belut jantan pada bulan Juni.

Baca juga :
Gonad Ikan dan Avertebrata

Pemijahan Buatan dan Perkembangan Embryo – Larva Belut

Guan et al. (1996) melakukan pemijahan buatan pada belut Monopterus albus (Zuiew) selama musim pemijahan ikan ini. Berbagai dosis luteinizing-hormone-releasing-hormone analogue (LHRH-A) diuji untuk merangsang ovulasi induk betina. Tidak ada perbedaan nyata dalam hal derajat-jam dan tingkat fertilisasi di antara ketiga dosis yang diuji (0,1; 0,2 dan 0,3 mikrogram LHRH-A per gram ikan). Larutan fertilisasi 0,3 % NaCl menghasilkan tingkat fertilisasi yang secara nyata lebih tinggi daripada ketiga nilai konsentrasi larutan lain (0,5 % NaCl, 0,65 % NaCl dan air). Lama fertilisasi yang berkisar dari 5 sampai 20 menit tidak menghasilkan perbedaan nyata dalam hal tingkat fertilisasi. Perkembangan embryo dan larva Monopterus albus diamati. Waktu penetasan telur Monopterus albus adalah sekitar 140 jam dalam kisaran suhu air 28 – 30 oC. Penggunaan Tubifex spp. sebagai pakan pertama untuk larva belut memberikan laju pertumbuhan yang lebih tinggi daripada dua jenis pakan lain, yaitu zooplankton dan pakan buatan.

Baca juga :
Pemijahan Buatan Pada Ikan

Pengaruh Vitamin A, C, D dan E Dalam Pakan Terhadap Gonad, Kekebalan dan Tulang Belut Sawah

Tan et al. (2007) melakukan penelitian dengan tujuan menentukan pengaruh vitamin A, D3, E, dan C dalam pakan terhadap perkembangan gonad, peroksidasi lipida dan respon kekebalan pada belut sawah Monopterus albus umur setahun. Percobaan pemberian pakan selama 6 minggu dirancang berdasarkan rancangan ortogonal L16(45) di mana diberikan empat vitamin, masing-masing dengan empat tingkat pemberian. Enam belas pakan dicampur dengan berbagai kadar vitamin dan diberikan secara acak kepada 16 kelompok ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pemberian vitamin E dalam pakan meningkatkan secara nyata (P = 0,05) gonadosomatic index dan menurunkan konsentrasi malondialdehyde dalam serum darah belut sawah. Peningkatan pemberian vitamin A dan C juga menunjukkan efek yang sama, tetapi perbedaannya tidak nyata secara statistik. Konsentrasi imunoglobulin M dalam serum darah meningkat secara nyata (P = 0,01) ketika pemberian vitamin C dalam pakan meningkat. Konsentrasi kalsium dalam tulang menunjukkan peningkatan secara nyata (P = 0,05) sejalan dengan peningkatan pemberian vitamin D3 dan A, tetapi konsentrasi fosfor tulang tidak terpengaruh oleh kadar vitamin dalam pakan.

Baca juga :
Keunggulan Tepung Cumi-Cumi Dibandingkan Tepung Ikan Dalam Memperbaiki Reproduksi dan Pertumbuhan Ikan dan Udang

Pengaruh Kadar Protein Dalam Pakan Terhadap Gonad dan Hormon Reproduksi Belut

Yuan et al. (2011) meneliti pengaruh rendahnya kadar protein pakan dalam makanan isokalori (berkalori sama) terhadap pembalikan jenis kelamin belut Monopterus albus dengan mengevaluasi konsentrasi estradiol dan testosteron, gonadosomatic index (GSI), rasio jenis kelamin dan struktur gonad pada berbagai tingkat jaringan. Ikan (berat awal rata-rata 9,50 ± 1,50 gram; jumlah belut 3 ekor per kelompok) diberi pakan sampai kenyang dengan lima jenis pakan praktis yang mengandung protein kasar sebanyak 100, 150, 200, 250 atau 400 gram per kg selama 15 bulan. Konsentrasi estradiol dan testosteron dalam serum darah ditentukan dengan radioimunoesei. Konsentrasi estradiol dan GSI meningkat secara nyata sedangkan konsentrasi testosteron menurun sejalan dengan peningkatan kadar protein pakan. Belut yang diberi protein 400 gram per kg pakan memiliki konsentrasi estradiol dan nilai GSI yang secara nyata lebih tinggi daripada belut yang diberi pakan berprotein rendah.

Konsentrasi testosteron pada belut yang diberi protein 100 gram per kg pakan secara nyata lebih tinggi dibandingkan pada ikan yang kadar protein pakannya lebih tinggi dari nilai tersebut. Pergeseran rasio jenis kelamin ke arah jantan dan intersex (peralihan jenis kelamin) terlihat ketika kadar protein pakannya berkurang. Dengan demikian, kadar protein pakan yang rendah bisa merangsang perubahan jenis kelamin dari betina ke jantan pada Monopterus albus. Penelitian ini menyediakan informasi penting bagi keberhasilan pengelolaan reproduksi dan mungkin bisa dimanfaatkan untuk budidaya spesies ikan ini (Yuan et al., 2011).

Ad (klik gambar untuk informasi lebih detil) :


Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan Belut

Saowakoon et al. (2002) mempelajari pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan belut rawa (Fluta alba) di dalam tangki beton bundar di Fisheries Department, Rajamangala Institute of Technology Surin, Thailand dari Juli sampai November 2000. Rancangan percobaan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Tiga tangki bundar ditebari belut sebanyak 30, 42 dan 54 ikan/tangki yang setara dengan 50, 70 dan 90 ikan per meter persegi, berturut-turut. Panjang awal belut adalah 30,50 cm dengan berat 15,01 gram. Belut diberi pakan berupa keong apel emas (Pomacea canaliculata) selama 5 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata dalam hal panjang akhir, berat akhir, laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate; SGR) dan laju pertumbuhan relatif (relative growth rate; RGR), dengan nilai 38,40; 37,97 dan 37,82 cm; 42,66; 41,56 dan 41,20 gram, 0,5803; 0,5675; 0,5609 persen dan 0,0390; 0,031 dan 0,0364 cm berturut-turut dalam semua tangki (P > 0,05). Tingkat kelangsungan hidupnya adalah 96,66; 95,23 dan 94,44 persen berturut-turut yang tidak berbeda nyata.

Baca juga :
Pengaruh Padat Penebaran Dalam Akuakultur

Kadar Protein dan Energi Dalam Pakan Merupakan Faktor Penting Penentu Pertumbuhan Belut

Qing et al. (2000) menggunakan metode rancangan ortogonal L9(34) untuk menyusun formula kombinasi sembilan pakan guna mengetahui kebutuhan protein, lemak, mineral dan energi umum pada belut Monopterus albus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein dan energi merupakan dua faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan Monopterus albus. Pesentase optimum protein, lemak, mineral dan karbohidrat adalah 35,7 %, 3 – 4 %, 3 % dan 24 – 33 %, berturut-turut.

Pengaruh Salinitas Terhadap Aktivitas Makan dan Ekskresi Belut

Zhou dan Qin (2007) melakukan percobaan dalam-ruangan untuk mempelajari pengaruh berbagai salinitas (0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 gram/liter) terhadap ritme makan dan lama ekskresi tinja pada belut Monopterus albus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas tidak memberikan pengaruh nyata (P > 0,05) terhadap ritme makan Monopterus albus, tetapi proporsi konsumsi makanan Monopterus albus secara nyata berbeda (P < 0,01) antar waktu dalam sehari. Monopterus albus hanya mempunyai satu puncak konsumsi makanan selama satu hari, sedangkan ekskresi tinjanya bervariasi sesuai dengan salinitas. Ada tiga gugus tinja yang diekskresikan pada salinitas 0, 2, 8, 10 dan 12 gram per liter, namun ada empat dan lima gugus tinja pada salinitas 4 dan 6 gram per liter, berturut-turut. Pada salinitas yang berbeda, waktu ekskresi tinja adalah berbeda secara nyata (P < 0,01); misal, untuk kelompok kontrol, waktu ekskresi tiga gugus tinja pertama adalah terlambat 4 – 25 jam bila dibandingkan pada kelompok-kelompok lain. Hasil penelitian ini menyediakan basis teori untuk pengelolaan pemberian pakan belut dan pengendalian kualitas air dalam budidaya Monopterus albus di perairan basa-asin dan di kolam yang dasarnya tanah.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda